
PROFESOR Rose Amal (Thio Lu Chin) asal Medan dan saat ini bekerja di Unversitas New South Wales (UNSW) menerima penghargaan New South Wales (NSW) Scientist of the Year 2019 di di Sydney Australia, Selasa (29/10).
Premier NSW Gladys Berejiklian menyerahkan penghargaan ini serta hadiah uang sebesar 60.000 dolar Australia kepada Profesor Rose Amal di Gedung Pemerintahan Sydney. NSW Scientist of the Year adalah penghargaan ini diberikan pemerintah NSW Australia untuk ilmuan yang memiliki kontribusi dan pengaruh yang besar terhadap sains dan teknologi bagi kemajuan masyarakat di negara bagian New South Wales Australia.
"Saat saya pertama sekali datang ke Australia dari Indonesia lebih dari 35 tahun yang lalu, saya tidak pernah membayangkan akan menerima penghargaan ini" kata Rose Amal.
"Riset ilmiah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Ini adalah kebahagiaan bagi saya bisa terlibat dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Saya mendedikasikan penghargaan ini untuk mentor saya dan anggota group riset saya yang telah bekerja keras untuk menemukan ilmu pengetahuan baru untuk perkembangan planet kita dan bagi yang tinggal di dalamnya saat ini dan di masa depan".
Gladys Berejiklian mengatakan, penghargaan ini adalah kesempatan untuk merayakan kontribusi yang luar biasa yang diberikan ilmuan dan insinyur negara bagian NSW bagi kehidupan kita sehari-hari. "Pemerintahan negara bagian NSW akan terus mendukung ilmuan dan insinyur terbaik kita untuk memastikan pemikiran inovatif mereka bisa diterjemahkan menjadi solusi yang penting bagi tantangan perubahan di negara bagian kita," tambahnya.
Rose Amal merupakan pionir dan pemimpin di bidang teknologi partikel, foto-katalis, dan fungsi nano-material yang telah memberikan kontribusi besar bidang terkait selama 25 tahun terakhir. Riset yang dilakukannya mencakup fundamental kimia sampai dengan aplikasi teknik kimia, dari sains material dan riset nano sampai bidang foto-kimia.
Selama satu dekade terakhir, Rose Amal telah berhasil menarik sumbangan lebih dari 25 juta dolar Australia bagi Universitas New South Wales (UNSW) Sydney dari Australian Research Council dan partner dalam industri.
Rose Amal telah mempublikasikan lebih dari 350 artikel bidang sains. Dia berhasil membimbing lebih dari 50 mahasiswa tingkat doktor (S-3), lima mahasiswa tingkat master (S-2) dan lebih dari 100 mahasiswa dalam bidang yang berhubungan dengan lingkungan dan teknologi energi, termasuk 10 pemegang medali universitas dan lebih dari 30 orang pascasarjana dari Australia dan internasional.
Rose Amal adalah salah satu tokoh wanita yang inspiratif dalam dunia sains. Rose Amal lahir di Medan tahun 1965 adalah putri dari pasangan Ali Amal alias Thio Kok Lie dan Yanty alias Lim Giok Yen. Rose Amal menyelesaikan pendidikan di SMA Santo Thomas Medan tahun 1983, kemudian melanjutkan pendidikan S-1 dan mendapatkan gelar sarjana teknik kimia di Universitas New South Wales (UNSW), Australia. Rose Amal melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar Ph.D dalam bidang teknik kimia di universitas yang sama pada tahun 1991.
Karir Rose Amal dimulai di UNSW sebagai dosen di fakultas teknik. Selanjutnya pada tahun 1997 menjabat sebagai direktur pusat teknologi partikel dan katalis dan selanjutnya menjadi professor penuh pada tahun 2004. Beberapa jabatan penting pernah dipegang oleh Rose Amal seperti Ketua ARC College of Experts on Environment Science and Engineering, Inaugural Director Center for Energy Research and Policy Analysis, Ketua ARC-ERA Research Evaluation Committee in the Engineering and Environmental Sciences Cluster, Direktur ARC Centre of Excellence for Functional Nanomaterials. Selain itu, Rose Amal juga merupakan anggota Fellow of Australian Academy of Technological Sciences and Engineering (FTSE) and the Australian Academy of Science (FAA).
Berbagai penghargaan telah diterima Profesor Rose Amal selama karirnya di bidang teknik kimia. Rose Amal termasuk dalam 100 Insinyur Paling Berpengaruh di Australia salama empat tahun berturut-turut yaitu tahun 2012, 2013, 2014, 2015. Pada tahun 2014 Rose Amal menjadi insinyur wanita pertama yang terpilih masuk ke Fellow of Australian Academy of Science. Pemenang Freehills Innovation Award in Chemical Engineering tahun 2008, NSW Science and Engineering Award tahun 2011, Exxon Mobil Award tahun 2012, Judy Raper Women in Engineering Leadership Award tahun 2012, Pada tahun 2018 Rose Amal menerima bintang penghargaan dari pemerintah Australia berupa Companion of the Order of Australia (AC) yang diberikan pada saat ulang tahun Ratu Elizabeth yang secara resmi adalah kepala negara Australia. Penghargaan ini diberikan untuk jasa-jasanya di bidang teknik kimia khususnya di bidang teknologi partikel.
Pada bulan Agustus 2019 yang lalu, Profesor Rose Amal dengan sangat rendah hati menyempatkan diri datang ke Indonesia untuk berbagi pengalamannya sebagai seorang diaspora kelas dunia dalam Simposium Cendikia Kelas Dunia (SCKD) pada sesi diskusi yang bertema "Becoming a Scientist Abroad, Success Strategy from Indonesian Scientists" yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta. (rel/hendar)