
SELINGKUH merupakan istilah yang umum digunakan terkait perbuatan atau aktivitas yang tidak jujur dan menyeleweng terhadap pasangannya, baik pacar atau suami isteri. Istilah ini umumnya digunakan sebagai sesuatu yang melanggar kesepakatan atas kesetiaan hubungan seseorang.
Ternyata kisah tentang perselingkuhan sudah terjadi sejak zaman dulu kala. Bahkan kasus seperti ini juga melanda beberapa kerajaan. Bagi seorang ratu, memiliki keturunan adalah sebuah jalan menuju kekuasaan yang tak ada habisnya.
Akhirnya mereka rela melakukan apa saja termasuk bermain dengan pria lain di belakang raja. Selain masalah harta dan kekuasaan, ratu juga memiliki keinginan untuk berkuasa dan menyalurkan hasratnya yang terpendam.
Salah satu yang bisa ia lakukan hanyalah dengan main curang dan membuat semua hal nampak sempurna. Berikut beberapa ratu yang suka selingkuh:
1. Cleopatra
Cleopatra adalah ratu paling legendaris yang pernah ada hingga sekarang. Saat terjadi pergantian takhta, Cleopatra memiliki saudara laki-laki dengan gelar Ptolemy XIII.
Menurut tradisi Mesir kuno, Cleopatra harus menjadi kakak sekaligus istri dari adiknya itu. Sayangnya sang suami ini justru ingin menguasai semua takhta dan ingin membuat Cleopatra hilang dari silsilah penerus tahta yang sah.
Akhirnya dengan kekuatannya yang hebat, ia bermain di belakang sang suami dan terlibat percintaan dengan Julius Caesar yang saat itu menjadi pemimpin Kerajaan Roma.
Dari hubungan gelap ini akhirnya lahir anak yang diberi nama Caesarion. Hubungan ini sebenarnya hubungan politik yang licik. Cleopatra akhirnya meminta suaminya menghabisi suami yang merupakan Raja Mesir berkuasa saat itu.
2. Catherine the Great
Catherine adalah seorang gadis sangat cantik yang merupakan putri dari Prusian. Ia menikah dengan salah satu anggota keluarga Romanov yang saat itu menguasai Rusia dengan kekuatannya.
Sayangnya suami dari Chaterine sama sekali tak tertarik untuk berhubungan badan dengannya. Hal ini membuatnya harus mencari kepuasan lain dan akhirnya terlibat hubungan dengan sekretaris duta besar Inggris Stanislaw Ponoatowski.
Dari hubungan ini lahirlah seorang putri yang sangat cantik. Chaterine juga membuat sang pria yang menjadi pujaan hatinya ini Raja Polandia.
Apa yang dilakukan Chaterine ternyata tak berhenti di sana saja. Ia banyak sekali bermain politik dan juga kecantikannya hingga banyak kerajaan besar runtuh dan dikuasai olehnya secara mutlak.
3. Ratu Elizabeth I
Ratu Elizabeth I dikenal sebagai virgin queen karena ia sama sekali tidak menikah. Dari awal hingga akhir ia memilih sendiri dan tak memiliki suami yang mendampinginya memimpin Inggris. Namun ia tetaplah seorang wanita biasa.
Ia butuh pria yang mengerti dirinya tanpa harus menjadi seorang suami. Akhirnya ia terlibat hubungan percintaan gelap dengan seorang bernama Robert Dudley.
Sayangnya Robert adalah pria yang telah memiliki istri dan anak. Hubungan ini tak menghasilkan apa-apa hingga sang pria pujaan meninggal dunia. Setelah hubungan ini Ratu Elizabeth hanya dua kali menjalin hubungan lagi dengan pria.
Pertama dengan Sir Walter Raleigh yang akhirnya dibuang begitu saja. Terakhir dengan Robert Deveraux yang ternyata ingin melakukan kudeta terhadap kekuasaan ratu yang sangat absolut.
4. Mary Stuart
Mary Stuart adalah salah satu pewaris kekuasaan Skotlandia yang pada usia 15 tahun harus menikah dengan salah satu putra mahkota dari Prancis bernama Dauphine Francis.
Setelah menikah keduanya resmi menjadi Raja dan Ratu Prancis yang memerintah wilayah kerajaan yang sangat luas.
Sayangnya, dua orang yang masih sangat muda ini justru terlihat hubungan percintaan yang sangat rumit.
Mary berhubungan gelap dengan Earl of Bothwell. Hal ini membuat kecemburuan yang tiada tara dari suami dan beberapa orang di sekitarnya.
Mary tidak suka dengan suaminya dan memilih hidup dengan sang pujaan hati. Mary akhirnya menikahi Earl setelah sang suami meninggal.
Pernikahan ini menyulut konflik dan membuat ia jadi tawanan Ratu Elizabeth I hingga eksekusi pengkhianatan dilakukan.
5. Caroline Mathilde
Caroline Mathilde adalah seorang putri yang berasal dari Inggris dan harus menikah dengan salah satu raja di Denmark.
Saat menikah ia baru berusia 15 tahun, suaminya pun juga baru berusia 17 tahun.
Keduanya menikah dan menjadi suami istri meski memiliki hubungan yang tak baik. Sang suami mengalami depresi dan sering sekali berkelakuan gila.
Akhirnya Caroline menjalin hubungan dengan Johann Struensee. Pria ini bisa membuat Caroline hidup dengan baik. Bahkan keduanya memutuskan untuk menjadi pasangan kekasih meski di belakang sang raja.
Apa yang dilakukan Caroline ini ternyata menjadi petaka. Ia akhirnya dikirim lagi kembali ke Inggris sementara sang pujaan hari dihukum mati. (wkp/ttn/bmbc/es)