Mengenal Penyakit Buerger

mengenal-penyakit-buerger

Oleh: dr. Onga, MHA

Penyakit Buerger ada­lah kon­disi yang ditandai de­ngan munculnya rasa nyeri pada tangan dan kaki, de­ngan kulit yang pucat. Hal itu di­se­bab­kan pembuluh darah ta­ngan dan kaki mengalami gangguan berupa pe­radangan dan pembengkakan, yang ke­mudian dapat tersumbat aki­bat terbentuknya gumpalan darah.

Kondisi ini dapat menim­bul­kan gang­­rene pada tangan atau kaki, yaitu matinya ja­ringan akibat aliran oksigen dan nutrisi ke bagian tersebut terputus. Jika telah mencapai fase ini, maka pe­nangan­an­nya adalah dengan amputasi.

Penyebab penyakit Buer­ger belum dike­tahui secara pasti. Namun, terda­pat duga­an bahwa penggunaan tem­ba­kau, baik dalam bentuk ro­kok, ce­rutu, atau produk yang dikonsumsi, me­­rupakan faktor utama penyebab kon­­disi ini. Zat yang terkandung da­lam tembakau dipercaya dapat me­nye­­babkan iritasi pa­da pembuluh darah yang ke­mudian memicu pera­dang­an.

Selain tembakau, terdapat 2 faktor lain yang diduga me­nyebabkan penya­kit Buerger, yakni faktor genetik dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang membuat sistem imun menye­rang jaringan tu­buh yang sehat.

Di Asia, penyakit Buerger lebih se­ring terjadi pada orang berusia antara 40-45 ta­hun, dan aktif atau pernah ak­tif menggunakan produk yang terbuat dari tembakau. Lakukan pemeriksaan kese­hatan secara rutin, terutama jika memiliki faktor-faktor yang dapat me­ningkatkan risiko penyakit Buerger.

Gejala Penyakit Buerger

Nyeri pada tangan dan ka­ki pen­derita penyakit Buer­ger dapat terasa sangat intens dan bisa muncul kapan saja, baik ketika pasien berakti­vi­tas maupun istirahat. Nyeri ju­ga dapat memburuk ketika pasien tengah stres atau ter­papar udara dingin.

Beberapa gejala yang da­pat dira­sakan antara lain:

* Jari kaki dan tangan pu­cat, me­me­rah, atau membiru.

* Terasa dingin, kesemut­an, atau mati rasa pada tangan dan kaki.

* Ujung jari tangan dan ka­ki terasa nyeri.

* Pembengkakan pada ta­ngan atau kaki.

Diagnosis Penyakit Buer­ger

Belum ada metode spesi­fik yang dapat mendiagnosis penyakit Buerger. Diagnosis yang dilakukan adalah de­ngan menyingkirkan penye­bab lain yang dapat menim­bulkan gejala seru­pa, selain dari penyakit Buerger.

Proses diagnosis diawali dengan pemeriksaan gejala, faktor risiko yang dimiliki, dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh. Setelah­nya, pe­meriksaan dapat di­lan­jutkan dengan tes. Bebe­rapa tes yang biasa diguna­kan, yakni:

* Tes Allen. Dalam tes ini, pasien akan diminta untuk mengepal tangan sekuat mungkin, kemudian membu­kanya. Setelah kepalan dibu­ka, dokter akan memeriksa sirkulasi aliran darah pada ta­ngan. Apabila aliran darah melambat, itu bisa menjadi tanda penyakit Buerger.

* Angiografi. Prosedur pemin­daian, seperti CT scan atau MRI, di­gu­­nakan dalam tes ini. Sebelum pe­min­daian dilakukan, terlebih dahulu akan disuntikkan zat pewarna kontras ke dalam pembuluh darah pasien. Zat pewarna kontras berfungsi memper­je­las gambaran kondisi pembu­luh darah yang ditampilkan oleh alat pe­mindai.

* Tes darah. Tes ini ber­tujuan untuk mendeteksi zat-zat tertentu di dalam darah yang kemunculannya dapat dise­babkan oleh kondisi selain pe­nya­kit Buerger.

Meskipun belum ada me­to­de yang sepenuhnya dapat menyem­buhkan penyakit Buerger, namun terdapat be­berapa cara yang bisa dilaku­kan untuk meredakan gejala yang ada. Pena­nganan pe­nya­kit ini harus disesuaikan dengan gejala yang muncul.

Penanganan gejala yang di­percaya paling efektif ada­lah dengan meng­hen­tikan penggunaan tembakau. Pasi­en harus sepenuhnya meng­hindari produk-poduk yang mengandung tem­bakau, baik itu rokok, cerutu, mau­pun produk tembakau yang di­kon­sumsi. Bila diperlukan, dokter dapat mengan­jur­kan pasien untuk mengikuti program khusus yang bertujuan untuk me­ngatasi kecanduan rokok.

Selain menghindari peng­gunaan tem­bakau, penangan­an gejala pe­nya­kit Buerger juga dilakukan dengan:

* Obat. Pemberian obat yang ber­fungsi untuk mem­perbaiki sirkulasi da­rah, men­cegah pembentukan gum­pal­an darah, merangsang tum­buhnya pem­buluh darah ba­ru, atau melebar­kan pembu­luh darah. Penentuan dosis dan jenis obat harus dikon­sultasikan lebih lanjut dengan dokter.

* Operasi. Salah satu ope­rasi yang dapat dilakukan un­tuk meredakan ge­jala penya­kit Buerger adalah sympa­thectomy yaitu memotong saraf yang menimbulkan ke­luhan. Namun, efek­tivitas penanganan penyakit Buer­ger dengan sympathectomy masih diper­de­batkan. Disku­sikan lebih lanjut dengan dokter terkait manfaat dan ri­siko prosedur yang akan di­jalani.

* Amputasi. Amputasi dilakukan ke­tika terjadi kom­plikasi, seperti in­fek­si yang tidak teratasi atau gangrene.

* Terapi stimulasi saraf tulang belakang. Terapi ini bertujuan untuk me­re­dakan nyeri dengan mengirim­kan aliran listik bertenaga kecil ke sa­raf tulang belakang. Lis­trik yang di­alir­kan terse­but berfungsi meng­ha­langi mun­culnya sensasi nyeri.

Selain beberapa metode di atas, pe­nanganan gejala juga dapat dilaku­kan di rumah. Pa­sien dapat mengom­pres ta­ngan dan kaki dengan air hangat agar aliran darah me­ning­kat, sehingga nyeri yang dirasakan dapat berkurang. Na­mun, akan lebih baik bila pera­wa­tan di rumah didisku­sikan terlebih da­hulu dengan dokter. Dokter akan me­nen­tu­kan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pa­sien.

Pencegahan penyakit Buer­ger da­pat dilakukan de­ngan menghindari ro­kok atau menggunakan produk yang ter­buat dari tembakau. Pasien yang mengalami ke­canduan rokok dapat ber­kon­sultasi dengan dokter. Dokter akan menganjurkan terapi un­tuk mem­bantu pasien mengatasi kecanduan.

Selain itu, upaya yang ju­ga dapat di­lakukan untuk me­nurunkan risiko penyakit Buerger, antara lain:

* Mengonsumsi makanan sehat

* Melakukan pemeriksaan rutin

* Rutin berolahraga

* Istirahat yang cukup.

()

Baca Juga

Rekomendasi