
Banda Aceh, (Analisa). Aksi demo seribuan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi Aceh di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (9/4) sore, menolak pemberian izin perusahaan tambang PT Emas Mineral Murni (EMM) di wilayah Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Tengah, berakhir rusuh.
Para mahasiswa yang berdemo sejak pagi, dibubarkan aparat dari Polresta Banda Aceh dengan menembakkan gas air mata. Akibatnya, para pengunjukrasa menjadi kocar-kacir menyelamatkan diri ke luar areal kantor untuk menghindari semprotan gas air mata tersebut.
Mereka berlarian menuju arah Kantor Mahkamah Syariah Aceh, Taman Sultan Safiatuddin dan ke Jalan Teuku Nyak Arief depan Kantor Gubernur Aceh.
Di antaranya ada yang terjatuh dan terluka. Saat massa berlarian, juga sempat terdengar beberapa kali suara tembakan ke udara. Informasi diperoleh, kerusuhan terjadi tepat ketika azan salat Ashar berkumandang sekitar pukul 16.00 Wib.
Awalnya, mahasiswa dan polisi terlibat aksi saling dorong karena mahasiswa terus mendesak ingin berjumpa dengan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Situasi yang memanas itu berubah menjadi kerusuhan.
Mahasiswa mengaku sudah tidak sanggup lagi menunggu Plt Gubernur Aceh menemui mereka yang berdemo sejak pagi. Karena itu, mendesak untuk bisa masuk ke dalam Kantor Gubernur, sehingga memaksa personel kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang tidak terkendali lagi.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto juga terlihat ikut memberikan pengarahan kepada personel kepolisian yang mengamankan Kompleks Kantor Gubernur Aceh. Di lokasi tampak banyak personel kepolisian bersiaga menenteng senjata dan gas air mata. Selain menyemprotkan air dengan water canon, polisi juga sempat lima kali melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa.
Gunakan pasta gigi
Untuk menetralisir rasa panas akibat gas air mata, para mahasiswa umumnya menggunakan pasta gigi di kulit mereka. Para mahasiswa juga meminta pengendara yang melewati Jalan Teuku Nyak Arief depan kantor gubernur, untuk berhati-hati.
Di lokasi, terlihat banyak plastik kemasan air minuman berserakan di lantai halaman depan Kantor Gubernur Aceh. Sejumlah pot bunga ukuran besar juga rusak.Personel kepolisian terus berjaga-jaga di halaman Kantor Gubernur Aceh setelah aksi demo berujung rusuh.
Kaca Pos Satpam yang berada di gerbang masuk Kantor Gubernur Aceh, juga berpecahan dilempari massa pengunjukrasa. Selanjutnya, dua blok pagar depan kantor itu rusak karena digoyang massa.
Sebelum terjadi kerusuhan, dalam aksi tersebut, di sela-sela berorasi massa ‘menyegel’ Kantor Gubernur Aceh. Aksi segel ini dilakukan dengan menggantungkan selembar spanduk bertuliskan “Kantor Ini Telah Disegel”.
Beberapa mahasiswa nekad berdiri di atas beton pagar Kantor Gubernur Aceh seraya beberapa kali meneriakkan; “Kantor Gubernur Kami Segel” sambil mengepal tangan ke atas. (mhd)