Oleh: Rhinto Sustono. PESONA batu akik yang pernah fenomenal tak surut begitu saja. Meski penggemarnya memang menurun, tapi bagi pecinta akik sejati tak akan mudah berpaling. Apalagi kolektor yang memang selalu mengincar setiap akik dari jenis yang langka.
Bagi pecinta batu akik, tak lengkap rasanya penampilannya jika tanpa mengenakan sebentuk akik. Baik berupa cincin, gelang, maupun liontin kalung.
Selama beratus tahun, akik dominan dipakai kaum tua. Namun belakangan, sejak ‘demam akik’ beberapa tahun lalu, anak muda juga gandrung dengan pesona akik. Kegandrungan ini berlasan, sebab bukan hanya warna dan kualitas batunya yang mumpuni, tapi juga corak dan potongan akik yang memiliki style tersendiri.
Memiiki dan mengoleksi akik (batu alam) boleh jadi karena alasan yang bersifat pribadi. Namun pasti, alasan batunya yang cantik, tentu menjadi pertimbangan utama. Selain untuk menambah koleksi, alasan memiliki akik bisa juga karena nilai artistik yang tinggi, hingga kepercayaan bahwa dalam batu tersebut terdapat "sesuatu" yang membawa keberuntungan bagi pemakainya. Tak hanya itu, kini ragam batu akik pun bisa menjadi pelengkap fashion.
Batuan alami yang kerap dijadikan perhiasan, sering juga disebut sebagai batu kuarsa. Beberapa batu kuarsa yang dipilih untuk dijadikan gelang, misalnya smoky quartz (batu kinyang asap), hematite, onyx, black tourmaline, brecciated jasper, dan lainnya.
Kecuali pictorial agate (batu bergambar) yang punya kelebihan dan keunikan tersendiri, ada jenis lainnya yang juga memiliki corak unik. Tak lain adalah batu sisik naga. Jenis batu yang banyak ditemukan di Enrekang, Sulsel ini, tak hanya diminati di dalam negeri, masyarakat manca negara juga kerap memburunya.
Tidak berbeda dengan jenis akik lainnya. Batu sisik naga juga punya banyak varian, yang tentu saja sebuan varian ini ditentukan warna, corak, hingga kekemilauannya.
Sebagai jenis batu yang juga menjadi primadona, awalnya ditemukan haya di beberapa negara saja, yakni di Selandia Baru dan Rusia. Belakangan, justru batu sisik naga asal Indonesia-lah yang dinilai memiliki kualitas terbaik.
Karena kelangkaannya, batu sisik naga asal nusantara ini pun melambung harganya. Apalagi yang varian sisik naga emas. Sepintas, varian ini hamper sama dengan batu sisik naga madu. Namun jika dicermati, kedua varian ini memiliki perbedaan sifnifikan.
Varian lain dari batu sisik naga, yakni yellow dragon scale stone (sisik naga kuning), sisik naga serat padat, sisik naga merah, sisik naga bule, sisik naga kura-kura, dan sisik naga merah madu. Kemudian ada juga sisik naga serat hitam, sisik naga ungu, dan terkahir sisik naga hijau.
Sisik naga kuning memunculkan warna sangat cantik. Dominasi kuning pada varian ini disempurnakan dengan garis putih seratnya. Sedangkan sisik naga serat padat terlihat transparan dengan seratnya yang hitam. Varian ini memiliki daya pikat yang tinggi bagi pecinta akik.
Untuk sisik naga merah, terlihat menyala dan seratnya yang padat hanya terlihat lebih jelas jika diberi pencahayaan. Lain lagi sisik naga bule, warnya tidak terlalu tua, yakni coklat berserat putih susu yang tidak terlalu padat.
Varian yang unik lainnya, sisik naga kura-kura. Seperti namanya, batu ini memang terlihat seperti cangkang kura-kura. Ada juga sisik naga merah madu yang terlihat seperti warna madu pada umumnya. Sepintas menyerupai batu sisik naga emas.
Dari sejumlah varian batu sisik naga, yang paling terlihat cocok dikenakan kaum pria adalah varian batu sisik naga hitam. Kepekatannya berpadu pula dengan serat putih. Perpaduan inilah yang menambah daya tarik akik sisik naga serat hitam.
Pada dua varian lainnya, yakni batu sisik naga ungu dan batu sisik naga hijau, akan sangat terlihat indah jika dikenakan wanita. Tak hanya dibuat sebagai cincin, para wanita muda bisa saja mengenakan kedua varian ini sebagai giwang, liontin, bros baju dan bros jilbab, hingga gelang untuk menghiasi pergelangan tangannya.