Dolokmasihul, (Analisa). Warga masyarakat petani di Dusun III dan Dusun IV Desa Bantan, Kecamatan Dolokmasihul Serdang Bedagai (Sergai), dikoordinir Kepala Desanya, Ishak Iswanto, merasa bersyukur dan berterima kasih kepada pihak pemerintah.
Ungkapan rasa terima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Pemkab Serdang Bedagai, dan instansi terkait dikarenakan ratusan hektare lahan pertanian penduduk yang selama ini menganak sungai, dan dikeluhkan para petani di Desa Bantan, kini sudah ditangani pihak pemerintah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dusun III, Kepala Dusun IV Desa Banten, Syafri, Ketua Kelompok Tani, Sumarno, Amin, jhon, Pak Otong, pemuka masyarakat dan lainnya, kepada Analisa, Rabu (6/3) di Desa Bantan Kecamatan Dolokmasihul Sergai.
Penduduk Desa Bantan yang selama ini beraktivitas sebagai petani karet, ubi, jagung maupun padi dan Kelapa Sawit, seolah mendapatkan semangat baru, untuk mengolah kembali lahan pertanian mereka. Kendala banjir di lahan pertanian mereka mulai ditangani pihak Pemkab Sergai, dengan menurunkan alat berat, membersihkan aliran Sungai Sibaro yang pindah ke lahan pertanian penduduk, akibat sedimentasi yang diawali jebolnya tanggul Sungai Sibaro yang saat itu dibiarkan berlanjut, meski sudah disampaikan kepada dinas instansi terkait.
Kini Penduduk Desa Bantan Kecamatan Dolokmasihul mulai lega, sebab tidak lama lagi pihak Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai yang sudah berkoordinasi dengan Dinas Badan Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Sumatera Utara, akan segera melakukan normalisasi aliran Sungai Sibaro yang merupakan ancaman bagi kaum petani di kawasan ini.
Menurut mereka kondisi ratusan hektare lahan pertanian mereka terendam air, sehingga menganak sungai, disebabkan bendungan pintu air yang dibangun untuk mengairi persawahan Desa Bukit Cermin Hilir dan Desa Bantan tidak berfungsi dengan baik.
Sungai Sibaro yang meluap merobohkan bendungan tanggul yang ada, robohnya tanggul sepanjang puluhan meter itu dibiarkan berlanjut, mengakibatkan terjadinya pendangkalan sungai, air sungai sepertinya berpindah menggenangi lahan pertanian penduduk, banjir pun merendam ratusan hektare lahan pertanian mereka, yang selama ini merupakan sumber pendapatan para petani di kawasan ini.
Pantauan Analisa di lapangan alat berat Komatsu mulai beroperasi menyingkirkan sampah kayu gelondongan, dan batang pohon sawit dari dalam aliran Sungai Sibaro, yang berpindah ke lahan pertanian penduduk.
“Lahan pertanian penduduk yang selama ini menganak sungai, terlihat mulai kering, dan sudah ada pula petani yang mencoba kembali untuk bercocok tanam Jagung di lahannya.
“Wah lihat itu bang, sudah ada pula yang mulai menanam Jagung, termasuk berani juga dia, petani yang mengaku merasa trauma, karena lahan yang sudah pernah ditanami jagung saat itu hilang disapu air aliran Sungai Sibaro,” ujar Jhon. (fel)