Ekspektasi Pelonggaran Moneter Gerus Dolar AS

ekspektasi-pelonggaran-moneter-gerus-dolar-as

Singapura, (Analisa). Sebagian besar mata uang Asia melonjak terhadap dolar AS, Jumat (4/10), di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS (Fed) setelah data ekonomi yang lemah dari Negeri Paman Sam itu meningkatkan kekhawatiran seputar perlambatan pertumbuhan global.

Pasar saat ini fokus pada laporan tenaga kerja AS lainnya, termasuk data penyerapan tenaga kerja non pertanian (non-farm payroll) yang juga diprediksi akan menunjukkan tanda-tanda perlambatan, semakin meningkatkan harapan pelonggaran moneter Fed di masa mendatang. 

Di antara sejumlah mata uang Asia, won memimpin penguatan dengan kenaikan 0,8 persen. Disusul oleh dolar Taiwan dengan kenaikan 0,4 persen.

Won menguat sekaligus mengakhiri penurunan selama tiga sesi berturut-turut pekan ini setelah Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe bersedia untuk melakukan pembicaraan dengan Pemimpin Korea Utara meskipun peluncuran rudal oleh negara itu awal pekan ini telah meningkatkan risiko di wilayah tersebut.

Sebelumnya, perselisihan perdagangan antara Jepang dan Korea Selatan telah menekan won secara berkelanjutan di tengah perang perdagangan  AS-Tiongkok, mendorong mata uang Negeri Ginseng ini menjadi pemain regional terburuk tahun ini.

Dolar Taiwan beringsut lebih tinggi didukung oleh eskpor yang kuat pada September 2019 dibandingkan tahun sebelumnya. Taiwan, sebagai salah satu negara yang bergantung dengan eskpor mengalami lonjakan eskpor pada Agustus karena meningkatnya permintaan untuk smartphone mampu melawan dampak perang perdagangan AS-Tiongkok yang berkepanjangan.

Taiwan adalah salah satu pengekspor utama Asia, terutama barang-barang teknologi, dan tren ekspornya merupakan tolok ukur utama permintaan global akan produk teknologi di seluruh dunia.

Pasar keuangan di Tiongkok tutup karena libur nasional.

Rupiah meningkat terhadap dolar AS pada Jumat seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS (Fed).  Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan, laporan data ekonomi AS yang lemah telah memicu spekulasi pasar terhadap peluang pelonggaran moneter Fed. 

Indeks manufaktur AS yang dirilis oleh Institute for Supply Management (SIM) turun menjadi 47,8 persen pada September. Setiap angka di bawah level 50 menandakan perlambatan. Sementara itu, Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di sektor swasta AS pada September hanya meningkat 135.000, sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar dengan kenaikan 140.000.

Pada awal perdagangan rupiah dibuka pada 14.170

Pada pukul 10.00 rupiah berada pada level 14.130

Di akhir perdagangan rupiah berada pada tingkat 14.130, menguat dari perdagangan sebelumnya.

Kurs terakhir berbagai mata uang Asia terhadap dolar AS, tercatat sebagai berikut:

Dolar Singapura: 1,380, naik dari 1,383

Dolar Taiwan: 30,93, naik dari 31,05

Won Korea: 1196,80, naik dari 1206,00

Baht Thailand: 30,46, naik dari 30,56

Peso Pilipina: 51,64, naik dari 51,89

Rupee India: 70,86, naik dari 71,11

Ringgit Malaysia: 4,183, naik dari 4,186

Yuan Tiongkok: -

Di Tokio, yen masih melanjutkan kenaikan terhadap dolar AS pada Jumat didukung oleh tanda-tanda perlambatan ekonomi AS, dengan sektor jasa  yang lemah meningkatkan kekhawatiran bahwa negara ekonomi terbesar dunia itu diprediksi secara luas akan mengalami resesi. 

Sejumlah rilis data perlambatan ekonomi AS  semakin meningkatkan ekspektasi pasar akan pelonggaran moneter Federal Reserve AS (Fed) di masa depan, dengan investor yang masih menantikan data ekonomi AS lainnya seperti data penyerapan tenaga kerja non pertanian (non farm payroll). 

Dolar AS terakhir tercatat 106,78 yen, turun 0,1 persen dibandingkan dengan level sebelumnya.

Di London, euro kembali menguat terhadap dolar AS pada Jumat setelah data ekonomi AS menunjukkan perlambatan. Survei dari Institute for Supply Management (SIM) AS menunjukkan, indeks aktivitas non manufaktur negara itu turun menjadi 52,6 pada September, laju terlemah sejak Agustus 2016 dan jauh dibawah perkiraan 56,4 pada Agustus .

Ekspektasi pemotongan suku bunga Federal Reserve AS (Fed) terus meningkat karena negara ekonomi terbesar dunia itu dikhawatirkan akan jatuh ke dalam resesi akibat mencuatnya tanda-tanda perlambatan ekonomi AS.

Yen  Jepang: 107,03, naik dari 106,98

Franc Swiss: 0,9959, turun dari 1,0006

Dolar Kanada: 1,3301, turun dari 1,3336

Sterling terhadap dolar: 1,2302, turun dari 1,2372

Euro terhadap dolar: 1,0962, naik dari 1,0960

HARGA EMAS

Di Comex  New York, harga emas menguat pada pembukaan Jumat.

Kontrak Desember 2019 diperdagangkan pada level $1.514,30 per ounce, naik $0,03.

Harga spot kitco pada pukul 13.30 GMT (20.30 WIB) tercatat $1.500,30 per ounce, turun 0,30 persen.

Di London, harga emas meningkat pada Jumat di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS (Fed), dengan investor saat ini fokus pada data penyerapan tenaga kerja non pertanian  AS (non farm payroll).

Julius Baer, analis di Carsten Menke mengatakan, emas menguat didukung oleh tanda-tanda guncangan pertumbuhan global yang terus meningkat, dengan sektor manufaktur dan jasa AS yang melemah berkelanjutan. 

London, harga emas $1.508,81 per ounce, naik 0,3 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Harga perak tercatat $17,57 per ounce, naik 0,1 persen dari penutupan sebelumnya.

Di Singapura, harga emas naik selama empat sesi berturut-turut pada Jumat karena sentimen untuk safe-haven menguat setelah data ekonomi AS yang lemah meningkatkan kekhawatiran seputar pertumbuhan global, dengan fokus pasar saat ini tertuju pada data penyerapan tenaga kerja non pertanian AS yang akan menjadi indikator pelonggaran moneter Federal Reserve AS (Fed) di masa depan.

Di Singapura, harga emas $1.508,64 per ounce, naik 0,3 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Di Tokio, kontrak benchmark Oktober 2019 mencapai 5,178 yen per gram, melemah 14 dari penutupan sebelumnya. (Rtr/AP/AFP/ant/htb)

()

Baca Juga

Rekomendasi