
Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn. SUREALISME, sebuah gerakan kebudayaan di Eropa mulai 1917, berpusat di Prancis. Andre Breton, jurubicara gerakan ini menyatakan, surealisme adalah sebuah gerakan revolusioner. Gerakan ini kemudian berkembang ke seluruh penjuru dunia.
Surealisme mengungkapkan hal-hal yang mengejutkan, berlawanan dengan logika dan tidak masuk akal. Andre Breton pertama kali memublikasikan tulisan tentang surealis dalam Surealist Manifesto pada 1924. Menurutnya, surealisme adalah penyatuan kembali alam kesadaran dan ketidaksadaran yang dialami, saat dunia mimpi dan fantasi bergabung.
Di bidang seni rupa, surealisme menjadi genre tersendiri. Para pelukis mengungkapkan objek sehari-hari menjadi objek-objek yang berlawanan dengan hukum-hukum logika. Lukisan mengungkapkan dunia mimpi dan fantasi pelukis. Pelukis surealis terkemuka diantaranya Jean Arp, Max Ernst, André Masson, René Magritte, Yves Tanguy, Salvador Dalí, Pierre Roy, Paul Delvaux, dan Joan Miró. Surealisme berkembang di Indonesia, terutama di kalangan pelukis akademis. Yogyakarta menjadi pusat berkembangnya genre ini. Sejumlah nama pelukis terkemuka dari genre ini di antaranya Agus Kamal, Ivan Sagito, Sudarisman, Susilo Budi Purwanto, Sentot Widodo, Bambang Pramudiyanto, dan Wasito Pati.
Surealisme Yogyakarta mengungkapkkan dunia mimpi dan fantasi para seniman dari kota seni ini. Surealisme dari kota yang kuat dengan tradisi ini mengekpresikan alam pikiran lokal yang unik. Berbeda dengan surealisme yang berkembang di tempat asalnya Eropa. Pelukis Yogyakarta ini yang menekuni penciptaan lukisan surealisme sejak kuliah di ISI Yogyakarta. Pelukis kelahiran Pati, Jawa Tengah, Wasito Amman Siyoso, 53 tahun lalu, menekuni dunia seni lukis sejak masuk kuliah 1986. Menetap di Patuk Ngampilan, Yogyakarta.
Lukisan surealismenya mengungkapkan dunia nyata yang dikreasikan menjadi dunia impian atau dunia fantasinya. Dia menciptakan lukisan surealisme berangkat dari objek sehari-hari yang disaksikannya. Seperti figur orang, busana, tanaman, pohon, rumah, perahu, bangunan, hewan piaraan, dan sebagainya. Pengalaman pamerannya cukup banyak, antara lain pada 2019 pameran lukisan kelompok DERAP ‘86 di Gedung Fajar Sidik, ISI Yogyakarta. Pada 2018 pameran Batang Arttention 4 di Batang, Jawa Tengah. Lalu pada 2017 pameran Guyup Rukun di Tahun Mas Yogyakarta dan di Bentara Budaya Yogyakarta.
Sebelumnya pada 2016 pameran Mbarang Kantor, Bentara Budaya, Yogyakarta. Masih di tahun yang sama pameran Dies Natalis UGM ke-66 di PKKH, Yogyakarta. Pada 2015 pameran Exhibition Indonesian Contemporary Workshop Art, San Diego California, Amerika Serikat. Pameran Maestro, di Taman Pintar Yogyakarta, 2015, pameran Kolam Susu di TBY Yogyakarta. Pada 2014 pameran Celebrstion a New Hope Gallery, Hadiprana, Jakarta. Pameran Sang Pahlawan di Jogja Gallery, Yogyakarta.
Lukisan- lukisannya sering muncul dalam sejumlah lelang lukisan, serta telah dikoleksi sejumlah kolektor seni dari tanah air maupun dari mancanegara.
Penulis; Dosen Seni Rupa FBS Unimed dan pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara.