Demografi Buat Persiapan SDM Terampil Berkualitas

demografi-buat-persiapan-sdm-terampil-berkualitas

Jakarta, (Analisa). Cendekiawan Prof Dr Emil Salim mengatakan bonus demografi berupa dominasi penduduk usia produktif ha­rus dibuatkan persiapan agar warga dari generasi kini dan mendatang menjadi sumber daya manusia (SDM) terampil dan berkualitas supaya Indonesia bisa keluar dari negara ekonomi menengah (middle income country).

"Kalau kita tidak memanfaatkan (bonus demografi) ini maka tidak usah kita berpikir keluar dari middle income trap," kata Emil Salim yang juga ahli eko­nomi dalam Simposium Kebang­saan dan Perayaan 111 Tahun Kebang­kitan Nasional di Gedung IMERI, Fa­kultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Senin (20/5).

Simposium Kebangsaan itu diada­kan oleh Forum Koordinasi Lintas Fa­kultas Alumni Universitas Indonesia (Fokal UI) dengan tema "Visi Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur".

Emil yang merupakan lulusan Universitas Indonesia mengatakan bonus demografi membuka kesempatan untuk Indonesia keluar dari negara ekonomi menengah menjadi negara ekonomi ma­ju karena bonus demografi mengha­sil­kan populasi produktif yang mendo­mi­nasi penduduk negeri ini.

Dia mengatakan jika populasi pro­duktif itu tidak dipersiapkan dengan optimal maka tidak akan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu berdaya saing dan membangun bangsa, justru akan membuat beban jika tidak menjadi tenaga kerja yang terampil.

Dia mengatakan Indonesia mengha­dapi tiga tantangan utama, yakni terje­bak sebagai negara ekonomi menengah, ketimpangan yang meningkat, kom­petisi global.

Untuk mengatasi tiga tantangan uta­ma itu, Indonesia mempunyai modal yaitu bonus demografi dan urbanisasi, pembangunan kapasitas dan manaje­men pengetahuan, pertumbuhan pro­dukti­vitas dan pembangunan berkelan­ju­tan.Diperkirakan perlu 20-40 tahun untuk negara ekonomi menengah di Asia guna mencapai negara ekonomi maju, di antaranya India diperkirakan pada 2055, Vietnam tahun 2054, Fili­pina 2048, Indonesia 2043, Thailand 2035, China 2028 dan Malaysia pada 2021.

Emil mengatakan pertumbuhan eko­nomi Indonesia cenderung berada pada angka 5 persen sekian. Ketimpangan ju­ga menjadi suatu persoalan yang harus diatasi. Di lain sisi, pertumbuhan eko­nomi berlangsung lamban karena ada­nya jurang pembangunan infrastruktur sejak lama, yang kemudian digenjot be­berapa tahun belakangan ini.

Selain itu, kualitas pendidikan juga belum mengalami peningkatan yang signifikan, padahal sektor ini berpe­ngaruh pada pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas."Kita harus genjot habis-habisan kuantitas manusia berkualitas Indonesia," ujarnya.Guna mengembangkan pendidikan agar men­dukung pertumbuhan ekonomi, maka perlu dilakukan sejumlah upaya di anta­ranya pembangunan puluhan uni­ver­sitas sebagai pusat penelitian untuk meng­hasilkan berbagai inovasi dan mendukung keberlanjutan pemanfaatan optimal teknologi, menciptakan 100.000 doktor pada 2025, membangun universitas dan politeknik yang berku­alitas serta relevan dengan kebutuhan tenaga kerja dan bangsa, meningkatkan intensitas, kualitas dan relevansi pusat-pusat pelatihan bersertifikat.

Dia mengatakan indeks pembangun­an di bawah rata-rata nasional terjadi di Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Jam­bi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lam­­pung, Bangka Belitung), Jawa (Ja­wa Ba­rat, Jawa Tengah, Jawa Timur), Kaliman­tan (Kalimantan Barat, Kali­mantan Te­ngah, Kalimantan Selatan, Kali­mantan Uta­ra), Sulawesi (Sulawesi TENGAH, Sula­wesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat), Maluku (Maluku Utara), Papua (Papua Barat).

Dia mengatakan pemerintah Indonesia juga perlu terus menggenjot pemba­ngunan di wilayah Indonesia untuk ber­gerak maju dan menying­kirkan dispa­ritas pembangunan antar­wilayah. Fokus pembangunan terutama pada Indonesia bagian timur agar bisa berkembang maju dengan kota-kota lain di Jawa. Petani-petani juga harus diperkuat se­hingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitasnya untuk mening­katkan kontribusi sektor per­tanian ter­hadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Ant)

()

Baca Juga

Rekomendasi