
Oleh: Rinto Simorangkir. Tidak menyangka memang tapi sudah terjadi. Sangat menyayangkan apa yang telah dilakukan sang bos bukalapak ini. Mungkin maksud sang CEO adalah supaya peningkatan anggaran seperti riset dan develompment (pengembangan riset) bidang teknologi dalam rangka menghadapi industri 4.0 bisa semakin meningkat lagi.
Dunia maya ramai dengan cuitan Achmad Zaky, CEO Buka lapak. Dalam cuitannya, Achmad Zaky menulis kata “presiden baru” terkait ulasannya soal industri 4.0.
“Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24. Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin,” tulis Achmad Zaky di cuitannya.
Seperti yang dilansir oleh news.detik.com (14/2/2019), tweet dari sang CEO BukaLapak, Ahmad Zaky, terkesan melupakan apa yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi di dalam membantunya untuk meng-endorse bukalapak secara free. Sebagai upaya mendorong anak muda bisa mengikuti jejak sang Zaky di dalam mengembangkan industri dunia digital.
Padahal baru kemarin, awal tahun baru lalu, dalam memperi-ngati HUT Bukalapak yang ke 9 tahun, Jokowi begitu membang-gakan aplikasi belanja Bukalapak. Tapi kini satu hari sebelum memasuki hari valentine, buat status yang menyinggung tentang Presiden Baru.
Bahkan dengan menampilkan data-data masalah pembiayaan pengembangan riset Indonesia yang ke-43 data di tahun 2016, padahal data di tahun 2016, Indonesia ada di peringkat 28. Bisa dibilang sungguh menyakitkan bagi orang yang sudah turut mendorong Bukalapak untuk semakin maju.
Bisa bersaing dengan 4 aplikasi besar lainnya yang sudah maju duluan, seperti Gojek, Tokopedia dan Traveloka, hal itu tentu tidaklah mudah.
Makanya publik langsung geram dengan mengeluarkan hastag uninstal bukalapak, tutuplapak, beri bad review kepada aplikasi tersebut, bahkan kini beredar di berbagai WA Grup untuk segera melaporkan aplikasi bukalapak sebagai konten kebencian dan melecehkan.
Meskipun ada tandingan hastag lainnya seperti dukung Bukalapak, tapi langkah-langkah ini justru malah membikin gaduh bangsa ini. Sehingga terpolarisasi lagi dengan tajam antara pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo.
Padahal jika seandainya sang CEO tidak melakukan hal yang gegabah tersebut, tentu masalah ini tidak akan terjadi.
Tentu hal-hal ini tidak pernah sama sekali dipikirkan akan terjadi bagi si CEO tersebut. Tapi alang-kah baiknya, jika tidak ikut campur dalam masalah politik, seperti adanya ganti presiden. Apalagi sampai ada sikap seperti susu dibalas dengan tuba, hal itulah yang mungkin sudah dilakukan oleh si CEO tersebut.
Bagi Jokowi, masalah itu tentu beliau tidak akan membesar-besarkannya. Sebab kembali lagi bahwa urusan politik tentu hanyalah urusan politik tidak lebih dari situ. Dan Jokowi mungkin anggap biasa cuitan tersebut.
Sebab urusan politik dan dukung mendukung adalah pilihan pribadi seseorang yang tidak bisa diintervensi siapapun itu.
Tindakan Jokowi
Kehidupan Jokowi yang memang selalu tampil sederhana serta apa adanya dan hal tersebut juga ditunjukkan oleh beliau di pemerintahannya. Beliau ternyata tidak pernah menyimpan dendam atau cepat sekali memberikan maaf kepada orang yang sudah berbuat salah kepadanya. Tentu dengan sikap yang tulus, iklas, serta tidak dibuat-buat. Hal tersebut menjadi tambahan karakter yang sangat positif sekali bagi pertumbuhan dan kemajuan Indonesia kedepannya.
Seperti yang dilansir oleh kompas.com (16/2/2019), yaitu hari ini (Sabtu), Ahmad Zaky sudah bertemu dengan Presiden Jokowi. Dan pertemuan ini terjadi tentu karena atas undangan langsung pihak istana supaya Ahmad Zaky bisa datang bertemu Jokowi.
Kemudian Bapak Presiden Joko Widodo ( Jokowi) sendiri-pun sama sekali tidak memiliki rasa dendam bagi Zaky dan sudah memaafkan terlebih dulu. Beliau-pun mengim-bau dengan sangat supaya masya-rakat serta pendukungnya untuk segera berhenti melakukan gerakan uninstall Bukalapak.
Hal itu disampaikan Jokowi usai bertemu CEO Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019). “Saya ajak hari ini untuk hentikan, untuk stop uninstall Bukalapak, stop! Karena kita harus dorong anak-anak muda yang memiliki inovasi dan kreativitas untuk maju,” kata Jokowi.
Padahal tentu bisa bagi beliau untuk mendiamkan saja masalah tersebut berlarut-larut dan tidak memanggil segera sang CEO Bukalapak tersebut. Tapi tidak dilakukan oleh Bapak Jokowi. Karena disamping Bapak Jokowi tahu, hal itu sangat merugikan salah satu dari 4 perusahaan Unicorn yang sedang bergeliat dan bahkan hendak merajai kawasan Asia, hal tersebut juga akan berdampak bagi pendapatan e-commerce Indonesia.
Zaky sudah menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Jokowi atas kicauannya. Dan dia juga menjelaskan maksud dari kata “presiden baru” dalam kicauannya. Ia menegaskan bahwa itu bisa merujuk kepada siapa pun pemenang Pilpres 2019, baik Jokowi sebagai petahana maupun Prabowo Subianto sebagai penantang.
Tapi ketika Jokowi saja tidak tersinggung, kenapa kita yang malah begitu mudahnya tersinggung. Seharusnya kita bisa lebih bijak bertindak lagi ke depannya. Dan para pendukung Jokowi bisa membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Toh masalahnya sudah selesai, ada klarifikasi langsung dari sang CEO langsung, dan bahkan juga sudah meminta maaf.
Seharusnya kita juga bisa berjiwa besar di hari ini. Ketika kemarin kita begitu ramai-ramai untuk menguninstall atau menghapus aplikasi tersebut dari aplikasi smartphone kita. Kenapa tidak untuk segera memulihkan aplikasi tersebut bisa tetap ada di aplikasi kita. Toh, ketika mengun-duh aplikasi tersebut, banyak sekali promo-promo yang diberikan.
Dan jika untung, malah bisa dapatkan rumah seharga Rp. 1 miliar dengan bayaran hanya sebesar Rp.12.000 doang. Bahkan ada program menarik lainnya dalam hal investasi seperti adanya Bukareksa dan BukaEmas. Dengan harga yang minim kita bisa punya investasi. ***
Penulis adalah pemerhati sosial dan pangajar di STAK Terpadu PESAT Salatiga.