Pesona Gemstone

Phyrus Persia yang Unik

phyrus-persia-yang-unik

Oleh: Rhinto Sustono

DARI sekian banyak vaian akik yang tersebar di belahan nusantara, tidak satu pun yang menyrupai jenis phyrus persia. Jenis ini meru­pakan salah satu batu asli dari keluarga batu natural turquoise. Batu ini banyak dicari karena memiliki keunikan, terutama pada pada pancaran urat pancawarnanya yang unik dan indah.

Orang Indonesia kerap menyebutnya dengan batu pirus. Varian warnya bermacam, ada yang biru-langit atau hijau, ada yang tembus cahaya dan ada yang tidak. Selama ribuan tahun, jenis batu ini telah dihargai sebagai batu permata.

Dari namanya, turquoise berasal dari bahasa Prancis yang artinya Batu Turki. Sebab memang dulunya batu ini dibawa dan diperkenalkan ke Eropah oleh para pedagang berkebangsaan Turki. Nama warna turquoise yang kita kenal juga merujuk pada warna batu permata ini.

Oleh bangsa Mesir kuno dan Aztec, jenis batu ini digunakan sebagai perhiasan dan batu hias. Konon dalam catatan sejarah, topeng dan makam Raja Tutankhamun dihiasi dengan batu ini. Orang Mesir kuno percaya jika warna biru merupakan simbol regenerasi, sehingga batu ini menjadi sangat berharga karena kepercayaan tersebut.

Kecuali untuk dekorasi dan perhiasan,  pirus oleh penduduk asli Amerika jenis batu ini dijadikan olahan karya seni. Bahkan batu ini juga dipercaya mampu menjadi pelindung. Orang Tibet menggu­nakan jenis batu ini untuk penyembuhan.

Kekhasan batu pirus yang mudah dikenali, yakni dari tampilan  warna biru-langitnya yang khas, hijau-bi­ru, atau hijau-buah apel, dan kemi­launya yang seperti berlapis lilin. Dengan tingkat kekerasan 5 – 6 ska­la Mohs, batu ini mudah dibedakan dari jenis permata lainnya. Ting­kat kekerasan ini pula biasa digu­nakan sebagai pembeda pirus asli dengan imitasinya.

Tak hanya dineal dengan keindahannya, konon batu pirus juga memiliki khasiat yang dipercaya membawa aura positif bagi keberuntungan pema­kainya. Raja-raja zaman dulu dan ahli pengo­batan tradisional, kerap menggunakan batu pirus untuk mengobati mata rabun dan menjaga keselamatn diri.

Terlepas dari mitos kepercayaan orang dulu, batu pirus memang khas dan kadang-kadang penampilan bintik-bintiknya berbaur antara biru dan hijau. Pirus yang berasal dari Amerika Serikat justru lain lagi, banyak mengandung unsur besi daripada aluminium, sehingga sebenarnya merupakan campuran pirus dan chalcosiderite.

Karena mengandung besi, warnanya mengarah ke hijau. Batu pirus yang biru murni jarang sekali ditemukan, yang sering malah diselingi keco­kelatan, abu-abu gelap, bahkan atau hitam seperti urat nadi, bisa tipis ataupun tebal.

Jenis pirus yang bercorak urat nadi ini disebut sebagai turquoise matrix.  Tampilannya yang terke­san padat membuat batu ini tidak tembus cahaya, kalaupun ada yang tembus cahaya, bia­sanya tidak begitu transparan. Namun kemilaunya seperti berlilin.

Meski terkesan padat, sejatinya batu pirus termasuk batu yang sangat berpori, sehingga kadang-kadang bisa diresapi polimer, lilin, atau plastik untuk meningkatkan warna dan mengeras­kan permukaannya.

Bahkan keindahan warna batu ini juga diting­katkan dengan minyak atau parafin. Makanya mudah dipalsukan dan biasanya pirus sintetis terbuat dari chalcedony atau howlite yang dicelup warna.

Para pecinta dan kolektor akik sudah tidak asing dengan batu pirus yang kadang juga disebut sebagai saudaranya lapis lazuli, sebab penam­pilannya yang mirip. Bahkan banyak yang keliru menyebutpirus sebagai batu variscite.

Sejak demam akik beberapa tahun lalu, batu pirus memang sudah mewabah di Indonesia, bahkan sampai ke Medan. Meskipun geliatnya tidak begitu terlihat, bahkan kini semakin meredup. Meski terbilang unik, batu pirus kalah pesona dari batu local layaknya bacan, panca­warna, kalimaya, lumut, dan jenis batu lokal lainnya.

Padahal sebenarnya batu pirus ini tidak kalah indah. Di pasaran lokal, batu pirus juga dibanderol tidak terlalu tinggi bahkan setara dengan batu lokal an­tara Rp150 ribu – Rp 500 ribu per buah. Meski di Me­dan tidak begitu memasyarakat, namun batu pirus per­nah menggejala dan laris manis di pasar batu Jakarta.

()

Baca Juga

Rekomendasi