Masyarakat Terima Bantuan Beras

Ritual Penutup Ceng Beng Khidmat

ritual-penutup-ceng-beng-khidmat

Medan, (Analisa). Keluarga Besar Yayasan Budi Luhur melaksanakan ritual sembahyang penutup atau puncak kegiatan Ceng Beng (sembahyang kubur-red) di Kompleks Pekuburan Tionghoa Kedai Durian Medan Johor, Jumat (3/5)

Ketua Yayasan Budi Lu­hur Harun mengatakan, su­dah menjadi ritual yang sa­kral membakar rumah-ru­ma­han pada penutupan sembah­yang Ceng Beng. Rumah-rumahan itu diper­caya untuk arwah yang tidak memiliki rumah semasa hidupnya (orang miskin).

Ritual sembahyang penu­tup­an Ceng Beng juga diha­diri puluhan warga Tionghoa dan warga di sekitar yayasan.

Sembahyang penutupan Ceng Beng itu ditandai pe­ma­sangan puluhan batang hio dan ratusan lilin. Ada juga makanan persembahan berupa buah-buahan, kue serta lauk pauk berupa da­ging dan sebagainya. Ma­kan­an tersebut sebagai per­sem­bahan kepada para lelu­hur yang turun ke bumi dan selanjutnya akan dikembali­kan ke tempat asalnya.

“Ritual penutup sembah­yang Ceng Beng ini sebagai penutup kunci yang sebel­um­nya kunci gembok terse­but telah dibuka pada saat mengawali sembahyang atau ziarah kubur (Ceng Beng) 25 Maret sampai 5 April 2019, sehingga arwah para leluhur bisa leluasa turun ke bumi," ujar Harun yang akrab disapa Alun.

Ritual ini, tambah Alun, sebagai salah satu bentuk kepercayaan dan kepedulian mereka yang masih hidup terhadap para leluhur yang sudah meninggal. Dengan memberikan sajian berupa makanan, diyakini hidup kita akan selalu sehat dan menda­pat rezeki yang berlimpah.

Bantuan beras

Penutupan sembahyang Ceng Beng itu juga diisi pem­berian bantuan beras kepada masyarakat sekitar yang ku­rang mampu serta para anak yatim.

"Bantuan beras diberikan para donatur Yasmin Jakarta 5 ton, Golgon/Tungariojo Angkasa 1 ton, Leman Boe­di­man 1 ton, Muktar Tjuatja 1 ton, Mujur Timber 2 ton, Aseng Pratama setengah ton. Selanjutnya Alung/Siswanto Tam setengah ton, Muk Long Djakim setengah ton, Ejon 250 kg, Ajon 250 kg, Achiang Metalindo 500 kg", sebut Harun.

Menurutnya, bantuan di­utamakan untuk warga se­kitar pekuburan dan anak ya­tim. Setelah itu baru dibe­rikan kepada warga kurang mam­pu di luar lingkungan peku­buran.

Sembahyang penutupan Ceng Beng ini berlangsung khidmat dan semarak, ratus­an hio besar terlihat di jalan dan seputar lokasi sembah­yang. Hal ini juga terlihat dengan pembakaran persem­bahan berapa reflika rumah dan uang yang disaksikan keluarga besar Yayasan Budi Luhur dan warga sekitar.

"Uang kertasnya terbang sangat tinggi, itu pertanda yang baik dari leluhur", sebut Harun. (rel/msm)

()

Baca Juga

Rekomendasi