
Oleh: dr. Winly.
Taukah anda bahwa glaukoma tidak hanya ditandai dengan tekanan bola mata tinggi, tetapi seseorang juga juga bisa mengalami glaukoma walau tekanan bola matanya dalam rentang batas yang normal.
Mengapa itu bisa terjadi? Kita mulai dulu dari definisi glaukoma, kerusakan saraf yang terjadi karena tekanan bola mata (relatif) tinggi ditandai kelaianan lapangan padang yang khas dan disertai dengan peningkatan cup disc ratio.
Nilai batas normal tekanan bola mata berada pada rentang 10-21 mmHg. Seperti yang dijelaskan definisi pada kalimat tadi, tekanan bola mata yang relatif tinggi, relatif mengartikan perbedaan yang bergantung pada tiap-tiap individu dalam artian bisa saja pada si A tekanan bola mata 8 mmHg sudah dikatakan tinggi.
Mengapa demikian? Karena si A sudah mengalami kerusakan pada saraf bola mata, walau hanya 8 mmHg sudah terjadi penekanan pada saraf bola mata tersebut, ini juga disebut dengan normo-tension glaucoma atau glaukoma tekanan rendah. Lalu dilanjutkan dengan peningkatan cup disc ratio, apakah itu? Jadi itu merupakan jalan masuknya saraf, segala sesuatu yang kita lihat akan diproses sampai ke otak melalui saraf tersebut.
Normalnya perbandingan cup disc ratio itu 1:3 atau sering juga digunakan istilah 0,3 dan pada glaukoma pasti mengalami peningkatan biasa diatas 0,6 mengapa ini bisa terjadi? Menurut teori hukum Pascal tekanan yang terus menerus tinggi akan diantarkan sama besarnya ke segala arah termasuk kearah belakang di mana terdapat saraf mata tersebut.
Lalu definisi glaukoma dilanjutkan dengan adanya kerusakan lapangan pandang yang khas, pada glaukoma cacat lapangan pandang pertama-tama dialami di bagian bawah (inferior) lalu ke bagian tengah (nasal) dan bagian terakhir yang terkena adalah bagian luar (temporal) dan lama-kelamaan lapangan pandang akan menyempit, penderita glaukoma hanya dapat melihat dari sisi tengah sehingga menyerupai penglihatan yang dilihat dari suatu lorong disebut juga sebagai tunnel vision.
Ada berapa jenis glaukoma?
Glaukoma diklasifikasikan berdasarkan penyebab, menjadi glaukoma primer, sekunder (oleh karena lain disebabkan penyakit lain seperti penggunaan steroid tetes mata, pada trauma mata, katarak dan sebagainya) dan kongenital, oleh karena pembentukan struktur saluran pembuangan yang tidak sempurna. Secara garis besar glaukoma dibagi atas dua, yaitu sudut terbuka dan sudut tertutup.
Siapa saja yang beresiko mengalami glaukoma?
Faktor risikonya berhubungan dengan usia lanjut; riwayat keluarga dengan glaukoma; hipertensi okuli (tekanan bola mata yang tinggi tanpa disertai kerusakan saraf); stuktur anatomis mata, yaitu bagian bilik mata depan yang dangkal; diameter kornea yang kecil; rabun jauh tinggi (miopia) dan rabun dekat tinggi (hiperopia).
Bagaimana kita mengecek apakah seseorang itu menderita glaukoma atau tidak?
Pertama dengan mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dengan berbagai macam alat, yang paling popular dengan mengunakan air-puff non contact tonometer ini merupakan alat di mana mata pasien akan dihembuskan udara dan didapatkan ukuran tekanan bola mata tertentu. Alat ini juga mengurangi risiko penularan infeksi mata luar.
Kedua dengan menilai kondisi saraf mata dengan perbandingan cup disc ratio bisa dengan berbagai cara juga: dokter dapat melakukan funduskopi direct ataupun dengan lensa khusus yang dibantu oleh slit lamp, Pasien terlebih dahulu akan ditetesi obat untuk melebarkan pupil, ini akan menjadi jalan untuk dapat melihat bagian belakang bola mata.
Tetapi ini tidaklah begitu sensitif dalam artian bisa saja cup disc ratio belum meningkat tetapi sudah terjadi kerusakan pada saraf mata yang dapat dinilai dengan Optical Coherence Tomography (OCT) alat untuk menilai ketebalan saraf mata (retina) pada stadium dini sekalipun karena alat ini bersifat objektif dan sensitif.
Ketiga untuk memeriksa lapangan pandang, dinilai apakah sudah terjadi kerusakan pada lapangan pandang, dan glaukoma mempunyai kerusakan yang khas dengan alat perimeter humprey ataupun alat lainnya, di sini pasien akan diminta untuk memencet tombol jika melihat cahaya yang muncul dari berbagai arah, lama pemeriksaan ini kurang lebih 10 menit.
Pemeriksaan menggunakan alat-alat lain yang mempunyai fungsi tertentu yang dapat mendukung penegakan diagnosa glaukoma, tetapi dengan ketiga ini sudah cukup untuk penegakan diagnosa.
Bagaimana mencegah hilangnya tajam penglihatan dari penyakit glaukoma?
Penyakit Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di seluruh dunia, setelah katarak sering disebut sebagai penyakit pencuri penglihatan. Kerusakan saraf mata akibat glaukoma bersifat irreversible (tidak dapat kembali), sehingga kebutaan oleh karena glaukoma tidak bisa disembuhkan. Hanya dengan cara rutin memakai obat tetes mata dan rutin melakukan pengecekan mata secara berkala kepada dokter spesialis mata.
Obat tetes mata pada glaukoma bersifat seumur hidup sama seperti diibaratkan dengan pasien yang mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi) yang harus mengonsumsi obat tensinya seumur hidup.
Bagaimana penyakit glaukoma diterapi?
Obat tetes mata, bisa satu jenis atauapun kombinasi dengan beberapa jenis obat bergantung pada respon mata seseorang. Obat oral, ini hanya digunakan pada kasus tertentu seperti pada keadaan yang darurat (akut) butuh penurunan tekanan bola mata segera (untuk menghindari terjadikan kerusakan saraf yang permanen).
Ini tidak bisa dikonsumsi jangka panjang karena adanya efek samping yang akan membahayakan organ ginjal. Jika dengan obat-obatan juga tidak dapat terkontrol maka dipirkan terapi laser, yaitu dengan cara menembakan laser di bagian bilik mata depan pada iris (yang memberikan warna pada bola mata menjadi coklat, hitam, biru, hijau).
Pilihan terakhir adalah pembedahan yaitu, iridotomi perifer, trabekulotomi sampai dengan penanaman implant ini semua dilakukan agar terbentuknya saluran baru yang membantu pengeluaran cairan dari bilik mata depan sehingga tekanan yang tinggi di dalam bola mata dapat keluar dan tekanan tidaklah tinggi kerusak saraf mata yang lebih lanjut dapat dihindari.
Lantas dari berbagai jenis terapi glaukoma, mana yang terbaik untuk saya?
Dokter spesialis mata Andalah yang menetukan terapi terbaik pada kondisi mata Anda. Terapi glaukoma yang ingin dicapai ialah dengan menurunkan TIO ke tingkat “aman” aman di sini berarti mencapai tekanan bola mata yang tidak lagi merusak saraf mata anda sehingga selama hidup pasien masih mempunyai penglihatan yang bagus.
Kesimpulan
Seseorang juga juga bisa mengalami glaukoma walau tekanan bola matanya dalam rentang batas yang normal yang disebut dengan istilah medis normo-tension glaucomaatau glaukoma tekanan rendah. Terdapat juga bebagai jenis glaukoma yang dibagi berdasarkan penyebabnya primer dan sekunder tetapi secara garis besar dibagi berdasarkan sudut terbuka ataukah tertutup.
Penegakan diagnosa glaukoma dapat dengan berbagai cara, terutama dengan mengukur tekanan bola, menilai kondisi saraf mata dengan perbandingan cup disc ratio dan memeriksa lapangan pandang. Jika diagnosa sudah tegak glaukoma maka pasien akan diterapi dengan obat-obatan tetes mata anti glaukoma.
Jika tekanan bola mata sangat tinggi, maka dokter spesialis mata akan menambahkan resep obat anti glaukoma oral yang diminum sementara waktu dan akan dinilai lebih lanjut, apakah dibutuhkan terapi tambahan lainnya seperti laser ataupun pembedahan.
Bagi pasien yang mempunyai riwayat keluarga menderita glaukoma, usia lanjut, rabun jauh tinggi (miopia) dan rabun dekat tinggi (hiperopia) disarankan rutin melakukan pengecekan mata secara berkala kepada dokter spesialis mata karena mempunyai resiko tinggi mengalami glaukoma.
Komplikasi yang paling ditakutkan dari penyakit glaukoma ini adalah kebutaan dan ini bersifat irreversible (tidak dapat kembali), sehingga kebutaan oleh karena glaukoma tidak bisa disembuhkan untuk itu sangat penting mendiagnosa dan terapi sejak dini agak kebutaan ini dapat dicegah.