Reksa Dana Syariah Bisa Jadi Alternatif Berinvestasi

reksa-dana-syariah-bisa-jadi-alternatif-berinvestasi

Analisadaily (Medan) - Saat ini reksa dana salah satu produk keuangan yang menjadi primadona. Tidak hanya investor, masyarakat awam juga kian tertarik melirik investasi ini.

Pengelolaan invetasi yang relatif aman karena dikelola oleh Manajer Investasi (MI) profesional, serta keuntungan yang mudah dicairkan menjadikan reksa dana sebagai produk keuangan yang cukup dilirik sebagai alternatif berinvestasi.

Komisaris PT Bareksa Prioritas Indonesia, Ari Adil mengaminkannya. Fakta reksa dana telah menjadi primadona sejalan dengan data jumlah investornya yang kian tumbuh.

Dijelaskannya, pada Februari 2019, jumlah Single Investor Identification (SID) reksa dana mencapai angka satu juta. Jika bicara tentang reksa dana konvensional, trennya bisa dikatakan cukup positif.

"Bahkan, total dana kelolaan (AUM) industri reksa dana  Indonesia (di luar produk alternatif investasi) sebesar Rp 523,5 triliun hingga 1 Maret 2019. Tumbuh 6,19 persen dibandingkan periode yang sama," kata Ari, Kamis (28/3).

Dijelaskannya, dari jumlah itu, produk reksa dana saham dan terproteksi menyumbang hingga Rp 283.22 triliun terhadap total AUM. Jumlah itu meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 2014.

Hal itu menunjukkan geliat investor yang cukup aktif untuk menambah portofolionya di produk reksa dana saham. "Minat investor di Sumut terhadap produk reksa dana cukup besar," ujarnya.

Ari menyebut, berdasarkan data Go Public Information Center Bursa Efek Indonesia (BEI) Cabang Medan, jumlah SID di Sumut saat ini berada di angka 31.510 SID. Dari jumlah itu, investor saham di Sumut sudah mencapai 28.000 orang.

"21.000 diantaranya berada di Kota Medan dan sisanya tersebar di sejumlah kabupaten atau kota yang ada di Sumut," terangnya.

Apalagi, lanjutnyq, tak dapat ditampik produk reksa dana semakin tumbuh dengan hadirnya produk reksa dana syariah yang kian diminati. Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam tentunya memiliki potensi yang besar.

Pihaknya cukup optimis melihat prospek produk reksa dana syariah ke depan. Terutama baru-baru ini ketika BEI mengeluarkan kisaran capaian jumlah investor sebanyak 89.072 investor di pasar modal syariah.

"Artinya, jumlah ini ditargetkan akan tumbuh 100 persen dari jumlah di tahun 2018 sebanyak 44.536 investor," ucap Ari.

Hal itu, sambungnya, tak terlepas dari tren masyarakat Muslim Indonesia yang mulai mengadopsi nilai-nilai syariah secara lebih inklusif ke dalam hidup mereka termasuk pilihan investasi.

Dengan semakin banyaknya MI yang mengeluarkan produk syariah, pihaknya cukup optimis bahwa kondisi tersebut akan membawa angin segar bagi pertumbuhan reksa dana syariah di tanah air.

“Apalagi didukung kemudahan teknologi dan gabungan gaya hidup masyarakat Muslim yang mulai menyadari nilai syariat seperti riba. Kami perkirakan para investor akan melirik reksa dana saham syariah ini sebagai alternatif berinvestasi,” ujarnya.

Namun, dari perspektif penasihat investasi independen, kami sarankan perlu adanya edukasi berkala untuk masyarakat khususnya calon investor tentang pasar modal syariah.

Pria yang telah mengantongi sertifikasi Wakil Manajer Investasi itu menyebutkan, hal itu penting dilakukan untuk mendukung semakin banyak asset class reksa dana syariah yang bermunculan dan berdampak pada besarnya pilihan masyarakat yang ingin meraih keuntungan dari reksa dana berbasis syariah.

"Prinsip syariah apabila diterapkan di reksa dana saham sebenarnya juga dapat ditujukan bukan hanya bagi pemeluk agama Islam," sebutnya.

Ari menilai, strategi investasi saham yang menerapkan prinsip syariah sebenarnya secara tidak langsung menyaring perusahaan-perusahaan yang dapat dianggap beresiko lebih tinggi untuk tidak diikutsertakan di portofolio, sehingga tingkat pengembaliannya pun dapat dikatakan lebih sustain.

Kemudian, lanjutny, jika ditilik lebih lanjut kontribusi investasi terhadap perekonomian sangat besar perannya. Semakin banyak investor aktif yang bertransaksi di pasar primer maupun sekunder tentu berpengaruh pada cepat atau tidaknya ekonomi di suatu sektor berjalan.

"Oleh karena itu, diharapkan berharap produk reksa dana konvensional maupun syariah dapat terus tumbuh ke depannya," Ari menandaskan.

(RZP)

Baca Juga

Rekomendasi