
Oleh: Putri Oktavia. Malam semakin larut, ibu Indry menjerit. "Indry, kamu belum tidur, ini sudah malam nak". Indry hanya acuh dan terus berkutat dengan buku bacaannya. Sudah dari tadi ibu Indry memanggil namanya. Pikir Indry, ibunya sudah mengira bahwasannya ia sudah tidur. Semakin larut, Indry semakin penasaran dengan isi bukunya. Kali ini ia sangat serius, sampai kepalanya menunduk. Di dalamnya tertulis, bahwasannya anak kecil yang suka tidur larut malam, saat pagi ia terbangun, wajahnya akan berubah menjadi tua dan kriput. Indry ngeri membacanya. Ia melihat jam, ternyata sudah pukul sebelas malam. Indry mulai takut dengan hal itu. Tanpa sengaja, ia menjatuhkan buku bacaannya. Ia berlari ke arah tempat tidurnya, dan langsung naik ke atas tempat tidur. Dengan kecemasan yang sangat memuncak, ia sampai berkeringat. Padahal malam ini udara sangatlah dingin.
Dengan perasaan takut, ia menarik selimutnya sampai batas perut. Namun, ketika melihat kedua tangannya, Indry terbelalak, kuku dan jari tangannya kriput. Sangat jelek. Tangan kriputnya memegang wajah, kakinya turun menuju cermin. Dan, wajah Indry sangatlah kriput. Seperti seorang nenek sihir yang sangat jahat dan kejam. Badannyapun sedikit bungkuk. "Aaaaaa, ada apa ini, kenapa wajah dan tubuhku berubah menjadi seorang nenek-nenek," katanya tidak terima dengan keadaan barunya. Matanya melihat ke arah buku yang terbuka diatas lantai. Dibacanya, kalau hal ini akan berlaku ketika lewat jam sebelas malam. Dengan sengaja Indry membanting buku itu di lantai. Indry menjerit, sambil memegang rambutnya yang memutih seperti orang tua. Tiba-tiba ada tangan yang memeluknya dari belakang. "Aaaaa". Ternyata itu ibunya. "Kamu kenapa menjerit malam-malam gini?” Indry terbangun dari halusinasinya. Ia seperti orang yang baru berlari beberapa meter. "Itu Bu, tadi Indry baca buku itu.” Sang ibu mengambilnya. Ibunya manut-manut tanda mengerti ketika membaca buku itu. Lalu dirangkul anaknya. "Begini, maksud dari buku ini kita sebagai seorang anak kecil, apalagi masih sekolah harus tidur tepat waktu. Agar, disekolah kita tidak mengantuk. Juga saat kita tidur lebih awal maka kita, akan bangun awal juga. Jadi segala hal yang belum disiapkan bisa kita siapkan pagi hari,” Indry menyela. "Jadi, buku itu bilang wajah kita akan kriput seperti nenek-nenek". Ibunya tertawa. "Nak, seorang yang kurang tidur, wajahnya akan kelihatan lesu dan tidak bersemangat. Maka dalam satu hari itu ia akan merengut dan wajahnya tidak memancarkan aura muda, karna ia lelah.” Indry mengerti. Ibunya menarik selimut menutup tubuh anaknya sampai ke bahu. Dan ibunya membacakan dongeng tidur, yang membuat Indry lelap, sangat lelap. Hingga ia berpikir tidak akan lagi tidur pada larut malam. ***