Imbas Bangkai Babi

Harga Ikan Anjlok dan Permintaan Sepi

harga-ikan-anjlok-dan-permintaan-sepi

Medan, (Analisa). Pasca ditemukannya bangkai babi di sungai Bederah dan Danau Siombak membuat ikan laut tak laku di pa­saran. Tidak hanya permintaan yang sepi, tapi harga juga anjlok.

Akibatnya pedagang menjerit. Sebab sejak sepekan terakhir, omset terus merosot. Bahkan sampai mem­buang  mencapai puluhan kg, ikan tidak layak konsumsi lagi. Sehingga menyebabkan kerugian.

Seperti pengakuan sejumlah pe­dangan ikan laut di Pusat Pasar Tra­disional Medan, Rabu (13/11), aki­bat bangkai babi tersebut, pen­jualan merosot hingga 50%.

"Sejak isu bangkai babi dibuang ke sungai dan danau, yang beli ikan sepi. Padahal ikan ini belum tentu makan bangkai babi. Dari mana ikan-ikan ini bisa makan babi, kare­na kita memasoknya dari Aceh," ujar W Marpaung, pedagang ikan laut yang mengaku sudah 40 tahun menekuni usaha tersebut.

Marpaung menuturkan selama ini selalu memasarkan ikan laut yang dipasoknya dari Aceh. "Kita tidak ada jual ikan dari Belawan, dan hampir 90% ikan yang dijual di Me­dan didatangkan dari Aceh. Karena kalau dari Belawan, kita tidak sang­gup. Mahal," ujarnya, dan ikan asal Belawan ini banyak dipasarkan ke luar kota.

Hal senada diungkapkan peda­gang lainnya, Aris. Dia mengaku sejak banyak daging babi ditemukan di sungai dan danau, membuat  pem­beli enggan membeli ikan. "Seka­rang ini, sepi. Bahkan ada pembeli yang nggak beli ikan, katanya ha­ram," ujarnya.

Baik Aris maupun Marpaung me­ngaku alasan masyarakat enggan membeli ikan karena khawatir bang­kai babi tersebut dikonsumsi ikan-ikan yang dipasok. Padahal sangat tidak logika, sebab ikan-ikan yang dipasarkan tersebut dipasok dari Aceh.

Dia menambahkan, sejak banyak bangkai babi ditemukan, harga men­jadi anjlok. Seperti ikan dencis du­ngun dipasarkan diharga Rp15.000/kg hingga Rp18.000/kg. Padahal, biasanya dikisaran diharga Rp25.000/kg hingga Rp30.000/kg.

Kemudian ikan bawal ukuran kecil dipasarkan diharga Rp25.000/kg, padahal biasanya Rp35.000/kg. Ikan tongkol Rp25.000/kg naik dari  biasanya, Rp15.000/kg. "Sekarang ini makin parah. Ini sudah enam hari seperti ini," ujarnya.

Marpaung menuturkan, dalam kondisi normal, biasanya ikan yang dipasarkan dalam setengah hari su­dah meraup omset Rp500.000.  "Tapi saat ini, setengah hari pen­jualan kita baru Rp30.000," ujarnya.

Pedagang lainnya, Ronal Sagala mengatakan akibat bangkai babi tersebut, penjualan ikan laut sema­kin merosot. Ronal mengaku, ikan laut yang dipasarkannya ini dipasok dari Sibolga. Sehingga tidak mung­kin terpapar bangkai babi. Namun, keengganan konsumen membeli ikan membuat harga jual anjlok.

Namun berbeda dengan ikan yang dibudidayakan seperti lele. Se­lain permintaan yang meningkat, harganya cenderung bergerak naik sejak 4 hari terakhir.

Aris yang juga menjual ikan lele menyebutkan dengan isu bangkai babi ini membuat melonjak dari har­ga Rp18.000/kg menjadi Rp22.000/kg.

"Setiap hari kita sediakan 100 kg, biasanya, baru habis terjual sore hari. Tapi dengan isu bangkai babi, siang hari ikan lele ini sudah habis terjual," ujarnya.

Secara terpisah salah satu peter­nak lele di kawasan Lubuk Pakam, Agus Suwito mengatakan sepekan terakhir harga ikan lele ber­gerak naik. "Setelah ada isu bangkai babi ini, harga jual lele naik. Sekarang sudah Rp17.000/kg, biasa­nya masih diharga Rp13.000/kg," ujarnya. (ldi)

()

Baca Juga

Rekomendasi