
Oleh: Arif Budiman. AMBIGRAM, bagian seni dalam tipografi. Seni menyusun huruf, kata, frasa, bahkan simbol. Bisa dibaca dari berbagai arah atau perspektif penglihatan. Dari sudut 180 derajat, 90 derajat atau arah terbalik pun saling berhadapan. Uniknya saat dibaca, huruf atau kata bisa berbeda makna dan orientasi. Tergantung interpretasi dan sudut perspektif yang dilihat.
Ambigram tergolong dalam seni tipografi yang sangat menarik dan unik. Gaya tipografi desainnya, memantik imajinasi. Membutuhkan inovasi dan kejelimetan dalam merancang ambigram. Karena akan seringkali muncul bahasa visual (gambar) baru tanpa diduga, dalam satu kata atau frasa. Orang yang memiliki cannoiseurship in art (keahlian seni) dalam seni tipografi ini, disebut ambigrais.
Ambigram tertua yang masih terdokumentasi dibuat tahun 1893 oleh Peter Newell. Seniman ini terkenal sebagai perancang buku anak-anak. Selain itu, juga ilustrator untuk karya-karya Mark Twain dan Lewis Carroll.
Dalam konteks ambigram, Newell pernah menerbitkan sebuah buku ilustrasi yang ber-judul 'Topsys and Turvys'. Pada halaman terakhir buku, ditemukan ambigram bertulisan 'THE END' yang jika diputar 180 derajat akan terbaca 'PUZZLE'. Jika dikaji, Newell telah memakai taktikal ambigram rotational untuk karya itu.
Ambigram dirancang dengan taktikal yang sangat konseptual. Penggabungan kata atau frasa, tidak muncul dengan tiba-tiba. Memahami karya-karya ambigrais perlu pengamatan yang jeli. Beberapa jenis ambigram yang pernah ada diantaranya ambigram rotational, bilateral, symbioto-grams, miror-image, natural, dan spinonym.
Ambigram rotational dirancang dengan mempertimbangkan pergerakan atau rotasi objek. Umumnya bisa dibaca dari sudut 180 derajat saja. Ada yang merancang dari sudut 90 atau 45 derajat. Artinya kata, frasa atau simbol yang dibaca sama atau berbeda dari sudut yang dirotasikan.
Ada juga ambigram bilateral, hampir sama dengan ambigram rotational. Bedanya penggabungan beberapa kata, frasa bisa dibaca berulang. Biasanya membentuk lingkaran atau seperti rantai. Ada juga yang membentuk spiral atau diagonal. Bisa dibaca dari sisi manapun dengan kata dan maksud yang sama.
Selanjutnya ambigram symbiotogram memiliki karakter, dalam satu objek memiliki dua kata yang berbeda jika diputar 180 derajat. Misalkan kata 'TRUE' jika diputar bisa dibaca 'FALSE'.
Ambigram miror-image, dapat dibaca ketika tercermin di cermin yakni memantulkan objek. Biasanya sebagai kata atau frasa yang sama dua arah. Ambigram ini juga dikenal dengan istilah glass door ambigram atau ambigram pintu kaca.
Ada juga ambigram figure-ground. Ambigram ini bekerja dengan prinsip gestal art. Yakni dalam susunan kata atau frasa membentuk kata lain di dalam desain. Kemudian, ambigram perceptual shift (oscillation). Ambigram yang dapat dibaca dua kata. Tidak terbatas dalam mengintepretasi. Serta desainnya tidak terikat pada aturan simetris.
Natural Ambigram. Ambigram natural menjadi menarik karena kata yang ditulis tidak perlu dirancangkan tipographic styling-nya. Ambigram natural bisa muncul secara rotational atau hanya berlaku pada kata-kata tertentu. Seperti kata NEW MAN, Pod, bud, dan lainnya. Artinya dibutuhkan ketajam menyusun kata-kata yang tepat dan sesuai konteks.
Seperti logo NEW MAN bisa dibaca pada sudut 180 derajat. Tanpa merubah bentuk logonya. Desain dikerjakan tahun 1969 oleh desainer industri terkenal Raymond Loewy. Ambigram ini di antara contoh paling awal dari penggunaan ambigram modern dalam branding perusahaan. Bentuknya simetris dan sangat sederhana. Sarat permainan 'mata' untuk mengejanya berulang-ulang.
Berikutnya 3D-ambigram. Lebih cenderung pada penggabungan huruf atau kata dengan efek tiga dimensional, bahkan 4 dimensional. Dia bisa dilihat dari sudut manapun. Kecederungannya menggunakan personal-personal huruf yang memiliki karakteristik yang sama.
Fractal ambigram, jenis ini bersifat mengisi dan mengomposisi ruang. Misalkan satu kata disusun, dan akan terus menerus terbaca dengan kata yang sama sampai dengan rangkaian tak terhingga.
Spinonym ambigram dirancang dengan memilih jenis huruf yang bisa dibutar atau dibalik dan menghasilkan huruf baru. Misalkan 'A' dibalik menjadi huruf 'V' atau 'a' diputar menjadi huruf 'e', pun 'N' bisa menjadi huruf 'Z' atau 'S'.
Karya-karya dengan taktik ambigram ini juga banyak digunakan untuk kebutuhan logo. Alasannya, ada prinsip-prinsip dan metode dari perancangan ambigram, yang bisa menjadi security image dari logo. Prinsip dan metode itu berguna untuk meminimalisir terjadi plagiat. Karena metode tentu, berbeda pula hasil ambigramnya.
Penulis, Pengajar Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Sumatera (ITERA)