Mengenal Hernia

mengenal-hernia

Oleh: Theresia Anggriani Habeahan, S. Ked

HERNIA merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut.

Hernia yang terdiri atas cincin, kan­tong dan isi hernia, tetap meru­pakan problem kesehatan yang ti­dak bisa lepas dari problem sosial. Se­mua hernia terjadi melalui ce­lah le­mah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dice­tus­kan oleh peningkatan tekanan in­traabdomen yang berulang atau ber­kelanjutan.

Banyak orang dengan ton­jolan di­lipat paha ke dukun sebelum diba­wa ke rumah sa­kit atau dokter. Ada pula yang merasa malu bila pe­nya­kitnya diketahui orang lain. Hal-hal inilah yang ka­dangkala memper­lam­bat pe­nanganan hernia. Problem ke­dok­teran yang penting ada­lah bagai­mana mengurangi frekuensi tim­bul­nya hernia inguinalis.

Tujuh puluh lima persen dari se­mua kasus hernia di dinding abdomen muncul di daerah sekitar lipat pa­ha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct, yaitu 2:1, di mana hernia femora­lis lebih me­ngam­bil porsi yang lebih sedikit. Her­­nia fe­moralis kejadiannya ku­rang dari 10 % dari semua hernia te­tapi 40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi de­ngan inkarserasi atau stra­ngu­lasi

Bagian-bagian Hernia:

- Kantong hernia

Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, her­nia intertitialis.

- Isi hernia

Berupa organ atau jaring­an yang ke­luar melalui kan­tong hernia, mi­sal­nya usus, ovarium, dan ja­ringan pe­­nyang­ga usus (omentum).

- Pintu hernia

Merupakan bagian locus minoris re­sistance yang di­lalui kantong hernia.

Jenis (Klasifikasi) Hernia:

Menurut lokasinya:

- Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan yang tersering.

- Hernia umbilikus adalah di pusat.

- Hernia femoralis adalah di paha.

Menurut penyebabnya:

- Hernia kongenital atau bawaan

- Hernia traumatik

- Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelum­nya.

Menurut keadaannya:

- Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis ke­luar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

- Hernia irreponibel ada­lah bila isi kantung hernia tidak dapat di­kem­balikan ke dalam rongga.

- Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kem­bali kedalam rongga perut diser­tai akibat yang berupa gangguan pa­sase atau vaskularisasi. Secara kli­nis hernia inkarserata lebih di­mak­sud­kan untuk hernia irrenponibel.

- Hernia strangulata adalah jika ba­gian usus yang meng­alami hernia ter­­puntir atau membengkak, dapat meng­gang­gu aliran darah normal dan pergerakan otot serta mungkin dapat menimbulkan penyumbatan usus dan keru­sakan jaringan.

Etiologi Hernia

Penyebab terjadinya hernia:

1. Kongenital (pada anak-anak)

Bayi sudah menderita hernia ke­rena adanya defek pada tempat-tem­pat tertentu.

Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 dari ke­hamilan, terjadinya de­sen­sus vestikulorum melalui kanal ter­sebut. Penurunan testis itu akan me­narik peritoneum ke daerah scrotum sehingga ter­jadi tonjolan perito­neum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea.

Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, se­hingga isi rong­ga perut ti­dak dapat melalui kanalis ter­sebut. Tetapi da­lam beberapa hal sering be­lum me­nutup, karena testis yang kiri turun terlebih da­hu­lu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pa­da usia 2 bulan.

Bila prosesus terbuka se­bagian, maka akan timbul hid­rokel. Bila ka­nal terbuka terus, karena prosesus ti­dak berobliterasi maka akan tim­bul hernia inguinalis lateralis kongenital.

2. Didapat (pada orang de­wasa) adalah hernia yang bukan disebab­kan karena ada­nya defek bawaan te­tapi dise­babkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hi­dupnya, antara lain:

a. Tekanan intraabdomi­nal yang tinggi. Banyak di­alami oleh pasien yang se­ring mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.

b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikat­nya yang se­dikit. sedangkan pa­da orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya ja­ringan le­mak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.

c. Penyakit yang mele­mah­kan din­­­ding perut.

Hernia pada orang dewasa biasa­nya terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut me­lemah. Sejalan dengan ber­tambahnya umur, organ dan jaringan tubuh meng­alami proses degenerasi. Pa­da orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun kare­na daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menye­bab­kan tekanan intraabdomi­nal mening­kat seperti batuk-batuk kronik, ber­sin yang kuat dan mengangkat ba­rang-barang berat, mengejan.

Kanal yang sudah tertutup dapat ter­buka kembali dan timbul hernia inguinalis la­teralis karena terdorong­nya sesuatu jaringan tubuh dan ke­luar melalui defek terse­but. Akhir­nya menekan din­ding rongga yang te­lah mele­mas akibat trauma, hi­per­tropi protat, asites, kehamilan, obe­si­tas, dan kelainan ko­nge­nital dan da­pat terjadi pada semua.

Pria lebih banyak dari wa­nita, ka­rena adanya perbeda­an proses per­kembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial kom­plikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan din­ding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat di­ma­sukkan kembali. Terjadi pe­ne­kanan terhadap cincin hernia, akibat se­makin banyak­nya usus yang ma­suk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan pe­nya­luran isi usus.

Timbulnya edema bila ter­jadi ob­truksi usus yang ke­mudian menekan pem­buluh darah dan kemudian ter­jadi nekrosis. Bila terjadi pe­nyum­ba­tan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila in­karserata dibiarkan, maka la­ma kelamaan akan timbul edema se­hingga terjadi pene­kanan pembu­luh darah dan terjadi nekrosis.

Juga dapat terjadi bukan ka­rena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi pe­rut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis me­tabolik, abses. Komplikasi her­nia tergantung pada ke­adaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga per­forasi (lubang­nya) usus yang akhirnya dapat me­nimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.

Pemeriksaan Pada Hernia

Inspeksi, dengan tiga teknik pe­me­riksaan sederha­na yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.

- Hernia reponibel terdapat benjo­lan dilipat paha yang muncul pa­da waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang se­telah ber­baring.

- Hernia inguinal

- Lateralis: uncul benjolan di re­gio inguinalis yang ber­jalan dari lateral ke medial, tonjolan

berbentuk lonjong.

- Medialis: tonjolan bia­sanya terjadi bilateral, ber­bentuk bulat.

- Hernia skrotalis: benjol­an yang ter­lihat sampai skro­tum yang meru­pa­kan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.

- Hernia femoralis: ben­jol­an di­bawah ligamentum inguinal.

- Hernia epigastrika: ben­jolan di­linea alba.

- Hernia umbilikal: ben­jol­an di­um­­bilikal.

- Hernia perineum: benjol­an di pe­­rineum.

Pemeriksaan penunjang

- Hasil laboratorium, di­jumpai hasil leukositosis dan serum elek­tro­lit meningkat.

- Pemeriksaan USG

Pemeriksaan Ultrasono­grafi juga berguna untuk mem­bedakan hernia incar­se­rata dari suatu nodus lim­fa­tikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang te­raba di inguinal. Pada pasien yang sangat ja­rang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis.

- Pemeriksaan CT Scan

CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia obturator.

Penatalaksanaan Hernia

Hampir semua hernia ha­rus di­terapi dengan operasi. Karena poten­si­nya menim­bulkan komplikasi inkarse­ra­sii atau strangulasi lebih be­­­rat dibandingkan resiko yang mi­nimal dari operasi hernia (khususnya bila meng­guna­kan anastesi local). Khusus pa­da hernia femoralis, tepi ka­­nalis femoralis yang kaku me­ning­katkan resiko terjadi­nya inkarserasi.

Herniorafi adalah operasi hernia yang terdiri dari her­niotomi dan her­nioplasti. Her­niotomi adalah tin­da­kan membuka kantong hernia, me­masukkan kembali isi hernia seperti usus ke rongga abdomen, serta me­ngikat dan memotong kantong hernia. Sedangkan hernioplasti ada­lah tindakan untuk memper­kuat daerah defek, misalnya pa­da hernia ingui­nalis, tin­dak­annya memperkuat cin­cin inguinalis interna dan mem­per­kuat dinding posterior kanalis inguinalis.

Komplikasi Hernia

Komplikasi setelah operasi he­r­niorraphy biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri, hematom dan infek­si luka adalah masalah yang pa­ling s­e­ring terjadi. Komplikasi yang le­bih serius seperti per­darahan, osteitis atau atropy testis terjadi kurang dari 1 persen pada pasien yang men­ja­lani herriorraphy.

()

Baca Juga

Rekomendasi