
Kualasimpang, (Analisa). Suyetno (47) peternak kambing etawa di Desa Benua Raja, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang kewalahan melayani pesanan susu kambing setiap hari dari konsumen. Sebab, pemesan bukan hanya dari warga lokal, melainkan dari luar daerah seperti Banda Aceh, Medan dan Riau.
“Alhamdulillah selama bulan puasa ini setiap hari susu kambing bisa terjual 30-40 botol untuk pelanggan di sekitar sini. Mereka ada yang pesan antar dan pesan datang langsung ke kandang,” kata Yetno kepada Analisa, Sabtu (18/5).
Yetno berujar, 'banjirnya' permintaan susu kambing etawa dikarenakan banyak masyarakat mulai paham manfaat kesehatan minum susu, khususnya susu murni etawa yang kaya protein dan dipercaya dapat mengobati bermacam penyakit. “Bagi yang kurang suka minum susu langsung, untuk menambah aneka rasanya bisa dicampur dengan kopi atau sirup,” ujarnya.
Diutarakan, saat ini dia memiliki 120 ekor indukan kambing etawa siap perah. Meski per hari mampu menghasilkan susu segar sebanyak 25-30 liter/hari, namun industri rumahannya itu selalu kekurangan stok susu. Pemesan pun rela antre untuk membeli susu etawa di rumah Yetno.
Tak semua terlayani
“Kita peras susu digilir pagi, siang dan sore. Permintaan ada dari Banda Aceh, Medan dan Riau. Tapi tidak semua pelanggan terlayani. Kadang ada yang pesan hari ini besok baru ada susu,” jelasnya.
Menurutnya, susu etawa murni pascadiperah, disaring, bersihkan dan langsung dimasukan ke lemari es agar tahan lama. Susu yang akan dikirim ke Medan, Riau dan Banda Aceh harus dibekukan untuk menjaga kualitasnya.
Untuk menarik minat pembeli, Suyetno juga mengubah kemasan susu dari plastik ke botol. Harga susu dibuat lebih mahal Rp20 ribu/botol. “Memang lebih mahal, tapi kemasan botol ini lebih higienis dan steril dibanding plastik. Setelah ganti kemasan, usaha kami ini sudah mendapat label halal dari MUI Aceh,” ungkapya.
Yetno juga beternak kambing domba 50 ekor untuk dijual dagingnya. Selama Ramadan ini, sudah menjual tiga ekor domba. Juga disediakan kambing untuk keperluan akikah.
Dalam mengembangkan usahanya, Suyetno dibantu 4 karyawan yang bertugas membersihkan kandang, cari pakan dan perah susu. Setiap bulan ketua kelopok ternak kambing etawa ini mengeluarkan biaya Rp7 juta sampai Rp8 juta untuk gaji karyawannya.
Kandang kambing etawa Yetno juga selalu menjadi objek penelitian sejumlah universitas ternama baik dari dalam maupun luar Aceh. “Setahun lalu kita telah berhasil melakukan eksperimen perkawinan silang antara kambing domba dengan etawa. Sejumlah dosen dari IPB telah melihat hasilnya ke mari,” terang pria kelahiran Tanjung Balai, Sumut yang mengaku hanya tamatan SMP tersebut. (dhs)