Sinkronisasi Kebijakan Kebahasaan

sinkronisasi-kebijakan-kebahasaan

Oleh: Alkaushar Lingga

PENTINGNYA bahasa menja­dikan kita sebagai manusia me­nyandarkan ke­butuhan komunikasi ter­hadapnya. Se­bagai mahluk sosial tanpa bahasa akan sulit beradaptasi dan ber­so­sialisasi dengan baik dalam ling­kup ke­hidupan. Persoalan bahasa Indonesia semakin waktu menjadi se­rius diperbincangkan akibat per­kem­bangan zaman. Begitulah bahasa ber­sifat bergerak maju dan ako­mo­datif terhadap kemajuan tek­no­logi, pendidikan, sosial, hukum, ekonomi, politik dan lain sebagainya.

Profesor bidang kebahasaan be­be­rapa waktu lalu bertemu dalam se­buah agenda membahas mengenai Sin­­kro­nisasi Kebijakan Kebahasaan. Pertemuan ini diinisiasi oleh Balai Bahasa Sumatera Utara (BBSU) di ba­wah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan. Tajuk pembicaraan ini untuk mendiskusikan secara serius ten­tang menyingkronkan berbagai ke­bija­kan berkaitan dengan kebahasaan.

BBSU sangat serius mengurus ba­hasa Indonesia agar tetap terjaga dan terawat dengan baik. Sebab beragam bahasa yang masuk ke negara ter­cinta berpotensi merusak dan men­coreng nilai-nilai kebahasaan Indonesia sebagai bahasa persatuan. Oleh karena itu bahasa Indonesia juga sebagai lambang negara harus tetap dirawat dengan baik serta dimajukan mengikuti kemajuan zaman.

 BBSU secara simultan mengajak para profesor atau guru besar ikut serta dalam pembinaan bahasa Indonesia. Ada sekitar 48 orang guru be­sar yang diundang dalam acara dis­kusi bergengsi tersebut dari berbagai institusi pendidikan di Sumatera Utara. Artinya tema yang dibahas ini sangat penting, bersifat strategis dan tidak main-main. Bagaimana tidak jika puluhan guru besar berkumpul dan membincangkan sesuatu tentu bukan isapan jempol belaka.

Sinkronisasi Kebijakan Ke­baha­sa­an ini menjadi dasar pedoman da­lam pembinaan bahasa Indonesia, karena berkaitan dengan berbagai ruang. Terutama di institusi pendidi­kan menjadi awal pembinaan bahasa In­do­nesia ini. Peran guru besar sa­ngat strategis selain memberi gam­baran bagaimana cara menying­kronkan kebijakan mengenai bahasa sekaligus sebagai penyuluh ke­bahasaan.

Kebijakan kebahasaan yang di­maksud ialah meliputi berbagai kebijakan pemerintah maupun ber­ba­gai pihak untuk mengakomodir ke­pentingan bahasa Indonesia. Se­perti kebijakan bahasa Indonesia di ruang publik, pengutamaan bahasa Indonesia serta pengajaran bahasa Indonesia dalam pendidikan. Be­be­rapa aspek tersebut membantu pe­mer­tahanan bahasa Indonesia dan dapat lebih maju di masa ini dan masa mendatang.

Dengan berbagai kebijakan untuk ke­bahasaan ini diharapkan pula se­bagai katalisator perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia dalam ber­bagai bidang. Bahasa sebagai pe­rekat juga penyampai maksud dan tujuan pikiran harus memiliki karak­teristik yang orisinil. Mampu men­ter­jemahkan berbagai pesan dengan baik, efektif dan efisien, sehingga me­wujudkan kehidupan yang sejahtera.

Selain topik di atas ada tiga hal pen­ting juga menjadi pembahasan ha­ngat untuk disimak. Pertama, per­temuan guru besar bahasa ini men­dis­kusikan upaya mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Kedua, mengusulkan wacana bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Ketiga, mengusulkan Kota Medan menjadi tuan rumah dalam Kongres Bahasa Indonesia ke-12 yang akan diselenggarakan tahun 2023.

Tiga poin tersebut merupakan poin penting bagaimana bahasa Indo­nesia ke depannya, terkhusus di Su­­matera Utara yang memiliki ba­nyak etnis dan bahasa. Setelah me­miliki konsep Sinkronisasi Kebija­kan Kebahasaan, tiga poin ini men­jadi agenda utama tujuan bahasa Indo­nesia menjawab tantangan me­nuju masa depan. Bahasa Indonesia yang sudah ada sebelum negara ini merdeka harus naik kelas demi peradaban yang lebih bermartabat.

Tentang mempertahankan bahasa Indonesia menjadi bahasa negera menjadi dasar yang harus diduduk­kan agar memiliki legalitas yang kuat. Kemudian kesadaran untuk ba­ngga akan berbahasa Indonesia karena menjadi bahasa persatuan di negara yang multi kultural ini. Ke­dudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadikannya harus dipelajari oleh setiap warga negara juga warga negara asing yang bekerja di Indonesia.

Termasuk di ruang pendidikan pelajaran bahasa Indonesia harus diajarkan di seluruh fakultas dengan berbagai jurusan sebagai mata kuliah umum. Karena sebagai warna negara yang baik semestinya mempelajari dan memahami bahasa Indonesia yag baik dan benar. Jangan sampai para lulusan pendidikan tidak dapat mengetahui tentang kebahasaan yang menjadi kunci komunikasi.

Usulan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional memang telah lama ingin dikemukakan dalam berbagai forum dunia. Keunikan bahasa Indonesia menjadi daya tarik yang memikat oleh bangsa asing menggunakan bahasa Indonesia dalam forum resmi dan tidak resmi. Di wilayah Asia Tenggara, misalnya, bahasa Indonesia menjadi istimewa bagi pemimpin negara ASEAN. Ter­lebih lagi warga negara seperti Fili­pina dan Thailand menyukai bahasa Indonesia dan mempelajarinya.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional akan menjadikan negara Indonesia sebagai negara maju dalam bidang ekonomi dan kerja sama bilateral lainnya. Peran bahasa menjadikan Indonesia seba­gai sentral produktivitas bagi negara berkembang di kawasan Asia. Mem­bangun kerja sama dan membuka jaringan investasi akan terbuka lebar serta masif termasuk peluang pari­wisata menjadi terbuka lebar. Ke­untungan ini memberi dampak positif bagi kemajuan Indonesia di kancah dunia.

Beberapa tahun lalu bahasa Indo­ne­sia sudah ingin disepakati oleh negara-negara di Asia Tenggara sebagai bahasa resmi di kawasan tersebut. Karena perkembangan bahasa Indonesia telah menjadi buah bibir di beberapa negara di Eropa. Dan peran Indonesia di wilayah Asia Tenggara cukup mendominasi me­mun­culkan wacana tersebut. Tetapi karena berbagai manuver politik dan kecemburuan negara tertentu ter­hadap bahasa Indonesia, maka kesepakatan itu belum terealisasi.

Tentang kongres bahasa Indonesia yang dilakukan lima tahun sekali memang memiliki peran strategis jika dilaksanakan di Sumatera Utara.

Sebagai provinsi besar dan kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia su­dah seyogianya menjadi tuan rumah. Apa­lagi sejarah Medan yang panjang de­ngan multietnis sekaligus menjadi pen­do­rong kemajuan bahasa Indonesia di masa mendatang. Serta bahasa daerah yang ada di Sumatera Utara menjadi bahan pene­litian yang menarik untuk turut didiskusikan.

Peran kongres bahasa Indonesia ini me­mang sangat penting didadakan karena menyangkut perkembangan bahasa yang bersifat dinamis. Berbagai perkembangan dan kemunduran bahasa Indonesia akan diketahui secara menyeluruh di dalam agenda-agenda kongres. Termasuk upaya mewujudkan bahasa Indonesia untuk diajarkan di beberapa universitas di luar negeri. Sebab beberapa negara mengajar­kan bahasa Indonesia di universitasnya se­lain Belanda ada Austria, Kanada, Ukraina dan Australia.

Pengaruh Indonesia dalam salah satu po­­tensi ekonomi di dunia menjadikan ba­hasa Indonesia sebagai primadona. Oleh se­bab itu kebijakan-kebijakan strategis per­lu dibuat untuk kepentingan keutuhan dan keutamaan bahasa Indonesia. Pemerintah dan masyara­kat bekerja sama dengan baik me­majukan ba­hasa Indonesia agar negara kita yang ber­daulat dapat bersaing di kan­cah dunia. Se­moga berkum­pulnya para gu­ru besar di Su­matera Utara memberi dam­pak yang bagus untuk kemajuan bahasa dan bangsa.***

Penulis alumni FKIP UMSU/pegiat bahasa dan sastra.

()

Baca Juga

Rekomendasi