
Medan, (Analisa). Setelah vakum hampir empat tahun, Pengprov PBSI Sumut akhirnya kembali akan menggelar kejuaraan bergengsi yakni Daihatsu Astec Open 2019.
Event bertaraf internasional yang masuk dalam kalender resmi PBSI serta BWF (Badminton World Federation) ini akan dihelat 12-16 Maret 2019 di GOR PBSI Sumut, Jalan Willem Iskandar, Medan.
"Kami senang bisa kembali menghadirkan event ini di Medan setelah vakum 4 tahun. Apalagi kejuaraan ini bertaraf internasional,” jelas Ketua Panpel Lokal Kuspriyanto didampingi Sekretaris Panpel lokal Edi Ruspandi, kepada wartawan di Medan, Minggu (17/2).
Dikatakannya, dua pekan lalu tim dari Asia Badminton turun ke Medan didampingi pengurus PP PBSI meninjau venue sekaligus memastikan kesiapan Sumut khususnya Kota Medan sebagai tuan rumah.
"Ini suatu gebrakan PBSI Sumut di bawah kepemimpinan Ketum Suripno Ngadimin dan Sekum Edi Ruspandi, membangkitkan kembali semangat dan gelora perbulutangkisan di Sumut,” jelasnya.
Dijelaskan, event ini akan diikuti pebulutangkis-pebulutangkis muda, baik dari Indonesia maupun berbagai negara sahabat.
Sekretaris Panpel lokal, Edi Ruspandi menambahkan, pendaftaran event yang masuk dalam kategori Sirkuit Nasional (Sirnas) tipe B ini telah dibuka hingga 27 Februari mendatang.
"Hadiah berupa uang pembinaan dengan total Rp 81 juta. Ada empat kategori kelompok umur yang dipertandingkan yakni usia dini (U-11), anak-anak (U-13), Pemula (U-15) dan Remaja (U-17). Untuk usia dini dan anak-anak hanya mempertandingkan nomor tunggal (putra-putri). Sedangkan pemula dan remaja mempertandingkan nomor tunggal dan ganda (putra-putri)," terangnya.
Lebih lanjut Edi mengatakan, pendaftaran dapat dilakukan secara online melalui Sistem Informasi (SI) PBSI. "Sejauh ini sudah ada 200 lebih peserta yang mendaftar, baik dari Sumatera maupun dari Jawa. Kita sangat berharap event bisa diikuti hingga 500 pebulutangkis muda," terangnya.
Edi juga menjelaskan, event ini sangat penting bagi para peserta. Sebab selain menambah poin di ranking nasional PBSI, juga menambah poin di ranking dunia BWF karena event ini bertaraf internasional.
Diakui , masih ada beberapa kendala khususnya bagi pengurus Pengkab/pengkot PBSI se-Sumut untuk mengikuti event terutama dari sisi pendaftaran, karena mendaftar secara online melalui SI PBSI. Ditakutkan baru melakukan entry data menjelang penutupan pendaftaran dan data tersebut belum ter-approve oleh PP PBSI.
"Jika belum ter-approve otomatis atlet tidak bisa ikut bertanding. Oleh karena itu kita harap para klub dan Pengkab/pengkot PBSI yang ada di Sumut harus segera meng-entry data ke SI PBSI. Sayang jika atlet-atlet muda daerah kita tidak ikut karena jarang-jarang ada event-event seperti ini ada di Sumut," tambah Edi. (hp)