
Analisa, (Medan). Perang tak hanya menimbulkan berbagai bencana kemanusiaan, tapi juga merengut dan memupus harapan anak-anak untuk meniti masa depan mereka yang masih panjang. Masa depan anak untuk berkumpul bersama orangtua dan saudara, bermain-mai bersama teman sebaya, belajar, bekerja dan berumah tangga.
Suara anak-anak yang menginginkan hidup dalam perdamaian, jauh dari peperangan, terekspresikan dalam poster karya Priscillia Zanet Tampubolon, siswa kelas VII SMP Sultan Iskandar Muda, Medan Sunggal dan utusan Lions Club Medan Lestari.
Poster itu menggambarkan sepasang orangtua yang berurai air mata tengah membopong anaknya yang telah meninggal, sementara sejumlah anak berlarian ketakutan di tengah kobaran api. Anak-anak itu berlarian lewat sebuah tangga impian menuju sebuah dunia yang baru yang mereka idamkan: dunia penuh cinta tanpa menyoal adanya perbedaan etnis, bangsa dan agama.
Lukisan poster Karya Priscillia yang dilukis di atas kanvas berukuran 50 x 60 cm itu berhasl meraih juara I pada Lomba Menggambar Poster Perdamaian atau Peace Poster Contest yang diadakan Lions Club Indonesia District 307 A2 di Manhattan Times Square Mall, Minggu (10/11).
Kompetisi tingkat nasional
Kegiatan digelar bersamaan peringatan Hari Pahlawan dan diikuti 164 pelukis cilik berusia antara 11 -13 tahun. Mereka berasal dari utusan organisasi kemanusiaan lions club yang ada di Medan, Pekanbaru, Pematangsiantar, Bagan Batu, Padangsidimpuan dan Rantauprapat.
Peace Poster Contest merupakan lomba teragenda dari lions club Internasional. Lomba tahun 2019 ini telah memasuki tahun ke 3. Tema lomba kali ini adalah Journey of Peace . Sebagaimana diketahui, Lions Club selain dikenal sebagai organisasi kemanusiaan juga sangat mendukung inisiasi-inisiasi perdamaian.
Ada empat distrik lions club di Indonesia yang mengadakan lomba menggambar poster. Tiga karya poster pemenang dari masing-masing distrik, akan dikompetisikan pada tingkat nasional atau multi distrik. Lalu pemenang di tingkat nasional akan dikompetisikan pada lomba poster perdamaian tingkat internasional. Di tingkat internasional, akan fipilih satu pemenang Grand Prize yang akan mendapat hadiah US$ 5.000, dan 23 pemenang Merit Award dengan hadiah US$ 500.
Seni lukis memang bukan hal baru bagi Priscillia Tampubolon. Pada 2018, saat masih kelas V SD, komik strip karyanya, dimuat dalam Buku Komik Kakak Yang Baik bersama empat komikus cilik lain. Komik itu diterbitkan Penerbit Muffin Graphics, Bandung dan bagian dari program Kecil-kecil Punya Karya. Tentang lukisan poter, ia mengaku baru pertama kali ikut dalam lomba, dan menang.
"Saya senang sekali, " tutur Priscillia Tampubolon saat dihubungi via telpon Senin (11/11). Selain mendapat medali emas, trofi, sertifikat dan tas sekolah, Priscillia juga mendapat uang apresiasi Rp750.000.
Menurut Priscillia untuk mempersiapkan lomba, ia telah banyak mendapat masukan dari ayahnya, guru seni lukisnya di sekolah dan juga beberapa teman sekelasnya.
Leonardo Tampubolon, ayah Priscillia mengaku sejak kecil, puterinya memang gemar coret-coret menggambar. Melihat bakat tersebut, ia lalu mengirim. Priscillia ke sebuah tempat kursus melukis. Ia juga kerap membawa puterinya melihat-lihat lukisan di sanggar lukisan yang ada di Medan.
"Jika Tuhan telah memberi talenta melukis pada puteri saya, maka kita harus mendukungnya agar berkembang maksimal," ujar Leonardo Tampubolon. (ja)