Selain Manusia

Hewan-hewan Juga Alami Penyakit Seksual

hewan-hewan-juga-alami-penyakit-seksual

PENYAKIT Menular Sek­sual (PMS) adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit yang juga sering disebut dengan istilah penyakit kelamin ini menular lewat darah, sperma, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya. Salah satu jalur penghubung penyakit menular seksual tentu saja melalui hu­bungan seks.

Namun tahukah Anda bahwa manusia bukan satu-satunya mak­hluk hidup yang mengalami ma­salah ini. Hewan juga terjangkit se­jumlah virus atau penyakit seksual menular.

Bahkan, salah satunya ada hewan yang ju­ga rentan dan ter­jangkit HIV, seperti yang kini jadi hal menakutkan bagi ma­nu­sia. Berikut beberapa hewan yang juga ter­­jangkit sejumlah penyakit seksual menular dikutip dari laman Listver­se.com:

1. Sapi - Gonorea

Banyak orang berspekulasi terkait ba­gaimana gonorea, salah satu penyakit ke­lamin paling tua terjadi ditularkan ber­sama oleh sapi dan manusia. Salah satu teori paling terkenal terfokus pada hu­bu­ngan antar spesies yang mungkin benar tapi lebih menge­rikan dari sesuatu yang lainnya.

Karena sifat gonorea, tidak mungkin ma­nusia terkena penya­kit itu dengan ma­kan daging terkontaminasi. Sapi ternyata bukan satu-satunya hewan yang terinfeksi gonorea juga. Domba, anjing dan bahkan simpanse rentan terjangkit gonorea.

2. Lumba-lumba - Papil­lo­mavirus

Mamalia laut seperti lumba-lumba di­kenal karena kecer­dasannya. Sama se­perti manusia, hewan yang satu ini juga me­miliki penyakit kelamin dan penye­baran virus lewat aktivitas seksual.

Penyakit ini disebut sebagai pa­pil­lomavirus -- virus yang dapat menye­bab­kan tumbuhnya kutil di berbagai bagian tubuh, termasuk kelamin.

Hal semacam ini biasanya dialami lum­ba-lumba jenis hidung botol. Penye­baran penyakit se­macam ini akan sama terjadi seperti manusia yang berhu­bungan seks tanpa kondom, rentan sekali dengan per­tukaran penya­kit.

Meningkatnya kontaminan di dalam air telah membahayakan sistem kekebalan lumba-lumba, sehingga membuatnya le­bih mungkin untuk tertular.

3. Kelinci - Sipilis

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan bakteri spiroset Treponema pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak seksual.

Penyakit ini bahkan ditemukan hampir 12 juta kasus setiap tahun pada manusia. Ternyata, serang­an virus ini juga me­nyerang hewan kelinci.

Treponema paraluiscuniculi, bakteri yang terkait dengan sifilis pada kelinci, ber­beda dari yang ditemukan pada ma­nusia dan tidak dapat disebarkan dari ke­linci ke manusia.

Di Selandia Baru, sifilis adalah ma­sa­lah yang berkembang bagi manusia dan kelinci putih.

4. Primata - Herpes

Herpes bukan hanya penyakit yang ditularkan manusia. Banyak kasus herpes telah ditemukan di kerajaan hewan -- mulai dari gajah hingga reptil, ikan, dan bahkan tiram.

Herpes memiliki sejarah pan­jang da­lam menginfeksi primata. Setiap spesies pri­mata memiliki jenis virus herpes sen­diri. Bebe­rapa peneliti berspe­kulasi bahwa virus herpes yang terlihat pada manusia sa­ngat mirip dengan virus simpanse ka­rena ada nenek moyang yang sama jutaan ta­hun yang lalu.

5. Simpanse - HIV

Sebuah penemuan baru-baru ini me­nun­jukkan bahwa simpanse dan gorila juga rentan pada virus HIV. Hal ini dise­babkan karena 98 persen DNA manusia sama dengan hewan primata ini.

Meskipun HIV biasanya me­nyebar dari primata ke primata lain melalui hubungan seksual, peneliti yakin jika penyebarannya bisa ke manusia lantaran manusia me­ngon­sumsi daging hewan yang memiliki virus itu.

Sebuah penelitian menemu­kan bahwa kelompok simpanse di Afrika Barat 90 persen positif memiliki virus yang mirip de­ngan HIV. Namun, virus AIDS belum pernah ditemukan pada hewan ini.

6. Koala - Chlamydia

Chlamydia adalah penyakit menular seksual umum yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis. Chlamydia me­nyebabkan penyakit pada mata dan alat ke­lamin manusia. Infeksi Chlamydia da­pat menyebabkan penderitanya meng­alami keman­dulan.

Meskipun lebih dari satu juta orang telah didiagnosis dengan mengalami Chlamydiia, itu semua dapat diobati. Na­mun, bagi kerajaan hewan, penyakit ini tidak dapat disembuhkan.

Virus ini menyerang berbagai hewan, dari burung, mamalia hingga reptil. Na­mun, jenisnya berbeda dari yang terlihat pada manusia, sehingga membuatnya lebih sulit untuk diobati.

Hal ini telah menjadi masalah utama bagi koala, yang jumlahnya sudah ber­ku­rang karena perbu­ruan dan hilangnya habitat. 50 per­sen koala yang dirawat di Queens­land dan New South Wales telah dinya­takan positif menderita chlamydia. (listvc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi