Medan, (Analisa). Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) merupakan pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan menstruasi. Pokok permasalahan pada remaja terkait menstruasi ini sering terjadi karena kurangnya pengetahuan MKM di kalangan siswa berikut buruknya sanitasi air di sekolah.
“Banyak anak perempuan tidak memiliki pemahaman tepat bahwa menstruasi merupakan proses biologis normal. Dan para siswa harus sudah tahu bagaimana untuk menerapkan MKM saat mereka menstruasi,” jelas Ketua Pengabdian Masyarakat (PkM) Nur Asnah Sitohang Skep, Ners, MKep yang juga dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) kepada “Analisa”, Kamis, (14/11) terkait Pengabdian kepada Masyarakat yang mengusung Tema Manajemen Kesehatan Menstruasi (MKM) pada Siswa SMP Dharma Pancasila Medan yang sudah dilaksanakannya, baru-baru ini.
Kurangnya pengetahuan pelajar terkait MKM ini, lanjut Asnah yang didampingi anggota pengabdian kepada Masyarakat dr Cut Adeya Adela SpOG (K), memotivasi dosen untuk melaksanakan pengabdian MKM ini, dengan memilih siswa kelas 1 dan 2 SMP Dharma Pancasila Medan.
“Tujuan menyosialisasikan MKM ini kepada siswa dengan harapan, pengetahuan tentang MKM di kalangan siswa semakin meningkatkan. Dan saat menstruasi mereka bisa mengaplikasikan apa yang sudah disosialisasikan kepada mereka,” tuturnya.
Dikatakan Asnah, Berdasarkan data World Health Organization (WHO), kanker serviks merupakan kanker nomor dua terbanyak dialami perempuan usia 15-45 tahun setelah kanker payudara. Tidak kurang dari 500.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Indonesia berada pada peringkat pertama untuk kasus wanita penderita kanker serviks sedunia.
Sedangkan data dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), kanker serviks mengakibatkan korban meninggal dunia sedikitnya 555 wanita perharinya dan 200.000 wanita pertahunnya.
Menurut beberapa penelitian menyebutkan kanker ini disebabkan virus Human Papilloma Virus (HPV) yang muncul antara lain karena perilaku berganti-ganti pasangan seks dan prilaku yang tidak higienis pada saat menstruasi.
“Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar menjaga kebersihan organ reproduksi secara ekstra. Terutama pada bagian vagina, karena kalau tidak dijaga kebersihannya, maka akan menimbulkan mikroorganisme yang berlebih sehingga mengganggu fungsi organ reproduksi,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pendidikan kesehatan yang diberikan kepada siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap manajemen kesehatan menstruasi. Pengetahuan siswa sebelumnya dalam kategori cukup meningkat menjadi baik dan sikap siswa juga meningkat menjadi positif. Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswa tentang manajemen kesehatan menstruasi.
“Siswa sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan didampingi kepala sekolah dan guru. Mengingat pentingnya manajemen kesehatan menstruasi diberikan secara dini pada siswa maka disarankan kepada pihak sekolah memasukkan topik ini dalam materi pelajaran. Sehingga siswa secara dini dapat menerapkannya dan kesehatan reproduksinya bisa terjaga,” pungkasnya. (mc)