
Oleh: Arif Budiman. DUNIA huruf atau tipografi memiliki cakupan kreativitas yang luas. Di ranah desain komunikasi visual, huruf dalam bentuk susunan kata, bisa berubah jadi komposisi visual. Tipografi yang dirancang tidak sebatas deretan kata yang dibaca. Komposisi visualnya, mampu membangkitkan kekuatan impresi.
Tipografi tidak sekadar penyampai pesan verbal. Juga pesan visual. Gabungan verbal dan visual memberikan kesan entertaining (menghibur). Kesan menghibur, tumbuh karena nuasa estetis yang melekat pada kata. Tidak menghilangkan esensi dari tipografi. Yakni kekuatan legibility dan readability-nya.
Kekuatan legibility adalah tingkat keterdeteksian anatomi huruf. Misalkan saat huruf dipotong dan diputar balik. Bahkan diubah dalam komposisi bentuk yang ekstrem. Huruf masih bisa dikenali. Legibility menentukan tingkat keterbacaan huruf dalam kondisi yang sulit. Seperti saat digerakkan dalam kecepatan tinggi. Atau dikomposisikan dengan gambar. Masih bisa dibaca.
Eksplorasi tipografi juga harus memenuhi aspek readability. Berupa tingkat kenyamanan atau kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca.
Biasanya tingkatan ini dipengaruhi jenis dan ukuran huruf. Termasuk komposisinya memperhatikan alur, spasi, kerning, leading, perataan, dan sebagainya.
Melalui eksplorasi tipografi, maka isi sebuah pesan akan semakin akurat. Kata-kata yang ditulis tidak saja untuk dimengerti. Ada ingatan lain di belakangnya. Ada imajinasi yang dibayangkan ketika melihat atau membaca kata yang diolah.
Merancang eksplorasi tipografi dibutuhkan kecerdasan dan kemampuan yang cukup. Selain menentukan jenis kata. Juga kecermatan memahami karakter typeface serta kecakapan estetik mengomposisikan objek lain atau gambar disela-sela kata.
Seperti contoh-contoh gambar di laman ini. Hampir sebagian besar menggunakan teori gestal dalam perancangannya.
Yakni teori psikologi yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Pada gambar sebagian menggunakan prinsip pengorganisasian positif-negatif.
Eksplorasi dalam dunia tipografi memang dibutuhkan sebagai sensasi. Artinya ketika huruf dikompoisisi bisa berubah fungsi menjadi gambar. Selain itu juga untuk melatih imajinasi dan nalar.
Bagaimana hanya dengan mengumpankan sebuah kata. Kata itu harus ada gambar objek yang dimaksud. Semisal kata “bird”, “panda”, “Dog” atau “shark”. Kata berupa nama hewan ini, harus ada gambar objeknya.
Inilah tantangan bagi seorang typographer (ahli huruf). Dia harus secara jeli mengomposiskan huruf. Tetapi tetap tertib pada aturan readability dan leadibility.
Kemahiran dalam mengeksplorasi tipografi, menambah peran tipografi menjadi sebuah logo. Peran ini dikenal dengan istilah logotype. Logo yang terdiri dari struktur huruf-huruf. Logonya hanya tervisualisasikan lewat huruf atau kata semata. Seperti pada logo Families, Mother & Child, BII, FedEx, dan lain sebagainya .
Eksplorasi tipografi adalah bagian dari permainan dalam seni huruf. Kata-kata bisa divisualkan, digambar sesuai dengan isi pesan. Tentu dibutuhkan connoisseurship in art dari typographer-nya. Keahlian dalam melakukan eksplorasi tipografi bisa mendukung untuk projek-projek desain. Termasuk menjadi bagian dari seni (rupa) yang khas dan unik.
Penulis; pengajar seni rupa dan desain di Institut Teknologi Sumatera – ITERA.