
Oleh: Rhinto Sustono
SEKILAS batu kecubung bungur yang khas Tanjung Bintang, Lampung nyaris sama dengan batu dari Kalimantan. Jenis keluarga amethyst quartz ini sempat menggila harganya saat musim batu akik empat tahunan lalu.
Sejatinya sejak 1970-an batu kecubung bungur sudah banyak dikoleksi warga di provinsi yang memiliki taman nasional perlindungan hewan berbelalai ini. Namun popularitasnya baru melejit ketika terjadi fenomena “demam batu akik”.
Hingga kini, meski tren batu akik sudah surut, namun jenis batu bungur masih tetap diburu penggemar dan kolektor. Meskipun tentu harganya tidak lagi melambung seperti dulu.
Itu semua dikarenakan kualitas batu bungur dinilai melebihi kualitas kecubung amethyst asal Kalimantan. Secara kasat mata, memang agak sulit membedakan antara jenis batu bungur dengan kecubung asala Kalimantan. Kedua jenis batu permata tersebut memang hampir sama.
Tapi bagi pecinta akik dan kolektor, membedakan keduanya tidak terlalu sulit. Cukup dengan merendamnya ke dalam air berwadah kaca. Pada batu kecubung asal Kalimantan, akan terjadi perubahan warna, yakni dominasi ungu padatnya tidak akan mengental di satu sisi. Sedangkan pada batu bungur warnanya akan banyak memudar dan mengental di salah satu bagian. Bisa di samping atau menggumpal di tengah.
Jika meneliti penyebaran batu kecubung, sebenarnya banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Kalimantan memang tempat utamanya, namun ada juga yang dari Jawa Barat. Pun di negara lain, jenis kecubung ini ditemukan di Brazil, Kanada, India, Rusia, Madagaskar, Namibia, Sri Lanka, dan Amerika (Colorado, Georgia, Montana, North Carolina, Pennsylvania, Rhode Island, Virginia).
Di Amerika, jenis amethyst ini justru menjadi lambang batu permata. Terutama di negara bagian South Carolina-USA dan dari negara bagian Ontario-Canada.
Batu bungur asal Lampung ini merupakan tipe batu akik yang termasuk juga dalam kelompok batu kuarsa dengan tingkat kekerasan mencapai 7 skala Mohs. Dengan karakteristik warnanya yang agak memudar dan mengkilap, menjadi cirri tersendiri karena kadang tumpukan ungu beningnya ada pada satu sisi.
Dibandingkan jenis batu amethyst lainnya, kecubung bungur ini lebih berkilau. Karena kelangkaannya, akik ini sempat melambung tinggi harganya. Namun tentu tidak terlalu mahal jika untuk sebentuk cincin.
Karena penampilannya yang sangat indah, penggemar batu bungur tidak hanya didominasi kaum pria. Untuk kalung, giwang, dan gelang wanita, batu bungur akan terlihat menawan. Apalagi jika pandai memadukannya dengan potongan yang khas, bersudut maupun berpola kubus.
Pecahan kecil-kecil dari batu kecubungbungur bisa dirangkai menjadi seutas kalung yang akan sangat indah jika dipadupadankan dengan pakain wanita senada warnanya. Kemilaunya bahkan bisa membuat penampilan seseorang akan semakin menawan, elegan, dan mengesankan.