Kamuflase Bunglon Menarik Perhatian Ilmuwan

kamuflase-bunglon-menarik-perhatian-ilmuwan

BUNGLON sudah lama dike­nal sebagai si jago menyamar, de­ngan kemampuannya berubah war­na kulit sesuai situasi dan kon­disi di sekitarnya. Kemampuan ka­muflase bunglon menarik perha­tian para ilmuwan untuk meneliti he­wan tersebut.

Di antara pertanyaan-perta­nya­an tentang bunglon, ada satu yang unik dan menggelitik: apa war­na bunglon jika berada di dalam rua­ngan penuh cermin?

Bunglon jantan. “Warna bung­lon bukan sekedar untuk kamu­fla­se,” kata Eli Greenbaum, ahli ge­netik evolusioner Universitas Te­xas di El Paso.

Warna tersebut juga berubah seiring perubahan suhu atau emosi. Bunglon jantan menjadi emosional ketika mereka melihat pejantan lain yang berpotensi menjadi sai­ngannya di habitat atau dalam pere­butan betina.

“Bunglon jantan, dalam ba­nyak kasus, akan berubah warna dalam sekejap sebagai respon ketika ia melihat pejantan lain, termasuk ketika melihat pantulan bayangan­nya di cermin,” kata Daniel F. Hug­hes, peneliti di lab Greenbaum.

Bunglon jantan yang melihat “saingannya” dalam cermin akan berubah warna dari hijau menjadi kuning, oranye, atau bahkan me­rah. Demikian ungkap Mi­chel C. Milinkovitch, ahli biofisika di Uni­versitas Jenewa.

Tentang kulit bunglon jantan bisa berubah warna, para ilmuwan berpikir bahwa sel pembawa pig­men di permukaan kulit bunglon me­ngontrol perubahan warna ter­sebut. Sementara ruang di antara na­nokristal dalam lapisan kulit yang lain berfungsi memantulkan cahaya secara berbeda.

Ketika bunglon dalam kondisi tenang, nanokristal-nanokristal ter­sebut saling berdekatan dan me­mantulkan warna biru dan hijau, yang membuat warna kulit reptil tersebut berwarna hijau.

Ketika merasa terganggu, ruang antar nanokristal meluas. Hal ini menyebabkan lebih banyak cahaya de­ngan panjang gelombang lebih besar, seperti merah cerah dan ora­nye dapat dipantulkan, dan mem­buatnya tampak mencolok bagi kompetitor.

Berubah

Pejantan yang dikalahkan akan berubah warna menjadi le­bih gelap, yang bisa diartikan sebagai “To­long tinggalkan aku sendiri”, me­nurut studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan Arizona State University.

Ini adalah kemampuan pen­ting, mengingat bahwa reptil lamban ini akan kesulitan untuk melarikan diri. Lalu, yang terjadi jika bung­lon betina ditempatkan dalam rua­ngan penuh cermin.

“Bunglon betina mengubah war­na kulit untuk meng­komu­ni­ka­sikan status seksual mereka pada para pejantan,” ujar Hu­ghes. Bung­lon mediterania betina, contohnya, me­nampilkan warna ku­ning seba­gai sinyal penerimaan ajakan ka­win, demikian menurut studi.

Sinyal sosial bunglon betina mung­kin lebih sedikit karena me­reka memilih, sedangkan para pe­jan­tan berkompetisi agar bisa dipilih.

Ketika bunglon betina menatap pantulan bayangan dirinya, reak­sinya kemungkinan lebih halus dibanding reaksi pejantan.

“Komunikasi antar betina pada bunglon secara umum tak begitu di­pahami, dan mungkin tampak ku­rang jelas jika diban­dingkan de­ngan komunikasi antar pejantan,” jelas Hughes. (ttc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi