Cara Penderita Trikotilomania Meredakan Stres

cara-penderita-trikotilomania-meredakan-stres

Oleh: dr Yulia Ng.

Trikotilomania ada­lah gang­guan mental di mana penderitanya me­miliki do­rongan tidak tertahankan un­tuk mencabuti rambutnya. Umum­nya dorongan ini muncul ketika pen­deritanya mengalami stres atau cemas. Mencabuti rambut adalah cara yang dilakukan penderi­ta trikotilomania dalam me­redakan stres atau cemas.

Selain di kepala, penderita triko­tilo­mania juga memiliki kecen­de­rungan untuk menca­buti rambut di ba­gian-bagian tubuh lain, seperti alis dan bulu mata. Trikotilomania yang tidak mendapatkan pe­nanganan dengan tepat ber­potensi menyebabkan kom­plikasi berupa kerusakan pa­da kulit atau Sindrom Ra­pun­zel.

Penyebab pasti trikotilo­ma­nia ma­sih belum diketa­hui. Namun, terdapat bebe­rapa hal yang dapat memicu tim­bulnya trikotilomania, yakni:

• Memiliki kebiasaan bu­ruk lain­nya, seperti mengisap jempol.

• Kekurangan hormon serotonin yaitu hormon yang berperan dalam me­ngatur emosi.

• Memiliki penyakit yang dise­bab­kan gangguan sistem saraf, seperti Par­kinson atau demensia.

• Kelainan struktur dan me­ta­bo­lisme otak.

• Terdapat anggota keluar­ga yang me­miliki riwayat trikotilomania atau gangguan mental lainnya.

• Anak-anak yang menje­lang re­maja (10-13 tahun) adalah yang paling berpotensi menderita kondisi ini.

• Memiliki permasalahan mental lain, seperti gangguan obsesif komp­ulsif (OCD).

Gejala dan Diagnosis

Tidak ada tes khusus yang digu­nakan dalam mendiag­nosis trikotilo­ma­nia. Untuk mendiagnosis kondisi, dok­ter akan menanyakan gejala ser­ta memeriksa tanda yang muncul.

Berikut gejala dan tanda yang muncul pada penderita trikotilomania:

• Mencabuti rambut secara beru­lang, baik rambut kepa­la, alis, atau area lain.

• Terasa puas dan lega se­telah men­cabut.

• Memiliki semacam ke­biasaan ter­tentu yang selalu dilakukan sebe­lum mencabut rambut, misalnya me­milih rambut yang akan dicabut.

• Selalu tidak berhasil me­nahan do­rongan untuk men­ca­but rambut.

• Memainkan atau meng­gesekan ram­but yang telah di­cabut pada area tu­­buh ter­tentu, seperti wajah atau bi­bir.

• Mengalami gangguan dan ke­su­litan dalam kehi­dup­an sosial.

• Terdapat rasa cemas yang muncul sebelum men­ca­buti rambut atau ketika me­­nahan untuk tidak melaku­kan­nya.

Penderita trikotilomania juga ter­kadang mencungkil kulitnya, meng­gi­git kuku jari, dan menggigit bibir. Suka mencabut bulu yang ada pada hewan, boneka, atau benda lain seperti baju, juga dapat menjadi tanda tri­kotilo­ma­nia.

Gejala trikotilomania da­pat muncul ketika penderita merasa tegang atau stres. Namun, kadang gejala juga bisa muncul tanpa disadari.

Pengobatan

Dalam mengobati trikoti­lomania, pa­sien dianjurkan untuk melakukan te­rapi de­ngan psikiater. Pengobatan tri­kotilomania akan terfokus pada peru­bahan perilaku. Pa­da dasarnya, tri­­kotilomania diatasi dengan menga­lih­kan tindakan mencabut rambut ter­sebut menjadi suatu akti­vitas yang tidak berdampak buruk.

Pasien diharapkan meng­amati, ser­ta mengidentifikasi kapan dan di ma­na biasanya dorongan untuk mencabut ram­but muncul. Kemudian, pasien akan diarahkan untuk bisa menenang­kan diri ketika dorongan tersebut mun­cul, dan menggantinya dengan akti­vitas lain agar dorongan mencabut ram­but teralihkan dan hilang. Bebe­rapa cara yang biasanya dilakukan pen­derita trikotilomania da­lam meng­alihkan dorongan meliputi:

• Meremas stress ball atau benda sejenis.

• Mengucapkan atau mene­riakkan suatu kalimat atau kata secara beru­lang, sehing­ga menjadi dorongan un­tuk tidak mencabut rambut.

• Mandi atau berendam dengan sua­sana yang mene­nangkan untuk me­redakan perasaan gelisah atau cemas yang muncul.

• Belajar teknik pernapas­an yang ber­manfaat mene­nangkan dan mere­da­kan ge­jala ketika kambuh.

• Rutin berolahraga.

• Memotong rambut men­ja­di pendek.

• Memainkan alat yang da­pat meng­alihkan kegeli­sah­an, seperti fidget cube.

Selain itu, obat-obatan antidepre­san golongan serotonin reuptake inhi­bitor (SSRI) juga dapat digunakan un­tuk meredakan gejala trikotilomania. Obat-obatan tersebut dapat digunakan se­­bagai obat tunggal atau di­kom­bi­na­sikan dengan obat antipsikotik, se­perti olanza­pine dan aripiprazole.

Dosis penggunaan obat SSRI pada tiap pasien berbe­da-beda, tergantung usia dan keparahan kondisi. Konsul­ta­sikan dengan dokter sebe­lum meng­gunakan obat.

Pencegahan

Belum ada upaya yang ter­bukti mam­pu mencegah tri­kotilomania. Na­mun, mema­hami manajemen stres mung­­kin dapat membantu menu­run­kan risiko terjadinya tri­kotilomania. Be­rikut adalah bentuk menejemen stres:

• Berperilaku positif.

• Tidak memendam pera­sa­an atau pendapat.

• Mempelajari metode relaksasi, seperti yoga.

• Rutin berolahraga.

• Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

• Belajar disiplin dan me­miliki manajemen waktu yang baik.

• Berani menolak pada permintaan yang dapat me­mi­cu stres.

• Menyediakan waktu luang untuk melakukan hobi atau aktivitas yang menarik.

• Mencukupi waktu untuk tidur dan beristirahat.

• Jangan mengandalkan alkohol atau obat-obatan untuk meredakan stres.

• Mencari dukungan so­sial. Luang­kan waktu dengan seseorang yang bisa mem­buat Anda nyaman.

• Menerima bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa dikendalikan.

()

Baca Juga

Rekomendasi