Sulap Tongkol Jadi Sate Gepuk

sulap-tongkol-jadi-sate-gepuk

JIKA di kota besar menu ayam gepuk sudah tak asing lagi, di Ke­pulauan Seribu justru dijaja­kan sate gepuk. Walaupun nama­nya sate, bentuknya jauh dari tam­pilan sate pada umumnya. Sa­te gepuk le­bih mirip dengan otak-otak ba­kar.

Suryati yang akrab disapa Ece me­rupakan salah satu penjual sate gepuk di Pulau Panggang. Se­la­ma 30 tahun, ia telah membuat sate gepuk dan menjualnya di Pu­lau Panggang dan Pulau Pramu­ka.

"Sate gepuk bahan dasarnya ikan tongkol. Ikan dibelah dua, buang tulangnya, cabut durinya, po­tong, lalu digiling sampai halus. Setelah itu, ditambahkan bumbu bawang putih, bawang merah, asem, cabai rawit, cabai merah, gula merah, dan gongseng ke­lapa," ujar Ece kepada detikFi­nan­ce, baru-baru ini.

Ece mengungkapkan nama sate gepuk diambil karena sebe­lum ada alat peng­giling, ikan tong­kol dipukul atau digepuk terlebih dahulu. Kemudian dibungkus daun dan dibakar layaknya sate.

"Menu ini saya bikin dulu buat makan di rumah saja, tapi pas kasih tetangga pada suka, disuruh jual. Sudah dari 35 tahun yang lalu saya jual," paparnya.

Sehari-harinya, Ece mengam­bil 50 kilogram ikan tongkol de­ng­an harga per kilogramnya Rp 30 ribu. Dengan modal Rp 600 ribu, ia menjual satu sate gepuk se­harga Rp 5 ribu. Per harinya, ia me­ngaku bisa menjual 240 sate gepuk.

"Untung bersihnya bisa Rp 200 ribu per hari. Saya jual di rumah saja karena tetangga sudah ba­nyak yang tahu dan selalu pesan. Ini (sate gepuk) juga dijual online lewat kelurahan. Jadi kelurahan nanti bilang ke sini kalau ada pe­sa­nan. Mereka (kelurahan) yang kirim," kata Ece.

Ece mengaku bisnis sate ge­puk­nya bisa berjalan lancar salah satunya berkat kehadiran Teras BRI Kapal Bahtera Seva I di Pu­lau Panggang. Dengan adanya ka­­pal Bank BRI, ia bisa melaku­kan pinjaman untuk pengem­ba­ngan usahanya.

"Saya dikasih tahu warga sekitar ada kapal bank yang bisa ajukan pinjaman. Ya saya coba, pertama kali ambil Rp 20 juta untuk modal bikin sate gepuk dan bikin kapal buat menangkap ikan. Dulu kan kapal kayu, sekarang jadi kapal fiber. Lebih cepat untuk menangkap ikan. Sehari bisa dapat 80 kilogram sampai 1 kuintal," pungkasnya. ­(dtc)

()

Baca Juga

Rekomendasi