Ngopi di Kebun

ngopi-di-kebun

GAYO telah menggoncang dunia dengan Kopinya, berbagai cara penyajian disu­guhkan demi memanjakan penikmat kopi. Orang Gayo berkisah “Gerara Kupi, Gerara Cerite” : Tidak ada Kopi Tidak ada Cerita. Warung kopi adalah sumber infor­masi dan tempat pertemuan yang indah.

Lima tahun belakangan ini nongkrong di warung kopi menjadi trend bagi generasi millenial. Kafe berdiri dari mulai kota sampai pelosok daerah, masing-masing me­ngan­dalkan racikan istimewa mereka lengkap dengan peralatan presser kopi agar menghasilkan cita rasa istimewa.

Kopi Gayo, kopi Sidikalang dan bebera­pa sentra kopi lainnya sudah menjadi trend dan sudah punya penggemar dengan ber­macam cita rasa, karena teste masing-masing orang berbeda. Pada jalan lintas an­tara Takengon-Bireuen tepatnya di ka­wasan Jamur Ujung, Bener Meriah sekitar 25 Km dari pusat kota Takengon terdapat suatu tempat yang unik kebun Kopi Seladang yang luasnya sekitar dua hektar lebih.

Kebun kopi ini terasa unik karena di dalamnya terdapat pondok-pondok terbuat dari kayu bahan tempatan dan di depannya dibangun Kafe tempat pemesanan kopi yang diinginkan. Bermacam-macam kopi Arabika Gayo dapat dipesan seperti Cap­pucino, Sanger, Black Manual, Ameri­cano, Espresso, Tubruk, Tubruk Wine, Tubruk Honey dengan harga pergelasnya bervariasi.

 Kebun Kopi Seladang

Masyarakat sering beranggapan bahwa kebun kopi identik dengan nyamuk, becek, hama, kumuh dan lainnya sebagainya yang kesemuanya itu bernada negatif. Pengelola dan penggagas Seladang Cofee memang agak unik seperti penampilan beliau ketika berjumpa dengan penulis yang sedang berjalan-jalan di ladangnya. Rambutnya gon­drong tetapi cukup keren dan orang bia­sa menyebutnya “Gembel”. Image negatif ini telah berhasil dirobah oleh Gembel, bahwa kebun kopi itu juga bisa berfungsi sebagai kedai kopi atau caffee shop.

Menurut kebiasaan dan teori, mem­bangun sebuah usaha haruslah ditempat ramai, pusat kota ataupun tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk. Tetapi sebuah usaha di tempat yang sepi di ladang kopi yang sedikit semak, menurut logika ku­ranglah strategis. Tetapi keya­kinan dan kete­kunan seseorang untuk berha­sil me­mang tidak selalu selaras dengan teori.

Sebelum memutuskan suatu usaha hal yang juga penting dilakukan adalah sharing ilmu atau minta pendapat dari sesama teman. Keyakinan dan usaha yang serius bisa mengalahkan teori. Usaha ngopi di kebun kopi ini dimulai pada awal tahun 2016. Udara sejuk membutuhkan minuman penghangat, usaha coffee shop di lereng bukit Burni Telong sangat menjanjikan apa lagi penyajiannya sesuai selera masa kini dengan peralatan modern. Uniknya lagi, kopi yang dijual tanpa ada pasokan kopi lain. Penjual hanya mengandalkan hasil dari perkebunan disekitar Kafe miliknya saja.

Wisata Edukasi

Anak-anak muda perkotaan yang selalu nongkrong di Coffee Shop tidak semuanya pernah melihat pohon kopi atau ladang kopi, untuk itu kecerdasan Gembel melihat peluang wisata edukasi di kebun kopi menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung yang ingin merasakan bagaimana cara dan teknik memetik kopi, beliau dengan ramah bersedia menemani pengun­jung memetik kopi sendiri dan melakukan proses lainnya seperti perontokan kulit menjadi biji.

Khususnya bagi pengunjung yang berasal dari mancanegara sangat antusias ingin mempelajari proses kopi ini sampai siap saji, dan Gembel dengan senang hati membagi ilmunya kepada pengunjung (sudah tentu memakan waktu agak lama). Tidak jarang artis dari ibu kota mengunjungi tempat ini untuk menikmati kopi di ladang kopi dan tempat ini telah menjadi program pemerintah daerah sebagai objek wisata edukasi.

Minum kopi di kafe perkotaan dan di mall sudah biasa, tetapi minum kopi di ladang kopi adalah sesuatu yang luar biasa dan menjadi pengalaman tidak terlupakan. (Muhammad Ali, MLS)

()

Baca Juga

Rekomendasi