PENDUDUK asli di Brasil meliputi sejumlah besar kelompok etnis berbeda yang tinggal di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Brasil sebelum eksplorasi Eropa sekitar 1500.
Tidak seperti Christopher Columbus, yang melakukan pelayaran menuju ke Hindia Timur, bangsa Portugis, yang paling terkenal Vasco da Gama, menuju ke India melalui Samudera Hindia ketika mereka mencapai Brasil.
Kini ribuan orang yang mewakili lebih 300 suku adat berunjuk rasa mendatangi kantor-kantor pemerintah di Brasilia pada Jumat pekan lalu untuk memprotes kebijakan-kebijakan Presiden Jair Bolsonaro yang mengancam lahan-lahan reservasi mereka.
Dengan mengecat tubuh dan penutup kepala terbuat dari bulu-bulu burung Amazon berwarna-warni, mereka mengayunkan busur dan anak panah dan memukul-mukul drum sambil meneriakkan lagu-lagu perlawanan. Aksi itu terjadi pada akhir pawai tiga-hari di ibu kota Brazil itu dan menyerukan pembebasan lahan.
"Keluarga kami dalam keadaan bahaya, anak-anak kami berada di bawah ancaman, orang-orang kami diserang. Atas nama apa yang mereka katakan kemajuan ekonomi mereka ingin membunuh orang-orang kami," ujar David Karal Popygua, seorang anggota suku adat Guarani Mbya dari Negara Bagian Sao Paulo.
Bolsonaro, seorang kapten yang berubah jadi politisi, terpilih sebagai presiden pada Oktober dengan dukungan dari sektor pertanian yang telah mendorong bagi akses kepada lahan-lahan dan kendali lingkungan hidup yang sedikit.
Mereka juga menginginkannya untuk mengendurkan undang-undang kepemilikan senjata. Salah satu langkah pertamanya setelah naik ke tampuk kekuasaan pada 1 Januari membubarkan FUNAI, badan yang mengurusi suku adat, menangani keputusan-keputusan damarkasi reservasi kepada Kementerian Pertanian yang dikendalikan oleh kepentingan perladangan.
"Memalukan bagi negara yang punya pemerintahan tidak memahami perjuangan orang-orang dari suku adat dan tak punya pengetahuan mengenai semua populasi suku asli," jelas Daran, kepala suku Tupi Guarani.
Brazil memiliki lebih 850.000 orang suku asli yang jumlahnya kurang dari satu persen dari penduduknya. Mereka tinggal di kawasan-kawasan reservasi yang seluas sekitar 13 persen dari wilayah negara itu.
Pemerintah tidak segera memberikan komentar terkait protes-protes tersebut. (anc/rtr/es)