Peran Analisa dalam Meningkatkan Wawasan

peran-analisa-dalam-meningkatkan-wawasan

Oleh: Drs Hotma di Hita L Tobing. Hari ini, Sabtu 23 Maret 2019. Surat kabar Harian Analisa salah satu kabar terkemuka memiliki masyara­kat Suma­tera Utara (Sumut), Harian “Analisa” genap berusia 47 tahun. Terbit, lahir dan atau berdiri di kota Medan, Ibu Kota Provinsi Sumut pada 23 Maret 1972.

Makna analisa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelidikan terha­dap suatu peris­tiwa. Untuk mengetahui kea­daan yang sebenarnya, sebab musa­bab, duduk perkara dan sebenarnya, atau secara Etimo­logi, Analisis adalah uraian, penjaba­ran, kajian, kupasan, penyelidikan, studi, telah, ulasan (Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia hal.24)

Bahwa setiap berita/ infomasi wajib dianalisa secara baik dan benar dengan memegang prinsip: “Berani karena benar, takut karena salah”. Terbuka,jujur,netral dan berimbang didalam setiap pemberitaannya.

Analisa dan Makna 47 Tahun Melayani

Makna kehadiran Analisa (47 Tahun) ditengah-tengah masyarakat baik Medan, Sumut dan luar Sumut, tentu tidak semata ditentukan banyak sedikitnya tahun yang telah dilaluinya.

Tapi, sudah sampai sejauh mana kehadi­rannya dapat memberikan manfaat,arti,­kon­tri­busi dan solusi bagi para pencita dan pembacanya.

Menerima dan menyalurkan setiap aspirasi rakyat/masyarakat melalui saran media yang dimilikinya. Analisa, sebagai pengusung motto: “Membangkitkan Partisipasi Rakyat dalam Pembangunan” terbukti telah teruji dan terpecaya pada setiap harinya didalam menyajikan ber­bagai infomasi yang memberi inspirasi sekaligus mengedukasi.

Seperti kata Tigor Damanik dalam papa­rannya: Sebagai sumber inspi­rasi masyarakat umum, harian kesa­yangan masyarakat Sumut ini juga tak pernah berhenti didalam berbenah diri dan berinovasi. Berbagai rubrikasi (baru) senantiasa diluncurkan dan ditampilkan hingga berguna bagi masyarakat dan para pembacanya.

Seperti keberadaan suplemen Kesehatan, Digital, Otomatif, Properti, Cerita Pendek (setiap Rabu dan Minggu), Remaja, Pesona Alam, Hiburan, selalu hadir dan ditampilkan selain kolom Kota Medan, Kolom Sumut, Kolom Aceh dan lainnya.

Berikut berbagai sajian materi berita terkini di bidang sosial, politik, ekonomi, perbankan, kriminal, regional, nasional, internasional/ manca negara, olahraga dan berbagai berita dan suplemen lain, termasuk kolom iklan yang juga sangat diminati.

Teristimewa kolom opini, sangat digan­tungi, diminati dan difavoriti para penulis dan pembaca setia Analisa (Senin sampai Sabtu), menyajikan lima judul artikel bermutu (inklusif Tinjuan Bahasa), selain Tajuk Rencana (aktual dan analitis), Surat Pembaca (berani tapi santun) dan resensi/ bedah Buku. Kesemua mana tersaji atau disajikan secara menarik dan berbobot/berkualitas.

Tulisan di Opini tidak pernah memandang strata sosial, pendidikan dan ekonomi para penulisnya. Bergelar profesor, doktor, dosen, pemerhati, mahasiswa/ mahasiswi, pegawai negeri/swasta, ibu rumah tangga dan profesi lan, asal aktual, filosofis, berkualitas, tidak mengan­dung unsur SARA ( suku, agama, ras dan anat golongan), tidak ekstrem/ makar dan pada kolom Opini di halaman 24 atau 25.

Berita-berita di Analisa memang sungguh nikmat dan mengasyikkan untuk dibaca. Selain bermutu, lay out (tata letak kolom), tulisan dan gambarannya yang baik, jelas, estetik dan menari, juga kualitas kertas korannya lix, tidak sampai terlalu mengotori tangan pembacannya.

Sesuai pengamatan penulis, Analisa yang cuma berharga Rp. 3.000,- per eksemplarnya ini dan berlembar banyak, selalu laris manis, baik dibeli secara eceran maupun berlang­ganan oleh pecintanya. Analisa tentu menya­dari, keberada­annya tidak akan begitu berarti tanpa dukungan dan loyalitas masyarakat (pencinta/pembacanya).Bahwa kunci keber­ha­silan sebuah koran, apalagi yang berma­na­jemen professional adalah menjaga keha­diran dan keberadaan korannya tetap eksis dan selalu melekat dihati para pembaca setianya.

Juga, semua keberhasilan yang telah dicapai Analisa adalah karena dukungan penuh, kerja keras dan loyalitas seluruh personilnya (pemimpin redaksi, redaktur, warta­wan, karyawan dan lainnya) yang senantiasa pro aktif, cerdas, cermat dan professional.

Selalu berpedoman kepada : “Kode Etik Pers” sesuai UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang: “Pers” dan UU No.14 Tahun 2008 tentang: “Keterbukaan Informasi Publik”

Pengalaman Pribadi

Memang , setahun saya setiap surat kabar berusaha menghadirkan rubik bagi pemula. Entah itu generasi muda maupun anak-anak yang ingin mengekspresikan karyawan lewat puisi, cerita pendek, artikel pendek dan menggambar. Rubik seperti ini dapat dilihat di harian di ibukota provinsi. Setelah majalah Si Kuncung sudah almarhum, anak-anak bisa belajar membaca dan menuliskan karya mereka di majalah Bobo. Rubik yang sama pun dapat dinikmati di harian Pikiran Rakyat Bandung, Kedaulatan Rakyat-Yogyakarta, kompas Jakarta, Lampung Post-Bandar lampung.

Di Kota Medan sangatlah istimewa. Banyak media cetak menyediakan rubik itu. Akan tetapi setahu saya hanya Analisa-lah surat kabar yang menyediakan wadah yang lengkap. Rubik Taman Riang dan Pelajar (TRP), Rebana dan Opini. Dari 1972 hingga sekarang, semua rubik tadi tetap hadir.

Bukankah itu istimewa, bila setiap edisi Minggu, Analisa menyediakan halaman untuk Taman Riang, TRP, serta Rebana. Khususnya untuk opini, minimal 4 artikel dimuat di media kebanggan ini.

Awalnya Menulis

Dulu ketika Remaja saya bekerja sebagai penjual rokok eceran yang menjajakan ke sana ke mari, pagi hingga malam. Tepatnya di Pajak Petisah. Di samping itu juga saya menjual koran khusus di pagi hari. Menjual sambil berteriak menyam­but : “Surat kabar suratkabar (sangkin cepat menyebutkan) Analisa, Waspa­da, SIB, Mercuar, Mimbar Umum,” demikian saya jajakan dengan teriak-teriak. Saat sepi sebelum maupun menjajakan saya sempatkan untuk membaca. Melihat gambar menarik di depan. Menikmati Pak Tuntung. Membaca berita keluarga yang besar dan yang kecil. Sebagai ini sudah tiba pada hari Rabu. Sementara hati Minggulah yang paling enak, karena waktunya agak panjang dan bisa juga menkmati cerpen yang kala itu selalu muncul kode kecil di sudut: ill-akhir.

Saya menduga ilustrasi selalu dibuat oleh seorang pelukis bernama Akhir “S”. itulah mula awal saya ingin menulis cerita, tetapi belum mengerti bagaimana memulainya.

Menulislah Terus

Setelah itu saya pun menulis di Taman Riang dengan tulisan tangan. Naskah pertama adalah cernak Pak Kelana dan Penunggang Kuda. Lalu terus menulis dan mengirimkannya ke Analisa hingga tahun 1990. Sejak itu saya sering menulis cerpen dan artikel-artikel tentang seni dan budaya di rubik Rebana.

Pengalaman menulis di masa muda di Harian Analisa itulah yang membuat saya banyak menulis di media lain di hari-hari kemudian. Dewasa ini saya melihat banyak sekali penulis remaja di Analisa semakin berkembang maju. Hingga kini dengan hadirnya situs Analisa­daily online saya memantau begitu banyak penulis baru yang potensial. Bertemu dengan sahabat Facebook ini membuat semakin bersemangat, karena kalau tulisan saya dimuat, maka tema-teman yang berdomisili di Sumut dan sekitarnya sangat sudi memberi kabar. Ini jasa teman-teman FB (Facebook) yang tidak dapat dilupakan. Mereka baik hati dan banyak berjasa.

Lalu dengan hadirnya tulisan teman-teman FB (Facebook) menjadi sebuah tantangan bagi saya untuk menulis terus.

Menurut hemat saya, keinginan menulis timbul karena membaca. Karena membaca tulisan orang lain di koran, di majalah dan di buku maupun di situs. Setelah membaca timbullah ide untuk menulis. Artinya kalau seseorang tidak suka membaca, atau tidak berusaha mendapatkan bahan bacaan entah karena me­minjam atau memiliki bahan bacaan, niscaya sulitlah untuk menuat tulisan.

Kini saya ingin bersejarah, yang menjadi awal baik bagi saya bahwa alangkah elok untuk menulis, dan akan menulis terus. Terimakasih Analisa, Terima kasih sahabatku!. Dirgahayu Analisa. Selamat ulang tahun. ***

()

Baca Juga

Rekomendasi