RI-Singapura Sepakati Tujuh Sektor

ri-singapura-sepakati-tujuh-sektor

Jakarta, (Analisa). Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long sepakat mening­katkan kerja sama pada tujuh sektor yang terangkum dalam sejumlah bidang seperti keamanan, ekonomi dan pendidikan.

"Pertama, Indonesia menyambut kerangka negosiasi untuk 'flight information region' (FIR atau kendali ruang udara) yang sudah disepakati kedua negara. Indonesia menghormati Singa­pura untuk mengawasi wilayah udara­nya, maka tim teknis kami sudah me­mulai negosiasi dan saya men­dorong agar dipercepat," kata Pre­siden Jokowi di Istana Singapura, Selasa (8/10).

Presiden Jokowi dan PM Lee Hsien Loong bertemu dalam Leader's Retreat yang berlangsung setiap tahun sejak 2017. Pada pertemuan tersebut kedua kepala pemerintahan dan para menteri­nya membahas hingga per­soalan teknis di berbagai bidang.

"Kedua, untuk meningkatkan kerja sama keuangan antara bank sentral ke­dua negara, dalam pengelolaan likuiditas valas (bilateral liquidity management arrangement)," tambah Presiden Jokowi.

Ketiga, Presiden menyambut me­ningkatnya perusahaan yang ikut ber­partisipasi dalam pengembangan ka­wasan industri Kendal dan Nongsa Digital Park di Batam.

"Kami menyambut baik tindak lanjut leader's retreat tahun lalu termasuk pe­ningkatan 'tenant' di Ka­wasan Industri Kendal, pembangunan Nongsa Digital Park karena Singapura telah mendukung dibukanya peru­sahaan Pegatron di Ba­tam," tambah Presiden.

Sedangkan keempat, kedua negara sepakat untuk mendorong kerja sama bilateral di bidang investasi dan perda­gangan.

"Kelima, di bidang infrastruktur, Indonesia menawarkan kerja sama pen­danaan infrastruktur termasuk ke­reta api Makassar-Parepare dan ban­dara Labuan Bajo," ungkap Presiden.

Keenam, kedua negara mening­kat­kan pendidikan vokasi termasuk ope­rasionalisasi politeknik Kendal dan RISING (Republic of Indonesia and Singapore) Fellowship.

"Terakhir (ketujuh), kami sepakat mendorong ekonomi digital di bidang fintech (financial technology, e-commerce, layanan data, pengembangan 'techno park' dan 'regional innovation hub'," tambah Presiden Jokowi.

Sedangkan PM Lee Hsien Long me­ngatakan hubungan ekonomi Indonesia-Singapura semakin menguat karena Singapura adalah investor ter­besar Indonesia sejak 2014. Bukti­nya, kawasan industri Kendal telah bernilai 8 juta dolar AS dihuni 60 perusahaan dan di­perkirakan men­ciptakan tujuh juta lapangan kerja.

"Kami juga akan meningkatkan kerja sama jangka panjang yaitu di Kawasan Batam-Bintan-Karimum yang dapat mendukung para penum­pang dari Bandara Changi. Selain itu kami juga akan meningkatkan kerja sama di bi­dang ekonomi digital dengan penan­datanganan 'digital national single window," kata PM Lee.

Sedangkan di bidang keamanan, PM Lee mengharapkan penyelesaian nego­siasi FIR.

"Dalam bidang managemen ka­wasan udara khususnya FIR, kita telah menyepakati kerangka diskusi me­nge­nai hal ini," ungkap PM Lee.

Presiden Jokowi dan PM Lee dalam pertemuan itu juga menyaksikan pe­nan­datanganan dua dokumen kerja sama yaitu perjanjian pertukaran data elektronik fasilitasi dan pengamankan perdagangan serta nota kesepahaman mengenai kerja sama kearsipan.

Perjanjian pertukaran data elek­tronik yang diteken Menteri Ke­uangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menkeu Singapura Heng Swee Keat

Perjanjian kedua adalah penanda­tanganan nota kese­pahaman kerja sama selama tiga tahun ke depan antara Arsip Nasional RI dan Arsip Nasional Si­ngapura. Perjanjian itu memungkinkan kedua lembaga untuk berbagi penge­tahuan arsip mengenai sejarah dan budaya.

Mendampingi Presiden Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pereko­nomian Darmin Nasution, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menko Bidang Ke­maritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menlu Negeri Retno P Marsudi, Men­hub Budi Karya Sumadi, Menhan Rya­mizard Ryacudu, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Natsir, Men­perin Air­langga Hartarto, Mendag Enggar­tiasto Lukito, Sekretaris Ka­binet Pra­mono Anung, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong. (Ant)

()

Baca Juga

Rekomendasi