Jocelyn Ang, Puteri Sakya 2019 MBI Medan

"Ingin Memotivasi Remaja Menebar Karma Baik"

ingin-memotivasi-remaja-menebar-karma-baik
Medan (Analisa). Jocelyn Ang (16), siswa kelas X IPA-2 SMA Sultan Iskandar Muda Medan Sunggal, terpilih sebagai Puteri Sakya 2019 MBI Medan pada Pemilihan Putra Putri Sakya 2019 yang berlangsung di Grand Ocean, Cemara Asri, Minggu (12/5). Lomba Putra-Putri Sakya merupakan salah satu mata acara Waisak Fair 2019 yang diadakan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Medan. 

Putri-Putri Sakya mirip ajang pemilihan putra-putri Indonesia, namun lebih menonjolkan  pada aspek edukasi dan muatan religius agama Buddha. Lomba diikuti 80 peserta (putra-putri), dengan kategori mereka yang berusia antara 16 - 24 tahun.  Ada tiga indikator yang dinilai para juri yakni dharmais, brain, dan confidence. Pada saat audisi, dari 80 peserta, hanya 12 peserta (enam putra, enam putri) yang masuk ke tahap grand final.

Di grand final, 12 finalis lalu dinilai lag hingga tinggal empat besar dan dua besar untuk masing-masing kategori.

"Saya kaget terpilih sebagai Putri Sakya 2019, bisa masuk dua besar saja sudah syukur," ujar ujar Jocelyn saat ditemui di SMA Sultan Iskandar Muda, Medan Sunggal Jumat (17/5).

Ingin jadi dokter paru-paru

Dikenal sebagai siswa yang supel, murah senyum, Jocelyn tergolong siswa yang punya rasa percaya diri tinggi.

"Saya punya cita-cita ingin jadi dokter spesialis paru-paru," ujar putri sulung pasangan  Kianto-Lita yang mukim di Padangsidimpuan itu. Di Medan, Jocelyn dan adiknya memang tinggal bersama neneknya. Setamat SMP di Padangsidimpuan, orangtuanya memang ingin kedua anaknya sekolah di Medan. Lita, ibu Jocelyn, adalah alumni SMA Sultan Iskandar Muda 1996 dan merupakan anak asuh dr. Sofyan Tan.

Bagi Jocelyn, dokter adalah profesi mulia dan dibutuhkan  sepanjang hajat hidup manusia.

"Profesi dokter itu merupakan karma baik. Saya ingin aman di dunia juga kelak di kehidupan lain," ujar Jocelyn yang saat SD memang kerap mengisi acara  fashion show dan lomba tari modern dan tradisional di sekolahnya itu. Namun saat SMP minatnya beralih ke kegiatan akademik. Pada 2015 misalnya, ia pernah mewakili sekolahnya  pada lomba  OSN untuk bidang mata pelajaran IPS tingkat Sumut di Medan. 

Memotivasi untuk menebar karma baik

Motivasinya ikut Lomba Putra-Putri Sakya menurutnya karena dorongan untuk memotivasi remaja seusianya agar menebar karma baik. Penggemar novel-novel karya Tere Liye ini  menyebut karma baik bisa dilakukan lewat rajin beribadah di vihara dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.

Saat grand final yang menyisakan dua finalis Putri Sakya 2019, dewan juri yang terdiri atas Dharmawaty, Sarman dan Johny Sia, meminta kedua finalis memberi pidato singkat untuk meyakinkan mereka. Joyce  memilih menerangkan ajaran  Ehipassiko dari sang Buddha.

"Buddha berkata bahwasanya beliau tak pernah memaksa orang untuk mengikuti ajarannya. Namun beliau ingin orang melihat, datang, kenali, dan buktikan darma Sang Buddha," kata Jocelyn yang Juara III di kelasnya itu. (ja)

()

Baca Juga

Rekomendasi