
Oleh: Murdeli
Meski tak lagi seumur jagung, masih terlalu awal menakar keberhasilan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Bireuen, H Saifannur S.Sos dengan DR H Muzakkar A Gani, SH MSi. Maklum mereka baru menjabat selama 1,5 tahun.
Begitu pun banyak gebrakan pembangunan sudah menuai hasil dan bermanfaat untuk masyarakat Kabupaten Bireuen dengan signifikan. Meski belum mampu memuaskan semua pihak. Upaya pasangan “Fakar” itu sudah berwujud.
Mulai dari realisasi penuntasan irigasi guna menjawab keresahan petani terhadap ketersediaan pengairan sawah. Dengan prioritas irigasi Aneuk Gajah Rhot di Desa Lawang, Peudada, Mon Seuke Pulot di Peusangan Siblah Krueng dan Alue Geurutut di Kecamatan Makmur.
“Kita berharap tahun 2020 ketiga irigasi itu sudah dapat dimanfaatkan, perlu dukungan semua pihak untuk kelancaran pembangunan irigasi dan saluran distribusinya,” kata Bupati Saifannur di Peusangan Selatan, beberapa waktu lalu.
Saifannur giat melobi provinsi dan Jakarta. Pada 2019 lahir program pembangunan jalan tembus dari Alue Limeng ke Krueng Simpo guna menjawab keinginan masyarakat di pedalaman. Selain perbaikan ruas jalan lainnya di sejumlah kecamatan.
Menurut Saifannur, hingga kini masih ratusan ruas jalan di 17 kecamatan yang perlu diperbaiki. “Kita membutuhkan dua tahun lagi, ada 250 ruas lagi yang belum pengaspalan. Setelah itu tersisa beberapa yang harus perawatan,” katanya.
Membangun kabupaten sama membangun rumah tangga. Bagaimana harus sinergi bapak, ibu dan anak kompak dan bersama-sama. “Pimpinan daerah itu bukan king power, tetapi pelayan masyarakat,” ucapnya Maret 2019 lalu.
Guna pengembangan kawasan perbatasan, Pemkab Bireuen merealisasikan pembangunan jembatan rangka baja pengganti jembatan gantung di Desa Pante Peusangan. Kecamatan Juli, pada tahun 2019 dengan dana Rp15 miliar. Di desa sama dilakukan cetak sawah baru seluas 600 hektar melalui APBA 2019.
Bidang peternakan, Pemkab Bireuen melalui dinas pertanian setempat melakukan pengembangan sapi indukan di sentra peternakan di Desa Ranto Panyang, Kecamatan Juli. Sebanyak 50 ekor sapi jenis Brahman Cross bantuan kementerian kini dikelola di Ranto Panyang.
Sebanyak 45 ekor lainnya dikelola tiga kelompok peternakan di Kecamatan Peusangan Selatan, Peusangan dan Simpang Mamplam. Ke depan, sentra peternakan Ranto Panyang dilengkapi fasilitas pendukung untuk menjadi kawasan wisata peternakan dan tempat pelatihan peternakan.
Percontohan di Aceh
Baru-baru ini, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah meresmikan sal penambat ternak, timbangan ternak digital dan jalan lingkungan pasar ternak di Kecamatan Gandapura, Bireuen sekaligus menjadi pasar ternak percontohan di Aceh.
Saifannur juga peduli bidang pendidikan. Ia berhasrat rangking Bireuen pada 2020 dapat keluar dari zona merah. Sebab, sekian lama pendidikan Bireuen di rangking kurang memuaskan di Provinsi Aceh. “Tahun 2020 kita sudah pada zona hijau,” ucapnya.
Untuk masyarakat miskin, Saifannur membangun rumah layak huni bagi warga miskin (duafa). Tahun 2019 dibangun 262 unit rumah sangat sederhana (RSS) melalui APBK Bireuen. Rumah dibangun melalui dinas terkait dengan verifikasi penerima yang ketat. Pada 2018 lalu telah dibangun 337 unit rumah tipe 36.
“Rumah tidak layak di daerah kita mencapai 12 ribu unit, belum termasuk KK gantung. Maka, secara bertahap Pemkab Bireuen membangun rumah layak untuk warga miskin. Selain mewajibkan setiap desa membangun dua unit rumah duafa setiap tahun melalui dana desa yang diatur dengan Perbup,” katanya.
Saifannur-Muzakkar tetap memberikan beasiswa untuk mahasiswa dan santri dari keluarga kurang mampu. Menyantuni anak yatim menjelang Ramadan, Hari Raya Idulfitri dan Iduladha. Pemkab Bireuen mengalokasikan Rp2,29 miliar pada tahun 2018. Santunan setiap tahap Rp200 ribu untuk 3. 820 anak yatim dari 17 kecamatan.
Dalam mewujudkan good goverment dan clean governance, Pemkab Bireuen ketat dalam melakukan mutasi pejabat. Untuk jabatan pejabat tinggi pratama, Pemkab Bireuen sudah dua kali melakukan seleksi terbuka untuk menjaring pejabat yang layak. Lalu peningkatan disiplin ASN.
Mutasi eselon III dan IV pun dilakukan dengan melibatkan Baperjakat untuk melahirkan pejabat berkualitas dan kompeten. “Saya berusaha agar setiap mutasi jangan sampai mengorbankan atau menzalimi pegawai, semua dilakukan sesuai mekanisme,” kata Saifannur.
Pemkab Bireuen terus melakukan perbaikan tata kelola keuangan sesuai aturan. Tak berlebihan jika Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) keempat kalinya diperoleh Pemkab Bireuen di masa Saifannur-Muzakkar pada tahun 2018 untuk tahun anggaran 2017. WTP diraih daerah itu pada tahun 2015, 2016 dan 2017.
Targetkan WTP kelima
Pada tahun 2019 ini, Pemkab Bireuen menargetkan opini WTP kelima kalinya untuk laporan keuangan tahun anggaran 2018 yang sudah diserahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Aceh. Bireuen kabupaten keempat menyerahkan laporan keuangan setelah Aceh Tamiang, Banda Aceh dan Pidie Jaya.
Pemkab yang bersinergi dengan DPRK Bireuen dapat mengesahkan APBK tepat waktu tahun anggaran 2018 dan 2019. Selain terus membangun kemitraan dengan Forkopimda dan pihak lainnya. Dengan harapan adanya kontribusi sesuai bidang tugas masing-masing.
Bidang kesehatan, Pemkab Bireuen melakukan berbagai persiapan pembangunan Rumah Sakit Regional. Rencana pembangunan Rumah Sakit Regional menunjukkan langkah kongkrit pada akhir 2018, diawali dengan penilaian harga tanah, yang dilanjutkan pelelangan DID dan rencana pembangunan.
Selain itu, pelayanan di RSUD dr Fauziah Bireuen terus ditingkatkan. Pembenahan dengan meningkatkan sarana, prasarana sumber daya manusia (SDM) untuk peningkatan mutu 14 bidang pelayanan medis di rumah sakit itu. Ditambah mayoritas Puskesmas yang sudah terakreditasi dari Kementerian Kesehatan.
Pada masa Saifannur-Muzakkar, turut merealisasikan pelestarian situs sejarah makam Kolonel Husen Yusuf di Desa Geulumpang Payong, Kecamatan Jeumpa dan memugar makam Habib Abdurrahman Al Habsyi bin Alwi atau Habib Bugak di Desa Pante Peusangan, Kecamatan Jangka, Bireuen.
Bupati Saifannur bertekad dapat melakukan banyak manfaat untuk masyarakat. Wabup Muzakkar A Gani mengatakan yang terpenting membangun Kabupaten Bireuen secara seimbang dan berkeadilan. Ternyata di tangan mereka, Bireuen baik-baik saja.***