
SEKALI lagi Oxford Fashion Studio kembali ke InterContinental Paris - Le Grand untuk mempersembahkan koleksi musim gugur / musim dingin 2019 dari 13 perancang busana independen dari seluruh dunia. Setiap musim, acara ini menarik perhatian media, stylist, influencer, dan profesional industri yang ingin menemukan bakat desain terbaru dengan segala sesuatu, mulai dari koleksi bersepeda hingga couture bridal.
Perancang busana Shivani memerankan Tisharth bertajuk ‘lingkaran kehidupan’. Setidaknya perancangnya bilang koleksi ini terinspirasi oleh kutipan ‘lingkaran kehidupan’ di mana perancang merasa dalam hidup semuanya datang ke lingkaran penuh dan melengkapi setiap manusia dengan pengalaman luar biasa.
Inspirasi yang diambil dari bentuk esensial ini merupakan bagian dari masa hidup setiap manusia, setiap individu harus menjalani hidup dan menyelesaikan lingkaran. Tulle, organza, velvet, dan stretch crepes digunakan dalam warna berani dari prem hingga hitam dan perak dan abu-abu untuk menciptakan koleksi yang harmonis.
Perancang lain, Agnala mempersembahkan busana bertajuk ‘mantra tanpa takut’. Menurutnya koleksi ini terinspirasi oleh Malahayati, laksamana angkatan laut wanita pertama di dunia modern yang bertugas di angkatan laut Kesultanan Aceh. Garis sederhana menampilkan gaun, blus, celana, rok dan pakaian luar. Rinciannya terutama difokuskan pada garis leher tinggi, bahu drop, manset kancing tiga lapis, gorden, celana lurus, manik-manik dan mutiara. Malah perancang menggunakan kain tradisional dari negara asalnya Indonesia, tenun Garut (daerah di Jawa Barat, Indonesia), sutra mentah dan renda bordir mengikuti aksen Aceh.
Diungkapkannya, seni yang dapat dikenakan oleh perancang termasuk kombinasi seni kain ciptaan, pusaka, dan kain baru dari seluruh dunia. Mereka percaya tekstil dan mode dapat mempromosikan dialog yang merayakan persamaan dan perbedaan sebagai pintu gerbang dan bukannya rintangan dalam pencarian landasan bersama untuk menginspirasi dialog dan perdamaian. Tema koleksi AW2019 “éclat de la diversité” (kecemerlangan keberagaman) berfokus pada warna-warna musim gugur dan diilhami oleh harapan untuk dimasukkan daripada pengecualian manusia, seperti dedaunan warna musim gugur; sejajar dengan kemungkinan bagi kita untuk memahami dan merasa terhubung secara spiritual, dengan demikian mengilhami keseimbangan penting antara saling menghargai dan kehidupan. (Adelina Savitri Lubis)