Ribuan Ekor Babi Mati di Sumut Karena Hog Cholera, Bukan African Swine Fever

ribuan-ekor-babi-mati-di-sumut-karena-hog-cholera-bukan-african-swine-fever

Analisadaily (Medan) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara (Sumut) Azhar Harahap menegaskan, hingga saat ini kematian ternak babi secara mendadak di beberapa kabupaten/kota diakibatkan serangan virus hog cholera atau kolera babi.

"Temuan virus tersebut berdasarkan hasil laboratorium terhadap sampel yang diambil beberapa waktu sebelumnya. Itu Bukan African Swan Fever (ASF)," tegasnya, Rabu (6/11).

Azhar juga mengatakan, virus hog cholera atau kolera babi ini menyebar dengan cepat pada ternak babi. "Ini ternak babi milik masyarakat, bukan dari perusahaan peternakan babi," ujarnya.

Menurut Azhar, virus ini bisa menyebar melalui udara, kotoran, tempat pengangkutan ternak babi. Kaitannya adalah pada sanitasi.

"Namun demikian, virus ini masih menyerang pada sesama babi. Belum pernah ditemukan ada serangan terhadap manusia," ucapnya.

Babi yang sudah terjangkit virus itu tidak bisa diobati. Namun, pemberian vaksin adalah salah satu upaya pencegahan. Begitu juga dengan pemberian desinfektan dan vitamin.

"Di Sumut, populasi babi ada 1,2 juta. 4.682 ekor itu mati karena hog cholera," ucapnya.

Beberapa waktu lalu ada beberapa media yang menyebut kematian ternak babi secara mendadak di beberapa kabupaten di Sumut dikaitkan dengan ASF.

Hingga saat ini dari hasil laboratorium terdahap sampel yang diambil menunjukkan serangan hog cholera.

"Kalau ASF, itu bukan kewenangan kita yang menyatakan, tapi Menteri pertanian yang berhak menyatakan itu. Karena itu kaitannya banyak, menyangkut perekonomian dan lain sebagainya," tegas Azhar.

Dinas Peternakan Kota Medan diperintahkan mengambil sampel terhadap bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak dan Sungai Bedera di Kecamatan Medan Marelan.

"Saya yakin itu hog cholera, tapi untuk penyakit itu tidak bisa menduga-duga. Harus dari hasil laboratorium," tambahnya.

(JW)

Baca Juga

Rekomendasi