Gandi Telusuri Sejarah Marga Parapat

gandi-telusuri-sejarah-marga-parapat

Medan, (Analisa). Korwil Pusat Monitoring Pokitik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Sumatera Utara, Gandi Parapat menelusuri sejarah nama Rantauparapat sebagai ibukota Labuhanbatu. Dia berharap sejarah leluhur marga Parapat di Labuhanbatu dapat juga diketahui masyarakat luas.

"Ya saya menghilang dari aktivitas di Medan untuk melakukan sosialisasi caleg untuk Sumut dari Hanura dan sosialisasi capres di Labuhan Batu beberapa bulan ini. Saya jadi sangat tertarik menelusuri sejarah Labuhanbatu, kenapa nama kota kabupaten Rantauparapat", sebut Gandi Parapat yang dihubungi wartawan melalui telepon selular, Jumat (1/2).

Gandi mengatakan, pihaknya melihat tempat pertama kali marga Parapat di Labuhanbatu di Desa Pulo Dogum Du­sun Aek Sordang di mana Panglima Bopeng Parapat diberi Belanda 85 hektare tanah dan sungai pemandiannya disebut Sungai Bopeng sekarang tempat wisata di Aek Kanopan.

Lebih lanjut Gandi menjelaskan, dari daerah tersebut Datu Tandang Nabegu Pa­rapat dan keturunan membangun per­kam­pungan di Huta Godang dan Aek Nabara. Perjalanan panjang marga Parapat dari Kota Parapat Taput sekarang jadi Tobasa pindah ke Balige Desa Tambunan dan kawin de­ngan boru Tambunan. Mereka mencari ke­hidupan ber­da­gang melalui Sungai Asahan lama kelamaan membangun gu­buk perkampungan di Desa Pulo Dogum Dusun Aek Sordang.

"Di Balige Desa Tambunan Datu Tan­dang Nagebu Parapat ditunggu-tunggu ternyata sudah merantau ke Labuhanbatu. Perjuangan marga Parapat di Labuhanbatu melawan Belanda cukup dahsyat melalui Bopeng Parapat sampai diberi Belanda surat tanah 85 hektare, namun Bopeng Parapat tidak mau menyerah dia tetap setia kepada ajaran oppungnya", jelas Gandi.

Dia mengaku sudah semakin tahu arti ke­hidupan setelah terjun langsung menga­jak masyarakat memilihnya dalam pileg men­datang dengan cara memberi surat terbuka agar diutus menjadi wakil rakyat di DPRDSU,

"Dengan kesimpulan sekeras apa pun hati orang yang kita hadapi kalau kita mengakui kesalahan atau kekurang­pa­haman tentang keadaan di daerah itu, pasti mereka akan lem­bek dan baik. Saya sudah bisa petakan daerah atau dusun, kecamatan mana yang bakal memenangkan mengutus saya, namun saya tidak mau mempubli­ka­sikanya bisa disambar kawan", paparnya.

Dia berharap sejarah bangsa harus tetap di­kenang dan dihargai sehingga bangsa In­donesia bisa besar dan kuat karena belajar dari perjuangan leluhur. (msm)

()

Baca Juga

Rekomendasi