
DMZ adalah sebidang tanah sepanjang 250 kilometer dan lebar empat kilometer yang membentang melintasi Semenanjung Korea. Saat ini banyak dibentengi dengan kawat berduri, dengan deretan kamera pengintai dan pagar listrik.
Perbatasan itu dibuat setelah penandatanganan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
Sekitar 6,5 juta pengunjung datang ke DMZ setiap tahun untuk mengintip melalui pagar di Korea Utara (Korut). Namun, berkat perbaikan hubungan baru-baru ini antara kedua Korea, jalur hiking sedang dibangun di DMZ dekat kota perbatasan Cheorwon dan Paju. Pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah lama merencanakan "sabuk pariwisata ekologis" di daerah itu.
Karena area ini sangat terpencil, kawasan itu menjadi cagar alam yang masih asli. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Korsel, ada lebih 5.097 spesies hewan dan tumbuhan di zona tersebut.
Red-crowned crane dan black-faced spoonbill adalah beberapa jenis burung langka yang dapat ditemukan di DMZ. Red-crowned crane adalah salah satu yang paling langka di dunia, dan diklasifikasikan sebagai hewan terancam punah sesuai International Union for Conservation of Nature. Populasi globalnya diperkirakan berjumlah sekitar 3.050.
Burung juga bermigrasi melalui DMZ ke Mongolia, Tiongkok, Rusia, Filipina, dan Australia. Hewan lain seperti Amur goral, Hering Cinereous dan Eurasia lynx telah terlihat di daerah tersebut.
Sehubungan dengan kondisi DMZ yang masih asri, Korsel pada Selasa (24/9) mengusulkan untuk mengubah zona berpenjagaan paling ketat yang memisahkannya dari Korut menjadi "zona perdamaian internasional" untuk menjamin perdamaian di semenanjung tersebut.
Jembatan bangsa
Presiden Moon Jae-in menyampaikan visinya buat DMZ dalam pernyataan sebelum pertemuan para pemimpin dunia buat Sidang Majelis Umum PBB di New York.
"Perbatasannya menetapkan strategi yang ditetapkan 70-tahun konfrontasi militer, tapi secara bertolak-belakang zona itu telah menjadi harta karun ekologi murni," jelas Moon di dalam pernyataan dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu.
"Itu telah menjadi ruang simbolis yang terpusat pada sejarah meliputi tragedi perpecahan sebagaimana diwujudkan daerah keamanan gabungan, pos penjaga dan pagar kawat berduri, serta kerinduan bagi perdamaian," tandasnya. "DMZ adalah warisan umum umat manusia dan nilainya harus dibagi dengan seluruh dunia."
DMZ telah memecah kedua Korea selama 66 tahun setelah penandatanganan gencatan senjata yang menghentikan permusuhan di Semenanjung Korea pada 1953.
Moon mengatakan segera setelah perdamaian Seoul dan Pyongyang dicapai, dia akan bekerja untuk membuat DMZ dijadikan lokasi warisan dunia UNESCO.
Jika "zona perdamaian internasional" dibentuk, "semenanjung tersebut akan berkembang jadi jembatan bangsa yang menghubungkan benua itu dan samudra, dan memfasilitasi perdamaian dan keamanan," kata Moon.
"Pembentukan zona perdamaian internasional akan menyediakan jaminan institusional dan nyata bagi keamanan Korea Utara. Pada saat yang sama, Korsel juga akan bisa meraih perdamaian yang langgeng," imbuhnya.
Ada ratusan ribu ranjau anti-personel yang diperkirakan di daerah tersebut, dan Moon mengatakan Korsel akan memerlukan waktu 15 tahun untuk menghilangkannya jika bertindak sendirian. (anc/anadolu/rtr/tst/es)