
Oleh: MH Heikal
SIAPA yang tak mengenal rubik, kubus enam warna yang mampu membuat otak serasa berputar? Begitupun bagi sebagian orang rubik adalah permainan yang seru dan asik. Bahkan di ranah internasional ada ajang permainan rubik. Tercatat rekor-rekor yang menakjubkan di setiap kompetisinya.
Di tangan pria ini rubik bukanlah sekadar kubus berwarna belaka. Rubik-rubik disulapnya menjadi sebuah karya seni nan menawan. Pria itulah Giovanni Contardi. Meski kelahiran Pesaro, Italia, kini dia berbasis di Melbourne, Australia.
“Semua orang tahu apa itu rubik, tetapi tidak ada yang mengharapkannya untuk digunakan sebagai bentuk seni.” Inilah pendapat awal Giovanni. Dia menggapai inspirasi ini dari bintang-bintang favoritnya. Dari situ dia terpikir untuk memberikan semacam apresiasi bagi inspiratornya tersebut.
Terciptalah karya awalnya pada masa sekolah menengah. Proyek itu merupakan versi lain dari lukisan The Scream yang aslinya karya Edvard Munch. Lebih dari 900 rubik menyusun karya pertamanya itu. Setelah itu barulah muncul potret Amy Winehouse. Karya ini dihargai US$ 5.000.
“Saya memiliki ketertarikan sendiri membuat potret berdasarkan foto-foto artis. Saya melihat ada hasrat tersendiri pada ekspresi wajah yang berbeda-beda. Ini menantang saya: bagaimana saya memindahkan itu menjadi nyata. Hanya dengan menggunakan rubik.”
Pada satu hari, datang seorang pria memesan karya rubiknya itu. Konon karya itu untuk istinya sebagai kejutan hadiah Natal. Tak tanggung, karya ini dihargai begitu mahal, senilai US$ 29 ribu (sekitar Rp 400 juta).
Semakin hari karya seni rubik Giovanni semakin tenar. Apalagai ketika dia mendapat perhatian dari selebritas papan atas, Will Smith dan Dwayne Johnson. Mereka mem-posting gambar potretnya rubik mereka di media sosial.
Sebelum bergelar seniman, Giovanni telah dikenal dalam kecepatannya menyusun rubrik. Dalam World Rubic Cube Championship dia memecahkan berbagi rekor dunia. Untuk rubik 3x3x3 dia mampu menyelesaikannya dalam waktu beberapa detik saja. Padahal rata-rata orang biasa perlu waktu setidaknya satu-dua menit. Sementara untuk rubik 7x7x7 (tingkat tersulit) Giovanni mengakhirinya dengan waktu 3 jam 33 menit.
Latar belakang seninya sendiri berasal dari dunia grafiti (huruf-huruf). Oleh karena itu ia berusaha cukup keras untuk lebih memahami karya potret. Giovanni menganggap setiap rubik mewakili satu piksel. Satu demi satu disusun dengan cermat. Keterbatasan enam warna yang tersedia pada rubik menjadi tantangan utamanya.
Beberapa wajah yang menarik minatnya, ialah Marilyn Monroe (672 rubik), Will Smith (702 rubik). Ada pula Childish Gambino (728 rubik), Amy Winehouse (725 rubik), Gigi Hadid (729 rubik). Selain itu ada juga wajah-wajah Rihanna, Justin Timberlake, hingga Bob Marley.
Untuk menyelesaikan sebuah karya memerlukan waktu tiga hingga empat pekan masa pengerjaan. Hal ini memakan waktu lama sebab dia mesti memetakan desain berpola. Kemudian menyesuaikannya dengan enam warna yang tersedia pada rubik. Warna putih, merah, biru, oranye, hijau, dan kuning dibolak-balik. Berkali-kali Giovanni harus mengubah warnanya agar tampak sesuai.
Ketika mengerjakan itu, musik mendorongnya terus bersemangat. Dalam sehari, minimun ia mendengarkan musik enam hingga tujuh jam.
“Sebagian besar dari proyek ini terkait dengan budaya pop. Itu bisa jadi artis atau aktor dari film yang sangat saya sukai. Atau alunan dari musisi yang sedang saya dengarkan.”
Giovanni berpikiran, hampir setiap seniman perlu memiliki sisi kewirausahaan untuk mencapai tujuan tertentu. Seniman harus suka membaca dan belajar tentang bisnis, serta melihat bagaimana mereka bekerja. Itu akan membantu menerapkan strategi yang sebelumnya tak pernah terpikirkan.
Sekarang di samping sebagai barista di Melbourne, dia terus melanjutkan kerja seninya tersebut. Di akun Youtube-nya Giovanni gencar mempromosikan caranya berkarya. Di akun Instagram berbagai karyanya terpajang apik. Jika sempat, cobalah jenguk di @jvenb.
Semua foto diambil dari berbagai sumber dan internet terbuka.