Naruhito Resmi Dinobatkan Jadi Kaisar Jepang

naruhito-resmi-dinobatkan-jadi-kaisar-jepang

Tokyo, (Analisa). Kaisar Jepang Naruhito ber­janji akan melaksanakan kewa­jiban­nya sebagai simbol negara saat dirinya secara resmi men­de­klarasikan penobatannya, Selasa (22/10) dalam upacara yang dihadiri para kepala negara dan pembesar negara lainnya dari lebih 180 negara.

Naruhito (59) dan Permaisuri Ma­sako (55) lulusan universitas Har­vard, naik takhta pada Mei dalam upa­cara tradisi dan singkat, namun "So­kui no Rei" pada Selasa merupa­kan ritual yang lebih rumit, di mana dia secara resmi menya­ta­­kan kepada dunia tentang perubahan statusnya.

Naruhito menjadi kaisar Je­pang per­tama yang lahir setelah Perang Du­nia II. Dia naik takhta setelah ayah­nya, Akihito, menjadi raja Je­pang pertama yang turun takhta da­lam kurun waktu dua abad setelah adanya kekhawatiran bahwa faktor usia akan memper­sulit melakukan tugas resmi.

“Saya bersumpah akan ber­buat sesuai dengan konstitusi dan melak­sanakan tugas saya sebagai simbol negara dan menyatukan rakyat,” te­gasnya di depan sekitar 2.000 parti­sipan, termasuk Pa­ngeran Charles dari Inggris.

Suasana perayaan yang diu­mum­kan sebagai hari libur khusus di­warnai Topan Hagibis, yang mem­porak-porandakan Jepang 10 hari lalu. Bencana itu mene­waskan sedi­kitnya 80 orang dan memaksa penundaan rencana parade pera­yaan.

Sejumlah orang menunggu di pintu gerbang Istana Kekaisaran di tengah guyuran hujan. Mereka melambaikan bendera Jepang dan meneriakkan nama Naruhito saat dia masuk ke dalam mobilnya pagi ini. Antusiasme mereka dibalas lambaian tangan dan senyum Naruhito dari balik jendela.

Naruhito memulai acara Sela­sa tak lama setelah melaporkan peno­batannya kepada leluhur kekaisaran di satu dari tiga kuil di halaman ista­na, dengan menge­nakan jubah pu­tih dan hiasan kepala berwarna hitam.

Penobatannya disaksikan ang­gota keluarga kekaisaran lainnya dan para pejabat terkemuka, terma­suk Perdana Menteri Shinzo Abe.

Untuk upacara inti, Naruhito akan mengenakan jubah tradisio­nal dan hiasan kepala, sama seperti yang dilakukan sang ayah tiga dekade lalu. Upacara dimulai pukul 0400­GMT (11.00 WIB) di Matsu no ma, atau Hall of Pine di Istana Ke­kaisaran, ruangan paling ber­gengsi di istana, tempat dia secara resmi menggantikan sang ayah "dengan rasa hormat" pada 1 Mei.

Dia mendeklarasikan penobat­an­nya dari "Takamikura" - paviliun seting­gi 6,5 meter dengan berat seki­tar 8 ton - dengan pedang kuno dan permata, yang merupakan dua dari Tiga Harta Karun Suci, ditem­patkan di sampingnya.

Pedang dan permata bersama de­ngan cermin yang disebut Yata-no-Kagami, disimpan di Ise Grand Shrine, situs paling suci bagi agama Shinto Jepang.

Permaisuri Masako juga turut mendampingi dalam upacara ter­sebut, dengan menggunakan jubah tradisional dan singgasananya sendiri. (AFP/es/Ant/Rtr)

()

Baca Juga

Rekomendasi