
Oleh: Fitria Panjang.
Pada dasarnya, setiap orang memiliki titik jenuh. Tentu dengan sebab masing-masing. Entah itu disebabkan aktivitas bekerja, tugas kuliah, hiruk-pikuk perkotaan atau hal lainnya. Kita memang butuh yang namanya refreshing, menyegarkan kembali pikiran agar bisa menikmati hari esok dengan bahagia.
Menurut saya, obat yang paling mujarab mengobati kejenuhan adalah berjalan-jalan. Bisa ke gunung, pantai, danau, kolam renang, kebun binatang, museum bahkan di sini; Taman Air Percut, yang kini menjadi incaran destinasi wisata kekinian bagi masyarakat kota Medan.
Sore itu, cuaca kota Medan tampak mendung. Rasanya, memang sangat cocok untuk bersantai ria di Taman Air Percut yang berada di Jalan Paluh Gelombang, Tanjung Rejo, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Perjalanan saya menuju ke sana memakan waktu kurang lebih 45 menit dari Medan, bisa ditempuh dengan sepeda motor atau mobil. Sepanjang perjalanan, sisi kanan dan kiri kita akan disuguhkan pemandangan hamparan padi yang luas. Menuju Taman Air Percut, sebagian jalannya masih belum beraspal sehingga banyak debu dan abu yang bertebaran.
Di dalam benak saya, Taman Air Percut itu semacam taman yang banyak airnya tentu bisa berbasah-basah diri. Namun berdasarkan fakta di tempat, taman ini dulunya kolam bekas tambak yang diubah fungsi sebagai tempat rekreasi, terbentuklah nama Taman Air Percut ini; taman yang berisi dari banyaknya kolam.
Taman ini buka setiap hari pukul 08.00-18.00, harga tiket Rp. 15.000 dan sudah gratis teh kotak. Untuk hari jumat biaya masuk gratis tetapi hanya sampai pukul 14.00 saja.
Piknik yang Menyenangkan
Ada banyak wisata kota Medan yang memanjakan mata para pengunjung, tentunya dengan destinasi yang menyenangkan. Piknik yang menyenangkan tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal, mengapa tidak? Apalagi diperbolehkan membawa makanan dari luar. Untungnya di Taman Air Percut ini tidak ada pelarangan membawa makanan dari luar. Jadi, walaupun piknik, kita tetap bisa berhemat. Yang menjadi bekal andalan saya kali ini adalah daun ubi rebus, sambal belacan, ikan asin, tempe tahu goreng, lalapan dan makanan ringan lainnya. Duh, enak sekali. Walaupun di tempat rekreasi, masakan rumah selalu menjadi pilihan.
Selain makanan, kita juga diperbolehkan membawa tikar sendiri. Kalau repot membawanya, jangan khawatir di sini juga disediakan penyewaan tikar. Kumpul bersama keluarga akan lebih terasa menyenangkan jika di alam terbuka seperti ini. Tikar boleh dibentangkan kemana saja, di bawah pohon, di pinggir kolam, tetapi jangan terlalu di pinggir sekali.
Banyak tersedia bangku yang bisa kita duduki sambil menikmati wisata Taman Air Percut. Semenjak Taman Air Percut ini dibuka, antusias pengunjung tidak ada habisnya. Tempat ini sangat cocok sebagai pilihan objek wisata keluarga. Suasana yang santai, adalah solusi untuk menghilangkan kejenuhan dari lelahnya beraktivitas, sebab alam bebas ala pedesaan yang disuguhkan ini menjadi tempat yang nyaman untuk dinikmati.
Taman Air Percut menyuguhkan beragam wahana yang keren, seperti flying fox, penyewaan sepeda ontel, bird park, water ball, bebek dayung, kereta api (odong-odong), dan lainnya. Dan dilengkapi fisilitas seperti mushola, area parkir, toilet, tempat pemancingan, toko souvenir, mini zoo, restoran apung, miniatur Danau Toba, dan lain-lain. Pihak pengelola taman ini selalu tahu bagaimana cara memanjakan pengunjungnya. Dalam waktu dekat akan dibuat kolam renang, arena outbond dan perkemahan, semuanya masih dalam tahap pembangunan.
Sebagai Media Edukasi
Tanah yang diperkirakan seluas 16 hektare ini menyediakan sarana edukasi seperti kebun binatang mini, area pemancingan, motor ATV, dan penamaan pada jenis tanaman dan buah. Tempat rekreasi ini sekaligus menjadi tempat belajar bagi anak. Tempat belajar tidak hanya sebatas di sekolah saja, belajar di luar sekolah seperti alam terbuka tentu menjadi pilihan guna menambah wawasan. Kita bisa berinteraksi dekat dengan hewan di kebun binatang seperti buruk merak, burung kalkun, ayam hias, rusa dan merpati. Wahana bermain motor ATV yang cocok untuk mengasah fungsi sistem motorik anak.
Banyaknya kolam di sini tentu mempunyai fungsi masing-masing, termasuk arena pemancingan. Ditata dengan rapi sehingga kita bisa merasakan betul suasana di sini. Yang hobi memancing, perlengkapan boleh bawa sendiri atau menyewa, kemudian ikannya ditimbang per kg. Menuju kebun binatang mini, letaknya lumayan jauh. Kalian harus kuat berjalan kaki. Untuk mengitari taman ini secara keseluruhan, pakailah alas kaki yang nyaman, supaya tidak pegal. Alternatifnya, kalian bisa menyewa sepeda ontel atau naik odong-odong.
Tempat yang Instagramable
Media sosial adalah wadah yang tepat untuk mengekspresikan diri, ditambah aplikasi seperti instagram semakin banyak penggunanya. Tempat yang “instagramable” menjadi sorotan, tentu akan menjadi pilihan wisata bagi para pelancong agar bisa eksis di media sosial. Jika hal itu disebarkan di akun media sosial mereka, siapapun yang melihatnya pasti tergoda. Apalagi dengan pengambilan foto yang pas, edit dan filter yang sesuai.
Tentu akan mendapat like ataupun komentar dari teman-teman dunia maya. Selain berswafoto, kita bisa siaran “live”. Pada umumnya kita lihat dan dengar di TV atau radio. Kini semakin canggihnya dunia teknologi, aplikasi seperti facebook, instagram telah menghadirkan fitur siaran langsung. Banyak kaum remaja yang saya temui membuat vlog untuk konten mereka, saya pun ikut-ikutan.
Taman Air Percut menyajikan suasana yang cocok untuk berfoto-foto. Suasana alam yang masih asri, sangat sayang jika dilewatkan. Momen bersama keluarga memang harus diabadikan dengan berswafoto misalnya. Kemudian diunggah sebagai bentuk pengabaran pada dunia. Waktu yang tepat untuk menikmati panorama alam Taman Air Percut adalah sore hari. Alasannya, biar tidak merasakan teriknya matahari (kepanasan) dan mendapat kontras foto yang bagus. Pengagum fotografi pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini.
Sampah yang Terlupakan
Tempat wisata adalah tempat yang paling mudah ditemukannya sampah. Logikanya, semakin banyak kunjungan wisatawan, maka semakin meningkat pula sampah yang dihasilkan. Sampah menjadi sesuatu yang dianggap remeh, padahal dampaknya begitu besar. Akan mudah kita jumpai kantong plastik, puntung rokok, kemasan makanan dan minuman yang berserakan. Hal-hal seperti itu tentu membuat sakit mata. Kita sebenarnya bisa membaca namun terkadang tidak bernalar. Pelarangan mengenai membuang sampah sembarangan dianggap sekadar bacaan saja. Setelah itu bersikap cuek dan menganggap sampah di tempat wisata adalah tanggung jawab pengelola wisata semata.
Saya suka kesal melihat orang yang dengan mudahnya membuang sampah di sini. Tidak ada rasa bersalahnya. Tong-tong sampah cukup banyak disediakan dan jarak untuk menuju tong sampah juga tidak begitu jauh. Lantas apa sulitnya? Ternyata kesadaran wisatawan untuk membuang sampah tampaknya masih kurang. Sangat perlu kita tegur dan mengingatkan mereka bahwa yang menjadi penekanan di sini adalah tempat wisata bukan tempat sampah. Mengotori lingkungan berarti mengotori diri sendiri. Hal-hal kecil bisa dilakukan seperti mengantongi dulu bungkus makanan atau minuman yang dibawa sebelum menemukan tempat sampah adalah langkah yang bijak. Walau sebenarnya tidak semua orang bisa melakukan itu.
Usulan saya, perlu diperbanyak lagi tempat sampah dan petugas kebersihan selalu ada di setiap area kolam dan membersihkan setiap beberapa saat, dilakukan agar debit sampah tidak menumpuk. Meskipun pengelola Taman Air Percut berperan besar sebagai penanggung jawab kebersihan wisata, bukan berarti kita sebagai pengunjung angkat tangan dalam masalah ini. Kerjasama itu penting. Seyogianya, kita datang ke taman ini dalam keadaan bersih berarti kita pulang pun harus dalam keadaan bersih pula. Untuk itu, kerja sama antar pengelola dan pengunjung sangat diharapkan demi kenyamanan bersama.
Buat kalian yang masih suka buang sampah sembarangan dan pura-pura tidak sadar telah membuang sampah, itu orang perlu dipertanyakan di mana hati nuraninya. Mulai sekarang pikir dua kali untuk membuang sampah sesuka hati, pikirkan dampak jangka panjangnya nanti seperti apa.
Masalah sampah adalah tanggung jawab bersama, jangan bersikap bodo amat. Jadilah wisatawan yang bijak dan peduli lingkungan sekitar. Menjaga lingkungan adalah awal yang baik untuk menjaga bumi. Jangan buang sampah sembarangan, ya. Salam Lestari.
(Penulis adalah alumnus FKIP UMSU, bergiat di raunraun-sumut.com)