
TERUTAMA wanita, semua orang sangat tertarik bila ditawari berlian. Batu mulia yang satu ini terkenal akan kecantikan kilaunya. Masuk dalam jajaran batu mulia termahal di dunia, berlian kerap dijadikan sebagai primadona dalam industri perhiasan. Eksotisme berlian dikemas dalam bentuk cincin, kalung, anting, hingga gelang.
Harganya pun tidak main-main. Untuk bisa memiliki berlian seberat 1,5 carat saja, harus merogoh kocek sebesar US$21 ribu atau setara dengan Rp 290 jutaan. Yang menjadikan berlian begitu spesial dibanding batu mulia lainnya, berlian itu batu, batu mineral alami, crystallized carbon.
Batu mulia ini merupakan satu-satunya yang terbuat dari karbon murni, dengan presentase mencapai 99,95 persen. Yang membuat berlian berbeda karena proses pembentukannya dalam suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar. Sejatinya, berlian terbentuk jauh di dalam bumi. Kedalaman ini mencapai 1400 kilometer di bawah permukaan laut, dengan tekanan hingga 60 ribu kilobar.
Setelah jutaan tahun berlalu, oleh tekanan dan pergeseran perut bumi, barulah berlian secara perlahan terdorong naik ke permukaan.
Selain itu, berlian memiliki pesona yang tak dimiliki oleh batu mulia lainnya. Yaitu kemampuan memantulkan cahaya yang luar biasa baik. Semua karena karakteristik unik yang terkandung dalam berlian. Namun, jangan bayangkan orang akan menemukan berlian oval siap pakai seperti yang ada di toko perhiasan. Karena semua berlian datang dalam wujud kasar, mirip dengan kerikil.
Agar bisa memancarkan kilau indahnya, berlian harus melalui proses cutting atau asah. Ini merupakan satu-satunya kontribusi manusia dalam pembentukan berlian.
Tapi justru bagian ini yang paling penting. Mau sebagus dan sebesar apapun berlian itu, tapi jika tidak diasah dengan baik, maka nilainya tidak akan tinggi, tidak mampu menunjukkan the beauty of diamond.
Berlian juga dikenal sebagai batu paling keras di dunia. Tak ada satupun yang mampu menggores ataupun membelah berlian, selain berlian itu sendiri. Daya tahannya yang luar biasa inilah yang semakin meningkatkan nilai berlian. Maka tidaklah mengherankan, berlian jadi perhiasan yang diwariskan turun-temurun lintas generasi.
Batu ini juga tahan panas, bahkan saat terkena api sekalipun. Berlian tidak akan terbakar kalau belum tersentuh suhu 1300 derajat celcius.
Meski tercipta sangat keras, bukan berarti berlian tidak bisa pecah. Berlian baru akan hancur berkeping-keping jika terbentur pada 'weak point' atau titik lemahnya.
Proses pembentukan jutaan tahun serta ketelatenan tangan manusia dalam mengasah berlian menjadikan batu ini bernilai tinggi. Selain itu, berlian merupakan batu alam yang bisa habis. Ini yang membuat berlian jadi investasi yang nilainya tinggi.
Batu
Berlian pernah ditemukan pada sebuah batu yang berisi 30 ribu butir berlian. Sebuah batu merah dan hijau berornamen dengan 30 ribuan berlian kecil. Batu langka tersebut diambil dari tambang berlian Udachnaya, Rusia, dan disumbangkan untuk ilmu pengetahuan.
“Hal yang paling menarik memang 30 ribuan permata kecil, octahedrons yang sempurna,” ujar Larry Taylor, pakar geologi dari University of Tennessee, Knoxville, yang memaparkan penemuan ini dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union.
Konsentrasi berlian pada satu batu merupakan proses yang sangat langka dibandingkan pembentukan satu berlian, yang rata-rata hanya menyimpan 1-6 karat per ton. Satu karat sama dengan seperlima gram, atau 0,007 ons. Jumlah berlian dalam satu batu membuat Taylor dan tim penelitian terperangah. “Dapat memberikan petunjuk penting untuk sejarah geologi bumi serta asal-usul batu permata berharga,” ujarnya seperti dikutip dari Livescience.
Menurutnya, asal-usul batu mulia tersebut sangat misterius. Para ilmuwan berpikir bahwa berlian lahir jauh di bawah permukaan bumi, tepatnya di lapisan antara kerak dan mantel bumi. Letusan gunung berapi kemudian membawa bongkahan mantel kaya berlian ke permukaan.
Sebagian besar mantel hancur selama perjalanan dan meninggalkan kristal di permukaan. “Batu Udachnaya merupakan batu langka yang tercipta selama perjalanan itu,” Taylor menambahkan.
Taylor bekerja sama dengan peneliti dari Russian Academy of Sciences untuk mempelajari batu Udachnaya. Para ilmuwan memeriksa semua batu dengan sinar X tomografi. Teknologi pemindai ini mirip dengan CT Scanner medis, tapi memiliki intensitas sinar X yang lebih tinggi. Dalam sinar ini, berlian akan muncul dengan warna hitam pekat.
Ribuan
Terdapat ribuan berlian dalam berbagai lapisan batu. Kristal berukuran 1 milimeter dan membentuk octahedral, yang berarti membentuk seperti dua piramida yang direkatkan pada pangkal.
Kandungan lainnya berupa garnet merah, olivin hijau, dan piroksen. Mineral sulfida juga terdapat dalam batu ini. Sebuah model tiga dimensi yang dibentuk melalui sinar X mengungkapkan berlian terbentuk setelah garnet, olivin, dan mineral piroksin.
Bahan-bahan tersebut kemudian diambil sampelnya dan disimpan dalam kapsul inklusi. Para ilmuwan pun memasukkan elektron ke dalam batu tersebut untuk mengidentifikasi bahan kimia yang ada di dalamnya.
Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan berlian mengkristal dari cairan subduksi kerak samudra, yang mungkin terdiri atas batuan padat bernama peridotit. Subduksi merupakan proses ketika salah satu lempeng tektonik bumi meremas piringan lain di bawahnya. Hasil kajian ini akan diterbitkan Taylor dan kawan-kawannya dalam jurnal Russian Geology and Geophysics beberapa waktu lalu. (ap/ttwc/ar)