BI-Ulama Kampanyekan Belanja Bijak Selama Ramadan

bi-ulama-kampanyekan-belanja-bijak-selama-ramadan

Banjarmasin, (Analisa). Bank Indonesia wilayah Kalimantan Se­la­tan merangkul para ulama untuk mem­bantu mengampanyekan belanja bijak sela­ma Ramadan dan menjelang Idulfitri 1440 untuk menekan laju inflasi di daerah.

Kepala Perwakilan BI Kalsel Herawanto pada pertemuan dengan sejumlah ulama dan organisasi keislaman Kalimantan Sela­tan di Banjarmasin Senin (20/5)  mengata­kan, peran ulama dan pondok pesantren sa­ngat strategis untuk mengajak masyarakat agar lebih bijaksana dalam berbelanja.

Upaya tersebut, tambah dia, sebagai lang­kah Bank Indonesia dan Tim Pengen­dali Inflasi Daerah (TPID) Kalsel, untuk menekan harga kebutuhan pokok di daerah.

Menurut Herawanto, semakin tinggi kon­sumsi masyarakat, akan memicu kenai­kan harga kebutuhan pokok yang pada akhir­nya akan meningkatkan inflasi.

Melalui kampanye belanja bijak, tambah dia, diharapkan akan menumbuhkan kesa­da­ran, bahwa masyarakat tidak perlu ber­be­lanja secara berlebihan, tetapi belanja se­suai dengan keperluan atau kebutuhan saja.

Sehingga, tambah dia, sangat penting bagi seluruh TPID se-Kalimantan Selatan me­ngimbau seluruh lapisan masyarakat agar ber­peran dalam pengendalian inflasi melalui bijak belanja."Imbauan dapat di­lakukan melalui kalangan ulama yang da­lam bulan Ramadan ini banyak melakukan interaksi langsung dengan masyarakat," katanya.

Selain mengimbau untuk belanja bijak, tambah dia, BI juga mendorong agar ma­sya­rakat bersedia untuk membeli daging be­ku, untuk menekan kenaikan permintaan da­ging segar. Menurut Herawanto, daging beku sama baiknya dengan daging segar, baik itu kua­litas daging maupun gizinya.

Menurut dia, selama ini, daging segar menjadi salah satu komponen pangan yang menyebabkan terjadinya inflasi, terutama menjelang Ramadan dan Lebaran Idulfitri.

"Bila masyarakat bersedia membeli da­ging beku, maka inflasi karena komoditas daging dapat terkontrol," katanya.

Selain itu, tambah dia, BI juga mendo­rong agar pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait, mengembangkan program Ru­mah Pangan Lestari (RPL) melalui pe­manfaatan lahan milik instansi dan pendi­versifikasian komoditas.

Program tersebut perlu dijalankan untuk meningkatkan produksi pangan, terutama untuk beberapa komoditas penyebab inflasi. (Ant)

()

Baca Juga

Rekomendasi