Rongsokan 'Disulap' Jadi Mebel Unik

rongsokan-disulap-jadi-mebel-unik

SEJAK 2006, Triyono mulai me­nggeluti bisnis sebagai penge­pul rosokan. Semula ia hanya se­batas jual beli rosok saja, tetapi kini ia juga membangun bisnis pe­ngolahan limbah rosok menjadi karya yang menarik.

"Sangat sayang kalau barang-barang yang sebenarnya bisa di­ma­nfaatkan hanya dilebur dan dija­dikan logam kembali. Maka­nya saya putar otak untuk mem­buat karya dan ternyata malah bisa membangun pasar tersen­diri," jelas Yono sapaan akrab Tri­yono kepada detikFinance, baru-baru ini.

Dikatakannya, semua produk karyanya diproduksi bersama tiga karyawan di bengkelnya. Ber­alamat di Desa Leyangan, Ke­­ca­matan Ungaran Timur, Ka­bupaten Semarang, setiap hari Yono membangun ide untuk terus produktif.

"Rosokan yang masuk itu di­tam­pung dulu, mau jadi apa ya tidak tahu. Nanti dipikirkan kalau sudah ketemu pasanganya," jelas Yono.

"Misal lampu gantung ini, kan dibuat dari rantai mesin motor, bakul nasi, gear box mesin cuci, dan lempengan besi-besi tua. Saya juga nggak tahu kalau bisa jadi gini, konsep itu ada setelah barang ada. Dan perlu diingat, satu dengan yang lain pasti ber­beda-beda, jadi nggak bisa ngu­lang bikin barang sama persis, karena bahan juga terbatas," ung­kap Yono sembari menunjukkan lampu gantung kreasinya.

Dalam pengerjaan satu pro­duk, biasanya Yono membu­tuh­kan waktu 3 - 10 hari. Kebutuhan waktu disesuaikan tingkat kesuli­tan pembuatan masing-masing produk.

"misal lampu ini ya tiga hari, tapi kalau meja besar dari pintu kulkas itu bisa tujuh hari lebih. Kalau tempat sampah dari peng­gi­ling mesin cuci, pot bunga dari em­ber kaleng, atau kursi-kursi besi tua ini ya cepat," ujar Yono.

Alat yang digunakan Yono cu­kup sederhana, ia menggu­na­kan pemotong besi, mesin las, dan cat kompresor untuk mengolah rosok menjadi furniture unik. Kadang malah hanya membutuhkan bor dan pengait saja untuk produksi.

"Ya alatnya ini yang ada di bengkel, nggak aneh-aneh. Imaji­na­­sinya saja yang harus aneh, ka­lau pot ini kan cuma saya sam­bung-sambung saja, dibor terus diberi mur baut, sudah selesai," jelas Yono.

Ia menambahkan beberapa tahun belakangan jumlah omzet­nya semakin meningkat. Bahkan beberapa kali ia mendapat pesa­nan furniture dari desainer interior.

"Sebulan omzet sekitar dua pu­lu­han juta. Kalau harga paling murah ya 100 ribuan sampai satu juta. Saya juga pernah membuat dekorasi full untuk Cafe Zabi di Semarang. Mulai dari meja kursi sampai hiasan dinding. Salah satu karya terbaik saya juga ada di sana, yaitu meja dari ban bekas yang punya diameter 2 meter dan tinggi 80 sentimeter," ungkap Yono.

"Sebenarnya mau pesan furniture apapun bisa kami buatkan. Selama pemesan bisa menerima konsep dari kami. Jangan khawa­tir jelek, karena kalau nggak se­suai, bisa kita cari solusi, mau cari apa saja ada kok di gudang roso­kan saya," cetusnya.(dtc)

()

Baca Juga

Rekomendasi