
Oleh: Bhikkhu Thitavamso Thera
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
SETELAH Buddha mencapai penerangan sempurna di bawah Pohon Bodhi, Sang Buddha telah mengetahui dengan jelas perputaran roda kehidupan, yaitu lahir, tua, sakit, mati dan seterusnya. Hukum sebab akibat yang saling bergantungan ini disebut sebagai hukum Patticasamupada atau 12 mata rantai. Akar dari kehidupan manusia ini disebabkan oleh keserakahan “lobha”, kebodohan “dosa” dan “moha” yang disebut juga sebagai “Avijja” Kegelapan batin. Dari “avijja” timbullah “Sankhara” Bentuk-bentuk kamma, karena adanya bentuk-bentuk pikiran maka timbullah “Patisandhi Vinnana” kesadaran, dengan adanya kesadaran lahirlah “Nama Rupa” Batin dan Jasmani, terus sambung menyambung kemudian muncullah ‘Salayatana” enam Landasan Indriya, yaitu : mata, telinga, hidung, mulut, badan jasmani dan pikiran. setelah itu timbullah ‘Phassa” kontak, kemudian timbul “Vedana” atau perasaan, setelah adanya perasaan muncullah “Tanha’’ Nafsu keinginan, kemudian timbullah “Upadana” atau kemelekatan dan “Bhava” terus menjadi tumbuh, maka dengan itu “Jati” atau kelahiran terbentuk dan akhirnya juga menuju “Jaramarana” Tua dan Mati, begitulah roda perputaran kehidupan manusia, roda ini akan terus berputar dari awal menuju akhir dan kembali lagi ke awal dan menuju akhir, kecuali seseorang telah mencapai Nibbana “Kesadaran/kesucian Tertinggi”.
Inilah kehidupan sesungguhnya yang kita alami saat ini, kita sadari atau tidak sadari ini tetap berputar, begitu juga dengan kondisi kehidupan kita saat ini tentunya berawal dari sebab dan berakhir dengan akibat, kita percaya atau tidak ini akan tetap terjadi, mungkin kita berpikir ingin mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, terlebih lagi ini masih momen awal tahun biasanya banyak orang yang mencari peramal dan bahkan kita sendiri menjadi peramal untuk mencari tau gambaran apa yang akan didapatkan satu tahun kedepannya.
Sang peramal mungkin bisa memberi gambaran apa yang akan kita alami dimasa yang akan datang, dan ini juga bisa akan terjadi sungguhan apabila apa yang kita lakukan saling berkesinambungan yang benar-benar akan menentukan apa yang akan terjadi, tetapi apabila kita tidak memenuhi syarat perbuatan yang berkesinambungan sesuai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang maka ini juga tidak akan terjadi. Jika anda diramalkan anda tiga hari dari sekarang anda akan sangat menderita lemas karena kelaparan, jika anda sangat percaya dengan sang peramal dan anda hanya menunggu tanpa melakukan apa-apa dengan berpikir ramalan itu terbukti atau tidak, maka ramalan ini akan benar-benar terbukti. Tetapi sebaliknya apabila anda melakukan sesuatu tanpa meyakini sepenuhnya ramalan tersebut dan anda melakukan sesuatu untuk menambah energi dengan mengonsumsi makanan dan vitamin maka badan anda akan selalu sehat tanpa ada menderita karena kelaparan, dengan demikian kita sendirilah sesungguhnya yang mengizinkan apapun yang akan terjadi dimasa yang akan datang, semua akan terjadi apabila ada sebab, jika sebab itu tidak dibuat maka tidak akan terjadi.
Begitu juga kehidupan kita ini bisa dihentikan dimulai dari awal, dengan penghentian total dan akhir dari ketidaktahuan, maka bentuk-bentuk pikiran akan berhenti, dengan penghentian bentuk-bentuk pikiran, maka kesadaran yang menghubungkan kembali akan berhenti, nama dan rupa juga akan terhenti, kemudian enam landasan indriya akan terhenti, kesan-kesan akan terhenti, perasaan akan berhenti, nafsu akan berhenti, kemelekatan akan berhenti, proses menjadi akan berhenti, kelahiran juga akan berhenti, dengan penghentian dari kelahiran, maka usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, penyakit, ketidaksenangan dan keputusasaan akan berhenti, dengan demikian maka semua bentuk-bentuk penderitaan akan berhenti. Dengan terhentinya ini semua maka kekekalan yang tersisa yaitu “Nibbana”.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk berbahagia.
Sadhu Sadhu Sadhu