
Medan, (Analisa). Sumatera Utara mendapat kehormatan mengelar perayaan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Sangha Agung Indonesia (SAGIN). HUT itu sendiri dibuka Menteri Agama, Drs H Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu (27/4).
SAGIN didirikan di Vihara Buddha Gaya, Watu Gong, Semarang, pada 21 Mei 1959 dengan nama Sangha Sutji Indonesia, dan pada 23 Januari 1963 menjadi Maha Sangha Indonesia, serta kemudian disempurnakan pada 14 Januari 1974 menjadi Sangha Agung Indonesia.
Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada keluarga Budhayana Indonesia yang tetap konsisten menjaga dan merawat toleransi antarumat beragama di Indonesia.
“Saya mengapresiasi sebesar-besarnya kegiatan ini, kehadiran saya disini bukan hanya untuk memenuhi undangan tapi juga untuk secara khusus menyampaikan rasa terima kasih saya kepada keluarga Budhayna Indonesia yang telah memberikan kontribusi dalam ikut memajukan kehidupan keagamaan di Indonesia,” katanya.
Ia mengajak masyarakat agar tidak hanya menjaga kualitas dalam bernegara namun harus memiliki nilai religi yang tinggi, agar perdamaian dan toleransi beragama di Indonesia tetap terjaga.
Sangha Agung Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sosok Y A Maha Biksu Ashin Jinarakkhita (23 Januari 1923 –18 April 2002). Ia merupakan putera pertama Indonesia pelopor kebangkitan Agama Buddha modern di Indonesia, pasca 500 tahun keruntuhan Kerajaan Majapahit dan juga tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Buddhis di Indonesia modern.
Bhante Ashin juga yang berjasa mendirikan Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI), pada bulan Juli 1955 di Semarang. Pada tahun 1979 PUUI berganti nama menjadi Majelis Buddhayana Indonesia hingga saat ini.
Salah satu karya besar yang ditinggalkan Biksu Ashin Jinarakkhita ialah paham Buddhayana di Indonesia. Di mana ia melihat bahwa seharusnya ajaran Buddha tidak terbagi-bagi dalam sekte-sekte yang berbeda.
Apalagi melihat histori dirinya yang pernah diajar dibawah bimbingan guru dari aliran Mahayana dan juga Theravada.
Ketua Panitia Pelaksana Upa Amrin Susilo Halim, mengungkapkan perayaan HUT SAGIN diisi dengan sejumlah kegiatan di antaranya puja relik, pameran foto biografi, seminar dan talkshow bertema “Agama Buddha Indonesia, dalam Keberagaman Kita Bersatu” menghadirkan empat narasumber yaitu Bhiksu Aryamaitri Mahastavira, Bhiksu Dharmavimala Mahastavira, Bhikkhu Nyanasuryanadi Mahathera dan MUP Phoa Krishnaputra.
Pameran foto biografi dan relik sendiri akan berlangsung hingga 5 Mei 2019 di Vihara Borobudur.
Ketua MBI Sumut UP Eddy Sujono Setiawan, mengungkapkan umat Buddha menyambut perayaan ini sebagai wujud rasa syukur dan mengenang kembali perjuangan Alm Maha Bhikkhu Ashin Jinarakkhita.
Menurutnya, Sukong dikenal dengan semangat dan kesederhanaannya dalam mengembangkan Buddha Dhamma sampai ke seluruh pelosok Nusantara tanpa mengenal lelah dan menjadi teladan bagi generasi muda untuk menjaga kelestarian ajaran Buddha. (rel/rrs)