Edy Rahmayadi Optimis, Investasi di Sektor Agraria Bisa Meningkat

edy-rahmayadi-optimis-investasi-di-sektor-agraria-bisa-meningkat

Analisadaily (Medan) - Peluang investasi di Sumatera Utara secara kasat mata, cukup menjanjikan dengan berbagai potensinya, baik wilayah maupun demografi. Namun, dibutuhkan upaya untuk meyakinkan para pemodal, khususnya dari luar negeri mendapatkan informasi jelas tentang seluruh aspek.

Dalam hal meyakinkan pemodal diperlukan kerja keras, mulai dai pemerintah provinsi, kabupaten/kota hingga masyarakat. Dalam konteks ini adalah bagaimana menyiapkan database atau basis data tentang potensi daerah.

“Pertama kita harus yakin dulu. Kedua adalah kejujuran menyikapi berbagai perkembangan. Kalau tidak jujur, kita akan sulit maju. Terakhir, kita tidak boleh menyerah. Karena kalau dilihat dari segi potensi, Sumut ini menjanjikan benar, apapun kita punya,” Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi diacara Capacity Building North Sumatera Invest di Gedung Bank Indonesia Sumut, Selasa (8/10).

Ia meminta agar semua pihak terkait, bisa bergerak dan bekerja keras menyiapkan data. Tanpa itu, menurutnya, akan sulit meyakinkan pemodal menanamkan uangnya di Sumut.

Ia pun optimis hingga akhir tahun ini, investasi bisa meningkat seiring upaya meyakinkan dari pemerintah daerah baik provinsi serta kabupaten/kota, terutama sektor agraria.

“Makanya, kita harus pastikan investor percaya pada kita, dan kita bisa meyakinkan mereka. Tapi yang terpenting adalah sektor agraria. Dari dulu habitat daerah ini agraris, kembalikan ke sana. Jangan sibuk dengan yang lain. Itulah prioritas,” ujarnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat menyebutkan, kegaitan ini sebagai upaya meningkatkan kapasitas para aparatur negara dalam menyiapkan data, terkait potensi investasi di seluruh kabupaten/kota. Pesertanya dari Bappeda, Biro Perekonomian dan  Asisten Bidang Perekonomian se-Sumut.

Karena tujuannya, lanjut Wiwiek menjelaskan, North Sumatera Invest bisa lebih aktif lagi dalam meningkatkan investasi. Karena data 2019 menunjukka, pertumbuhan investasi dari PDRB yang ditunjukkan BPS, hanya setengah dari tahun lalu, sekitar 6 persen.

“Padahal tahun lalu, bisa 11-12 persen. Artinya ada sesuatu yang salah di sini,” ucap Wiwiek.

Wiwiek mengungkapkan tentang kesiapan basis data seperti proyek apa yang siap untuk dibiayai para pemodal. Sehingga dapat diketahui, dari segi mana pemodal akan menanamkan sahamnya di Sumut.

“Tetapi mereka tidak tahu, darimana mulainya, karena tidak ada data. Di semua kabupaten/kota kita tidak dapat. Orang mau datang kan harusnya tinggal tanya satu pintu, dikasi semua informasi mengenai proyek apa yang ada dan posisinya seperti apa,” sambungnya.

Dari situ, kata Wiwiek, ada tiga program penyusunan data yang digagas yakni blue book, green book dan brown book. Pertama tentang data pada tataran yang paling rendah, terkait dengan data informasi proyek yang akan ditawarakan kepada investor.

“Kedua itu lebih lengkap lagi. Sudah ada  feasibility study (studi kelayakan) hitungannya dan sudah ada data mengenai tanah serta status tanah seperti apa. Ketiga buku coklat, berisi semua data dan informasi, baik dari sisi tataran makro, ekskalasi, PDRB dan ketenagakerjaan seperti apa. Ditambah dengan proyek apa yang sudah siap. Ini yang akan kita kejar. Karena tujuan kita ke situ,” paparnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi