Cerpen

Kehilangan Sahabat Terbaik

kehilangan-sahabat-terbaik

Oleh: Nabila Anggraini.

Raihan dia adalah sahabat ter­baikku Aku bersahabat de­ngannya sudah 3 tahun dia adalah keluarga kedua setelah ayah dan ibuku. Aku tidak mempunyai kakak ataupun adik karena aku adalah anak satu-satunya, hal itulah yang membuat aku sangat menyayangi sahabatku yang sudah lama bersamaku.

Rangga... panggilnya. "Ada apa Han?" jawabku. Katanya kamu mau latihan basket yah setelah pulang sekolah2, yah kita gak bisa pulang bareng dong kalau gitu", katanya dengan sedih. "nggak, kita tetap pulang bareng, kamu tunggu aku, aku latihannya nggak lama kok', kataku lagi. "Oke deh aku tunggu yaa. Kriing... Bel sekolah pun rbunyi Kami pun bergegas masuk ke kelas untuk memulai pelajaran. Selain satu kelas kami juga duduk satu bangku, dan kami pun sering ditegur oleh guru karena keasyikan bercerita dan tidak memperhatikan pelajaran.

Ga, panggilnya. "ya, apa Han? jawabku. kamu ada pulpen lagi nggak soalnya aku lupa membawanya karena terburu-buru tadi katanya. "kamu kebiasaan yah Han pasti kalau nggak pulpen yang ketinggalan buku, nih aku kasih pinjam" jawabku.

Hehehe... makasíh banyak ya Ga, kamu memang sahabat terbaikku" katanya dengan memuji. "Raihan, Rangga. Kalian sedang apa kok ribut sekali? kata bu irma yang baru masuk tanpa kami ketahui. "Ehh. bu Irma, tidak ada bu tadi Rathan meminjam pulpen saya" kataku dengan cengengesan. "Oh..ibu pikir kalian ribut kenapa tadi".

Setelah mengikuti pelajaran hari ini akhirnya bel sekolah pun berbunyi menandakan telah usai jam pelajaran hari ini. Setelah melakukan segala kegiatan di sekolah kami pun pulang bersama. Dan memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing karena sudah merasa lelah berada seharian di sekolah. "Ga, nanti malam aku kerumah kamu ya, aku mau nanyak tentang tugas matematika. Kamu tahu kan kalau tentang makanan yaa biar sekalian ngemil juga" kataku. "Hahaha... beres itu, jawabnya "Okee. sampai jumpa Ga", balasnya. dikamar tuh, tadi dia juga bilang ke ibu kalau kamu mau datang",kata ibuku. "Ehh, matematika aku paling belakangan. "lya iya, tenang aja, tapi kalau kerumahku bawa dengan penuh percaya diri. "Yaudah kita pisah disini yaa,aku tunggu nanti malam".

Assalamualaikum. "Wa'alaikum­salam, ehh ada Raihan, masuk Han Rangganya ada iyah bu. Terima kasih bu",balasnya. Raihan pun masuk dan membuka pintu kamarku. Kami pun langsung mengerjakan tugas kami agar raihan tidak pulang larut malam, dan sesuai janji tadi siang dia pun membawa makanan yang sudah ku pesan buat cemilan kami dikala kami mngerjakan tugas. Setelah tugas kami selesai, kami pun beristirahat sebentar untuk menghilangkan lelah yang ada di pikiran kami. "Han aku bosen nih, kamu ada novel atau komik nggak?" tanyanya. "Hmm...ada tapi sudah aku masukkan kotak dan mau aku jual karena semak sekali kamar ini, kalau kamu mau baca itu ada di kotak ujung dekat tempat tidurku" kataku. Tiba-tiba raihan memanggilku dan mengejutkanku. "Ga, kamu tega yaa mau menjual buku pemberianku, waktu itu kamu bilang kamu gak bakal kasih buku ini ke siapa pun dan mau kamu simpan karena ini adalah kenang-kenangan dariku waktu itu aku memang sangat percaya sama kamu kamu sudah merusak kepercayaanku katanya dengan sedih. Dia pun langsung bergegas dari kamar dan pergi dengan hati yang hancur.

Aku baru ingat kalau itu adalah pemberian darinya. Aku telah membuat sahabatku sedih, aku sudah merusak kepercayaan seorang sahabat yang sudah seperti keluargaku. "Maafkan aku han, aku benar-benar minta maaf, aku nggak bermaksud membuat­mu sedih. Maafkan aku yang sudah merusak keperca­yaanmu. Aku janj setelah ini aku lebih menghargai apapun pemberian darimu dan akan selalu aku simpan dengan baik, aku benar-benar menyesalinya".***

()

Baca Juga

Rekomendasi