
Medan, (Analisa). Sumatera Utara mendapat kehormatan mengelar perayaan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Sangha Agung Indonesia (SAGIN) pada Sabtu, 27 April 2019. SAGIN didirikan di Vihara Buddha Gaya, Watu Gong, Semarang, pada 21 Mei 1959 dengan nama Sangha Sutji Indonesia. Pada 23 Januari 1963 menjadi Maha Sangha Indonesia, serta kemudian disempurnakan pada 14 Januari 1974 menjadi Sangha Agung Indonesia (sebagai peleburan bersama Sangha Indonesia). Nama ini digunakan hingga hari ini.
Sedangkan 23 Januari ditetapkan sebagai Hari Sangha Agung Indonesia sebagai bentuk penghormatan kepada YA Maha Biksu Ashin Jinarakkhita. 23 Januari 1923, ia lahir di Bogor, dan 23 Januari 1954 ditahbiskan sebagai biksu di Myanmar, serta 23 Januari 1963 sangha di Indonesia menjadi lengkap dengan hadirnya pesamuhan biksu dan biksuni dari tradisi Therawada dan Mahayana.
Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Sumut Eddy Sujono Setiawan dalam siaran persnya yang diterima Analisa, Sabtu (13/4) menjelaskan, Sangha Agung Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sosok Y.A. Maha Biksu Ashin Jinarakkhita (23 Januari 1923-18 April 2002), yang merupakan putera pertama Indonesia pelopor kebangkitan agama Buddha modern di Indonesia, pasca 500 tahun keruntuhan Kerajaan Majapahit dan juga tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Buddhis di Indonesia modern. Bhante Ashin juga yang berjasa mendirikan Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI), pada bulan Juli 1955 di Semarang. Pada tahun 1979 PUUI berganti nama menjadi Majelis Buddhayana Indonesia hingga saat ini.
Eddy mengajak umat Buddha menyambut perayaan ini sebagai wujud rasa syukur dan mengenang kembali perjuangan almarhum Maha Bhikkhu Ashin Jinarakkhita.
Menurutnya, Sukong dikenal dengan semangat dan kesederhanaannya dalam mengembangkan Buddha Dhamma sampai ke seluruh pelosok Nusantara tanpa mengenal lelah. Perjuangannya sejak menjadi Anagarika telah mencetuskan ide brilian untuk menyelenggarakan upacara Tri Suci Waisak secara nasional di Candi Borobudur pada 22 Mei 1953 dan mendapat sambutan yang hangat dari berbagai kalangan. Dan menjadi satu momen penting tanda kebangkitan agama Buddha di Indonesia dan menyadari bahwa agama Buddha dan penganutnya masih ada di Indonesia.
Sementara Ketua Pelaksana Amrin Susilo Halim, mengungkapkan kegiatan perayaan HUT SAGIN diisi dengan sejumlah kegiatan di antaranya wejangan dharma, pameran dan puja relik Sukong serta seminar.
Kegiatan rencananya dibuka Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin. Sedangkan seminar yang dikemas dengan talkshow mengambil tema ‘Agama Buddha Indonesia, dalam Keberagaman Kita Bersatu’ akan menghadirkan empat narasumber, Bhiksu Aryamaitri Mahastavira, Bhiksu Dharmavimala Mahastavira, Bhikkhu Nyanasuryanadi Mahathera dan MUP Phoa Krishnaputra.
Mengingat kegiatan skala nasional yang merupakan kesempatan langka, Eddy Sujono Setiawan mengimbau pengurus majelis, organisasi keagamaan Buddha dan seluruh umat Buddha untuk bersama-sama bersemangat, bersatu padu untuk menyukseskan acara perayaan HUT Sangha Agung Indonesia 27-28 April 2019 ini. (rel/rrs)